Pengertian Arthropoda : Ciri, Sistem Organ, Reproduksi, Klasifikasi dan Contoh Arthropoda (Hewan Berbuku-Buku)

Posted on

Arthropoda (Hewan Berbuku-Buku) – Dalam biologi, kita mempelajari tentang invertebrata (tidak memiliki tulang belakang), salah satu hewan yang termasuk invertebrata adalah filum Arthropoda. Apa yang dimaksud dengan Arthropoda? Agar lebih memahaminya, kali ini kita akan membahas tentang pengertian arthropoda, ciri, sistem organ, reproduksi, klasifikasi kelas dan contoh arthropoda secara lengkap.

Baca Juga : Pengertian Nemathelminthes (Cacing Gilik)

Pengertian Arthropoda (Hewan Berbuku-Buku)

Artropoda merupakan filum yang paling besar dalam dunia hewan dan mencakup serangga, laba-laba, udang, lipan, dan hewan sejenis lainnya. Artropoda biasa ditemukan di laut, air tawar, darat, dan lingkungan udara, termasuk berbagai bentuk simbiosis dan parasit.

Kata artropoda berasal dari bahasa Yunani ἄρθρον árthron, “ruas, buku, atau segmen”, dan πούς pous (podos), “kaki”, yang jika disatukan berarti “kaki berbuku-buku”. Artropoda juga dikenal dengan nama hewan berbuku-buku atau hewan beruas.

Lebih singkatnya, pengertian arthropoda adalah hewan yang memiliki kaki bersendi-sendi.

Ciri-Ciri Arthropoda

Arthropoda termasuk hewan triploblastik seloman. Arthropoda berasal dari bahasa Yunani, yaitu arthron yang bersendi dan podos yang berarti kaki. Jadi, Arthropoda adalah hewan yang memiliki kaki bersendi-sendi.

Tubuh Arthropoda terbagi menjadi tiga bagian, yaitu kepala (caput), dada (toraks), dan perut (abdomen). Pada kepala terdapat dua pasang antena, rahang atas (maksila), dan rahang bawah (mandibula). Di bagian dada terdapat kaki dan sayap. Bagian perut tersusun atas beberapa segmen.

Baca Juga : Pengertian Mollusca

Kerangka luar (eksoskeleton) Arthropoda yang keras tersusun atas zat kitin. Arthropoda memiliki sistem saraf tangga tali dan alat peraba berupa antena. Sistem pencemaan makanannya sudah sempurna. Arthropoda memiliki sistem peredaran darah terbuka dengan jantung pembuluh. Sistem respirasi dengan insang, trakea, permukaan tubuh, dan paru-paru buku. Sistem ekskresi dengan kelenjar hijau dan pembuluh Malpighi. Reproduksi berlangsung secara seksual dan aseksual (partenogenesis dan paedogenesis), ada hewan jantan dan betina.

Lebih lengkapnya, ciri atau karakteristik arthropoda diantaranya yaitu:

  • Memiliki 3 bagian tubuh utama yaitu tubuh bersegmen (ruas), rangka luar (eksoskeleton) yang keras, dan ekor.
  • Tubuh dibungkus oleh kutikula sebagai rangka luar yang terbuat dari protein dan kitin.
  • Esoskleten bersifat kaku dan keras dan dapat mengalami pergantian pada kurun waktu tertentu yang disebut eksidisis.
  • Ukuran tubuh bervariasi.
  • Bentuk tubuh simetris bilateral.
  • Sifat hidup: parasit, heterotropik, dan hidup secara bebas.
  • Alat pernapasan: Trakea, insang, dan paru-paru (berbuku)
  • Alat pencernaan lengkap (mulut, kerongkongan, usus, dan anus)
  • Bereproduksi secara seksual dan aseksual.
  • Sistem saraf berupa tangga tali dan alat peraba berupa antena
  • Hidup di darat, air tawar dan laut.
  • Sistem peredaran darah terbuka, darah tidak memiliki hemoglobin.

Baca Juga : Pengertian Annelida

Sistem Organ Arthropoda

Sistem Pencernaan Arthropoda

Pencernaan arthropoda merupakan sistem pencernaan yang sempurna dengan dilengkapi alat pencernaan lengkap yang terdiri dari mulut, kerongkongan, usus, dan anus. Mulut dilengkapi dengan alat-alat mulut dan anus terdapat di segmen posterior.

Sistem Peredaran Darah Arthropoda

Peredaran darah Arthropoda adalah terbuka dan darahnya berwarna biru, karena mengandung hemosianin.

Sistem Pernapasan Arthropoda

Arthropoda memiliki sistem pernapasan berupa trakea, insang, paru-paru buku atau melalui seluruh permukaan tubuhnya.

Sistem Ekskresi Arthropoda

Arthropoda memiliki sistem ekskresi yang berupa kelenjar hijau atau dengan pembuluh malpigih yang ada pada usus belakang.

Sistem Saraf Arthropoda

Sistem saraf arthropoda berupa tangga tali dan alat peraba yang berupa antena. Ganglia berfungsi sebagai pusat refleks dan pengendalian seluruh kegiatan.

Baca juga : Pengertian Echinodermata

Sistem Reproduksi Arthropoda

Reproduksi arthropoda dilakukan secara seksual dan aseksual (partenogenesis dan paedogenesis). Sistem reproduksi arthropoda adalah terpisah, artinya ada hewan jantan dan ada juga hewan betina.

Cara Reproduksi Arthropoda

Arthropoda bereproduksi secara generatif. Pada umumnya, gonokoris atau alat kelamin terletak pada individu yang berbeda, tapi ada juga yang hermafrodit. Reproduksi arthropoda bisa terjadi melalui perkawinan (kopulasi) dan partenogenesis.

Partenogenesis adalah pembentukan individu baru tanpa melalui pembuahan, di mana sel telur yang tidak dibuahi oleh sperma akan tumbuh menjadi individu jantan yang memiliki jumlah kromosom separuh dan individu betina.

Klasifikasi Arthropoda

Arhtropoda dikelompokkan dalam empat kelas, yaitu Crustacea (udang-udangan), Arachnidae (laba-laba), Myriapoda (lipan), dan Insecta (serangga).

Kelas Crustacea (Udang-Udangan)

Crustacea sering dinamakan udang-udangan. Ciri- ciri umum Crustacea, yaitu memiliki eksoskeleton yang bersendi-sendi terbuat dari zat kapur (kitin). Kerangka luar di bagian kepala-dada disebut karapaks. Bagian kepala dengan ujung meruncing disebut rostrum. Di bawahnya terdapat mata bertangkai. Dengan adanya eksoskeleton atau kerangka luar, udang memiliki kulit yang keras. Fungsinya adalah melindungi alat-alat dalam. Di bagian belakang tubuh, terdapat alat kemudi semacam ekor. Alat kemudi bagian atas disebut telson dan bagian bawah disebut uropoda. Telson dan uropoda merupakan modifikasi kaki renang yang berubah fungsi menjadi kemudi. Crustacea berproduksi secara seksual. Alat kelaminnya terpisah pada dua individu berbeda, yaitu jantan dan betina. Hewan ini mengalami pergantian kulit yang terjadi secara periodik, disebut ekdisis. Crustacea memiliki susunan saraf tangga tali. Selain itu, tubuhnya dilengkapi dengan indra peraba dan alat keseimbangan yang disebut statokis di dasar antenulae untuk mengetahui posisi tubuh Crustacea.

Baca Juga : Pengertian Porifera

Crustacea dibagi menjadi dua subkelas, yaitu subkelas Enteromostraca dan subkelas Malacostraca.

Subkelas Enteromostraca

Enteromostraea merupakan udang tingkat rendah, yaitu udang yang bersifat sebagai zooplankton. Enteromostraca dibedakan menjadi ordo Branchiopoda. Ostracoda, Copepoda, dan Cirripedia.

Branchiopoda memiliki tubuh transparan dan menembus cahaya. Tubuhnya berukuran 0,25-10 cm. Contohnya Daphnia sp. dan Oniscus asselhis (penggerek kayu). Ostracoda mempunyai ukuran tubuh hanya beberapa milimeter, contohnya Gammarus sp.

Copepoda mempunyai tubuh yang dapat dibedakan atas sefalotoraks dan abdomen. Bentuk larvanya disebut nauplius. Nauplius mengalami ekdisis menjadi metanauplius yang hidup parasit pada ikan. Contohnya. Lemcieci cyprinaceae. Cirripedia hidup di laut, menempel pada batu-batuan, melekat pada kapal atau mengapung di permukaan laut. Selain itu, ada juga yang parasit pact paus, kura-kura, dan hewan lain.

Subkelas Malacostraca

Malacostraca merupakan udang tingkat tinggi, yaitu kelompok udang yang hidup sebagai predator. Padi umumnya tubuh Malacostraca terdiri atas 14 segmen: 8 segmen sefalotoraks dan 6 segmen abdomen. Salah san. anggota Malacostraca adalah ordo Decapoda.

Baca Juga : Kelas Arthropoda

Decapoda memiliki kaki sepuluh (5 pasang) pada segmen dada. Tiga pasang kaki paling depan mengalami perubahan fungsi sebagai rahang. Pada segmen perut ada 6 kaki dan berakhir dengan ekor. Karapaks melindungi sefalotoraks dan insang. Organisme yang termasuk Malacostraca, antara lain Pepcmus sp. (udang windu), Pcinulirus argus (lobster), Macrobranchium rosenbergi (udang galah), Pcinulirus versicolor (udang karang), Palaemon carcinus (udang sating), Squilla empusa (udang belalang), Portunus sexdentatus (kepiting), Birgus latro (ketam kenari, merupakan hama pada tanaman kelapa), Paratelphusa maculata (yuyu), dan Mcicrocheira kaempferi (kepiting raksasa).

Udang dan kepiting yang termasuk Decapoda dimanfaatkan sebagai bahan makanan karena merupakan sumber protein tinggi. Kelompok Enteromostraca (udang tingkat rendah) merupakan zooplankton yang penting bagi perikanan. Beberapa Copepoda merupakan parasit pada ikan. kura-kura, dan paus. Isopoda merupakan penggerek kayu yang dapat merusak kapal atau perahu.

Kelas Arachnida (Laba-Laba)

Ciri-ciri umum Arachnida diantaranya yaitu:

  • Tubuh terdiri atas kepala-dada yang menyatu dengan perut serta dilengkapi dengan beberapa pasang mata tunggal
  • Tubuh memiliki empat pasang kaki.
  • Sistem respirasi dengan paru-paru buku.
  • Sistem peredaran darahnya terbuka.
  • Sistem pencernaan makannya sudah sempurna, memiliki lima pasang usus buntu.
  • Sistem saraf tangga tali.
  • Reproduksi seksual, ada hewan jantan dan betina.

Baca Juga : Platyhelminthes (Cacing Pipih)

Alat mulut yang pertama arthropoda disebut kelisera yang berupa alat berbentuk catut dan dilengkapi dengan kelenjar racun untuk melumpuhkan musuh (mangsa). Alat mulut kedua disebut pedipalpus, berbentuk seperti gunting untuk memegang (pada kalajengking), untuk alat gerak (pada Limulus), dan untuk memasukkan sperma ke tubuh betina (pada laba-laba). Laba-laba memiliki organ di depan anus yang menghasilkan benang sutra disebut spineret. Spineret mampu menghasilkan benang-benang yang bisa dianyam menjadi jaring untuk membuat sarang dan untuk menangkap mangsa. Arachnida dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu Scorpionida, Arachnida, dan Acarina

Scorpionida

Scorpionida memiliki pedipalpus berbentuk seperti capit, sedangkan keliseranya berukuran kecil. Segmen terakhir tubuhnya (sering disebut ekor) mempunyai alat penyengat untuk melumpuhkan mangsa. Contoh Scorpionida, yaitu Heterometrus cyaneus (kalajengking biru), Buthus sp. (ketonggeng), dan Chelifer cancroids (kala buku).

Arachnida

Arachnida mencakup laba-laba. Kelompok ini dapat membuat jaring untuk menangkap mangsa. Mengapa hewan lain yang menjadi mangsanya dapat terjerat dan melekat pada jaring tersebut, sedangkan laba-laba dapat bergerak bebas dan tidak terjerat pada jaringnya? Hal ini dapat terjadi karena laba-laba mempunyai kelenjar minyak antirekat di kakinya. Laba-laba menghasilkan benang untuk menjerat mangsa, untuk keperluan kopulasi (perkawinan), dan untuk menyelubungi telur. Setiap benang tersebut memiliki bentuk dan keuletan yang berbeda-beda. Contoh Arachnida, yaitu Ueteropoda venatoria (laba-laba pemburu), Nephila maculata (kemlandingan), Lactrodectus natans dan Loxosceles reclusa (laba-laba beracun), serta Mastigopractus giganteus (laba-laba raksasa).

Baca Juga : Cnidaria

Acarina

Acarina mencakup caplak dan tungau. Tubuh anggota kelompok Acarina tidak berbuku-buku. Saat stadium larva, Acarina memiliki tiga pasang kaki. Setelah dewasa, Acarina memiliki empat pasang kaki. Acarina memiliki gigi hipostoma (gigi yang berguna untuk menusuk inangnya dan mengisap darah inangnya). Adapun alat Haller berupa lubang perasa pada kaki. Pada tungau tidak terdapat gigi hipostoma maupun alat Haller. Acarina merupakan parasit pada hewan, tanaman, dan manusia. Organisme yang termasuk Acarina adalah Sarcoptes scabei (caplak), Dermacentor variabilis (vektor demam Rocky Mountain), Trombicula deliensis (tungau), Rhipi- cephalus sanguineus (caplak anjing), dan Otodectes cynotis (tungau kudis telinga anjing dan kucing).

Peranan Arachnida diantaranya menyebabkan penyakit terutama ordo Acarina. Selain itu, dapat digunakan untuk pengendalian populasi hama secara biologi karena mampu memangsa hama secara alamiah dan pasti tepat sasaran.

Kelas Myriapoda (Hewan Berkaki Banyak)

Ciri ciri hewan di kelas myriapoda diantaranya yaitu:

  • Tubuh terdiri atas kepala, toraks, dan abdomen.
  • Pada kepala terdapat sepasang mata, sepasang alat peraba besar, dan peraba kecil yang beruas-ruas.
  • Tiap ruas pada tubuhnya terdapat sepasang atau dua pasang kaki.
  • Sistem respirasinya menggunakan trakea.
  • Tubuh berbentuk silindris, memanjang, terdiri dari cephalon (ruas-ruas kepala).

Kelas myriapoda diklasifikasikan lagi menjadi dua, yaitu Chilopoda (Scolopendra subspinipes (lipan)) dan Diplopoda (Julus teristris (luwing)), Myriapoda memiliki peran dalam penguraian sampah organik.

Insecta (Serangga)

Insecta (serangga) dalam bahasa latin disebut dengan Insectum yang berarti terpotong menjadi bagian-bagian yang disebut dengan serangga. Ukuran tubuh serangga bermacam-macam, dengan panjangnya 2-40 mm. Ada juga serangga dengan ukuran mikroskopis dan ada juga yang mempunyai ukuran panjang sampai 260 mm, contohnya Phobaeticus serratipes , tubuh serangga sendiri terdiri dari tiga bagian yaitu kepala(kaput), dada(toraks), serta perut(abdomen).

Baca Juga : Myriapoda (Lipan) Dan Insecta (Serangga)

Ciri-ciri Insecta (serangga)

  • Tubuhnya dibedakan menjadi 3 yaitu kepala, dada juga perut.
  • Alat mulut nya digunakan untuk menggigit, mengunyah, menghisap, dan menjilat.
  • Bentuk kakinya berubah sesuai dengan fungsinya.
  • Pada kepalanya terdapat satu pasang mata facet (majemuk), mata tunggal (occellus), dan satu pasang antena yang digunakan sebagai alat peraba.
  • Tempat hidupnya di darat dan air tawar.
  • Sistem peredaran darah terbuka.
  • Alat kelaminnya terpisah (jantan dan betina).
  • Alat pencernaannya terdiri dari mulut, kerongkongan, tembolok, lambung, usus, rectum, serta anus.
  • Pada bagian mulut terdiri dari rahang belakang (mandibular), rahang depan (maksila), serta bibir atas (labrum), dan bibir bawah (labium).
  • Sistem pernapasannya dengan sistem trakea.

Berdasarkan ada atau tidak adanya sayap insect sendiri terbagi dalam beberapa subkelas yaitu Apterygota dan Ptergota.

Apterygota

Apterygota yaitu kelompok serangga yang tidak mempunyai sayap, sedikit atau tidak mengalami proses metamorfosis, memiliki appendage pada bagian ventral abdomen, serta pada umumnya memiliki ukuran kurang dari 5mm. Appendage yaitu bagian tubuh yang menonjol, bisa digerakkan dan berfungsi sebagai alat gerak, untuk makan, alat indra. Apterygota sendiri hidupnya di tempat lembab dimana mengandung humus atau sampah organic, da nada juga yang memakan buku atau pakaian. Serangga yang termasuk ke dalam apterygota yaitu ordo Thysanura (lepisma saccharina-kutubuku) dan Archaeognatha (petrobius martimus). Ciri-ciri Apterygota diantaranya yaitu:

  • Tidak memiliki sayap
  • Tidak mengalami metamorphosis (ametabola)
  • Contoh dari spesiesnya yaitu kutu buku(Lepisma sachariana)
  • Tipe mulutnya mengigit
  • Batas dari kepala, dada, dan juga perutnya tidak jelas.

Baca Juga : Pengertian Metamorfosis

Pterygota

Pterygota yaitu kelompok serangga yang mempunyai sayap dan ada juga yang tidak mempunyai sayap, mengalami metamorfosis. Ciri-ciri pterygota diantaranya yaitu:

  • Mempunyai sayap
  • Mengalami metamorfosis
  • Tipe mulutnya bervariasi

Peran insecta atau serangga bagi kehidupan manusia, diantaranya yaitu:

  • Membantu dalam proses penyerbukan bunga.
  • Menghasilkan madu.
  • Menghasilkan sutra.
  • Dapat merusak tanaman.
  • Merusak bahan bangunan.
  • Menularkan penyakit.

Demikian pembahasan tentang pengertian arthropoda, ciri, sistem organ, reproduksi, klasifikasi kelas dan contoh arthropoda secara lengkap. Semoga bermanfaat dan jangan lupa ikuti postingan lainnya.