Sejarah Dan Sifat-Sifat Virus Menurut Para Ilmuan

Posted on

Sejarah Penemuan Virus

Sudah beberapa kali dunia diserang oleh wabah virus yang menakutkan, terutama dalam lima dekade terakhir. Pada tahun 1967 telah terjadi wabah virus mematikan yang kemudian disebut dengan virus Marburg. Dan penderita pertamanya adalah seorang pekerja pabrik vaksin Behringwerke di Marburg, Jerman. Dan pekerja tersebut menangani binatang-binatang percobaan untuk membuat vaksin, terutama monyet-monyet tertentu dari Afrika Tengah.
Kemudian kira-kira 10 tahun kemudian, yakni tepatnya pada tahun 1976 terjadi wabah lagi yang disebabkan oleh virus. Dan serangan utamanya terjadi di tepisan sungai Ebola. Pada tahun 1981 dunia telah dikejutkan lagi dengan adanya serangan dari virus HIV yang menyebabkan penyakit AIDS. Virus HIV telah diduga berasal dari sejenis monyet Afrika Tengah.
Dua puluh tahun kemudian yakni tepatnya pada tahun 2003 , dunia di buat heboh dengan wabah penyakit yang disebut dengan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome). Dan pada kali ini virus tersebut tidak datang dari Afrika namun datang dari Provinsi Guangdong, Cina. Sama seperti serangan-serangan virus dari kelompok coronavirus, yakni adalah virus RNA yang berbentuk bulat seperti korona (Mahkota).
Namun tahukah adan bahwa persinggungan antara manusia dengan virus, tanpa disadari sebenarnya sudah terjadi sejak ribuan tahun lalu, yakni sekitar 400 sebelum masehi, penyakit rabies yang sekarang diketahui oleh Aristoteles dan Celius Aureliarus. Pada saat itu penyakitnya disebut dengan hydrophobia (hydro yang artinya Air dan phobia yang artinya takut).
 
Awal mula pengamatan tentang virus berawal dari penyakit tanaman pada temabaku yang dilakukan dengan tanpa sengaja. Dan pengamatan tersebut telah dilakukan oleh Dmitri Iwanowski. Dia telah menduga bahwa penakit bintik-bintik daun tersebut telah disebebkan oleh bakteri. Sedangkan untuk mengisolasi penyebab penyakit tersebut Iwanowski pada tahun 1892 telah melakukan percobaan dengan membuat cairan ekstrak dari daun yang terserang penyakit, lalu diserang dengan filter bakteri.dan filter tersebut memiliki pori yang sangat kecil sehingga cairan yang mengandung bakteri akan lolos, sedangkan sel bakteri yang terdapat di dalam cairan tersebut akan tersaring. Namun Iwanowski tidak menemukan adanya bakteri pada filter tersebut. Sebaliknya cairan yang lolos dari filter akan tetap kemampuan untuk menginfeksi daun tembakau yang sehat.
Namun agen penyebab bakteri itu sendiri, baru diperkenalkan oleh Martinus Beijerinck pada tahun 1898. Dan pada tahun itu Beijerinck telah melakukan sebuah penelitian yang sama dan menyatakan bahwa ada “bentuk kehidupan” dalam cairan yang bersifat sebagai racun karena dapar menyebabkan penyakit (contagium vivum fluidum). Cairan beracun (Poisonous Fluid) itulah yang disebut sebagai virus. Kemudian pada tahun 1933, Wendell Stenley dari Institute of Rockefeller (USA) telah berhasil mengkristalkan suspensi partikel virus dari ekstrak daun tembakau. Dan pada tahun 1942, Luria dan Aderson memanfaatkan mikriskop electron untuk mengamati morfologi dari partike virus.
Kmudian pada penelitian-penelitian selanjutnya mulai menguak tabir misteri dari partikel virus tersebut. Bentuk dan struktur yang sangat sederhana tidak sebanding dengan kedahsyatannya dalam membunuh jutaan makhluk di bumi.

Virus

Arti virus dalam bahasa Latin adalah racun atau cairan yang beracun. Hal ini pun didasarkan atas fenomena bahwa dari ekstrak daun tanaman tembakau yang terinfeksi penyakit, tidak dapat ditemukan adanya agen penginfeksi ketika disaring dengan saringan bakteri. Padahal cairan yang lolos dari saringan tersebut justru memiliki potensi untuk menimbulkan penyakit yang sama. Dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, diketahui bahwa dalam cairan tersebut mengandung partikel virus yang sangat kecil ukurannya sehingga lolos dari saringan bakteri.
Tetapi masih ingatkah anda sel adalah merupakan satuan unit structural terkecil dari orgenisme hidup? Partikel virus memiliki struktur yang sangat sederhana, tidak dapat dikategorikan sebagai sel pada umumnya. Maka dari itu pakar Biologi maupun pakar Kimia tidak menggolongkan virus sebagai satuan yang hidup. Namun perlu anda ketahui bahwa vperbedaan antara benda hidup dan mati pada tingkat molekuler adalah senyawa asam nukleat (DNA).
Wendell Stanley pada tahun 1933 pada saat mengisolasi dan mempurifikasi (memurnikan) virus telah mendapatkan bentuk Kristal dari partikel virus tersebut. Kemampuan membentuk Kristal, lebih merupakan dari sifat materi kimia dari pada sifat biologis. Namun apabila partikel virus masuk kedalam sel hidup virus akan bertingkah laku seperti organisme hidup. Dan virus tersebut akan bereplikasi, memperbanyak diri seperti organisme hidup lainnya. Dan keadaan ini akan mengundang debat yang berkepanjangan, apakah virus digolongkan sebagai organisme hidup atau bukan bentuk kehidupan.
Memperdebatkan virus sebagai organisme hidup atau benda mati bukanlah hal yang utama. Dampak negative infeksi virus dapat mengancam kehidupan organisme. Maka dari itu mempelajari sifat virus jauh lebih penting. Namun apabila ditinjau dari berdasarkan sifat-sifat  yang dimiliki oleh virus maka virus bukanlah sekedar partikel kimia yang mampu menginfeksi, bereproduksi, dan membunuh sel inangnya. Dan peran virus jauh lebih kompleks lagi. Maka dengan mempelajari sifat tersebut, para pakar medis berharap dapat mengeliminir dampak negative yang ditimbulkan dari virus.
Namun apabila dibandingkan dengan sel lainnya, virus tidak memiliki ribosom dan mitokondria sehingga untuk sitensis protein dan kebutuhan energinya, virus harus memanfaatkan perangkat sel inangnya. Sedangkan untuk saat ini partikel virus didefinisikan sebagai agen penginfeksi nonseluler yang memiliki sifat atau cirri-ciri sebagai berikut :
  1. Strukturnya tersusun atas materi inti (core) berupa asam nukleat yang diselubungi oleh protein. Dan beberapa virus memiliki selubung tambahan yang disebut dengan ”envelope”
  2. Tidak dapat melakukan metabolisme sendiri (Incapable of independent metabolism). Maka dari itu virus dikatakan sebagai parasit obligat di dalam sel inang (Obligate intracellular parasite). Dan seluruh aktifitas biologis virus, hanya dapat dilakukan apabila partikel virus berada di dalam sel inangnya.
  3. Virus tidak mampu melakukan reproduksi sendiri. Reproduksi akan berlangsung setelah materi inti dan beberapa enxim virus masuk kedalam sel inang.
  4. Banyak jenis virus yang dapat dikristalkan. Bentuk Kristal virus sama seperti simetrikal Kristal molekul-molekul kimia. Tetap Kristal virus akan tetap berpotensi untuk menginfeksi sel inang dan mampu berkembang biak di dalam sel inang.

Demikainlah penjelasan mengenai sejarah dan sifat-sifat virus yang dapat kami sampaikan kepada anda melalui artikel ini yang berjudul Sejarah Dan Sifat-Sifat Virus Menurut Para Ilmuan, Semoga dapat mejadi literatur yang bermanfaat dan sampai jumpa pada posting berikutnya.

Baca juga artikel lainnya :