Pengertian Ekosistem : Komponen, Tipe, Macam Jenis dan Contoh Ekosistem

Posted on

Pengertian Ekosistem – Apa yang dimaksud dengan ekosistem? Apa pengertian ekosistem dan contohnya? Sebutkan macam-macam ekosistem! Sebutkan komponen dalam ekosistem!

Agar lebih memahaminya, kali ini kita akan membahas tentang pengertian ekosistem menurut para ahli, komponen, tipe, macam jenis dan contoh ekosistem secara lengkap.

Baca Juga : Pengertian Bioma

Pengertian Ekosistem

Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk karena adanya hubungan timbal balik yang tak terpisahkan antar makhluk hidup dengan lingkungannya.

Ekosistem juga diartikan sebagai suatu kesatuan yang utuh dan menyeluruh antar unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. Setiap komponen yang terlibat dalam ekosistem mempunyai fungsi berbeda dan keseimbangan ekosistem akan terus terjaga selama fungsi mereka tak terganggu.

Pengertian Ekosistem Menurut Para Ahli

A.G. Tansley (1935)

Ekosistem adalah suatu unit ekologi dimana didalamnya terdapat struktur juga fungsi yang berkaitan dengan keanekaragaman spesies.

Woodbury (1954)

Ekosistem adalah tatanan kesatuan secara kompleks di suatu wilayah yang memiliki habitat, tumbuhan, dan juga hewan.

Odum (1993)

Ekosistem adalah seperangkat unit fungsional dasar dalam suatu ekologi yang didalamnya meliputi organisme dan lingkungan (biotik dan abiotik).

UU Tentang Lingkungan Hidup Tahun 1997

Ekosistem adalah tatanan satu kesatuan cara yang utuh dan menyeluruh antara semua unsur lingkungan hidup untuk saling memengaruhi.

Soemarwoto

Ekosistem adalah sistem ekologi yang terbentuk karena adanya hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungan tempat tinggalnya.

Komponen Ekosistem

Berikut ini komponen penyusun ekosistem, diantaranya yaitu:

Abiotik

Pengertian abiotik atau komponen tak hidup adalah komponen fisik dan kimia yang merupakan medium atau substrat berlangsungnya kehidupan atau lingkungan hidup. Sebagian besar kompionen abiotik bervariasi dalam ruang dan waktu. Komponen abiotik dapat berupa bahan organik, senyawa anorganik dan faktor yang mempengaruhi distribusi organisme seperti:

Suhu

Proses biologi dipengaruhi oleh suhu. Mamalia dan unggas membutuhkan energi untuk meregulasi temperatur dalam tubuhnya.

Air

Ketersediaan air mempengaruhi distribusi organisme. Organisme yang berada di gurun beradaptasi dengan ketersediaan air yang ada.

Garam

Konsentrasi garam mempengaruhi kesetimbangan air dalam organisme melalui osmosis. Beberapa organisme terestrial beradaptasi dengan lingkungan berkadar garam tinggi.

Cahaya Matahari

Intensitas dan kualitas cahaya mempengaruhi proses fotosintesis. Air dapat menyerap cahaya sehingga di lingkungan air, fotosintesis terjadi di sekitar permukaan yang terjangkau oleh cahaya matahari. Di gurun, intensitas cahaya yang tinggi akan membuat peningkatan suhu sehingga tumbuhan dan hewan menjadi tertekan.

Baca Juga : Pengertian Biologi

Tanah dan Batu

Beberapa karakteristik tanah yang meliputi struktur fisik, pH dan komposisi mineral membatasi persebaran organisme berdasarkan kandungan sumber makanan dalam tanah.

Iklim

Iklim adalah kondisi cuaca dalam kurun waktu yang lama di suatu area. Ada 2 jenis iklim yaitu iklim mikro dan iklim makro. Iklim mikro mencakup iklim disuatu daerah yang ditempati komunitas tertentu sedangkan iklim makro mencakup iklim global, regional dan lokal.

Biotik

Pengertian biotik atau komponen hidup adalah komponen yang menyusun ekosistem selain komponen abiotik (komponen tak hidup). Berdasarkan peran dan fungsinya, makhlk hidup dibedakan menjadi 2 yaitu:

Heterotrof (Konsumen)

Komponen heterotrof terdiri atas organisme yang memanfaatkan bahan organik yang disediakan oleh organisme lain sebagai makanan. Komponen heterotrof disebut juga fagotrof atau konsumen mikro karena makanan yang dimakan berukuran lebih kecil. Makhluk hidup yang tergolong heterotrof antara lain manusia, hewan, mikroba dan jamur.

Dekomposer (Pengurai)

Dekomposer adalah organisme yang mengurai bahan organik yang berasal dari organisme mati. Dekomposer atau penguirai disebut juga sapotrof atau konsumen makro karena makanan yang dimakan berukuran lebih besar. Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian dan melepaskan bahan sederhana yangbisa digunakan kembali oleh produsen. Mahluk hidup yang termasuk dekomposer antara lain bakteri dan jamur. Terdapat pula pengurai yang disebut dengan detritivor yakni pengurai yang memakan sisa bahan organik, contohnya seperti kutu kayu. Ada 3 tipe dekomposer atau pengurai yaitu:

  • Aerobik, oksigen sebagai penerima elektron atau oksidan.
  • Anaerobik, oksigen tidak terlibat dan yang menjadi penerima oksigen atau oksidan adalah bahan organik
  • Fermentasi, oksidasi anaerobik bahan organik namun juga sebagai aseptor elektron, Komponen tersebut di suatu tempa dan berinteraksi membentuk ekosistem yang teratur. Contohnya, disuatu akuarium, ekosistem yang terbentuk terdiri dariikan sebagai herotrof, air autotrof, planton sebagai pengurai atau dekomposer. Sedangkan yang termasuk dalam komponen abiotik seperti air, batu, pasir,mineral, dan oksigen yang terlarut dalam air.

Tipe Ekosistem

Ada 3 macam tipe ekosistem diantaranya ekosistem akuatik, ekosistem terestrial dan ekosistem buatan.

Ekosistem Akuatik

Yang termasuk dalam tipe ekosistem air (akuatik) diantaranya:

Ekosistem Air Tawar

Karakteristik ekosistem air laut diantaranya yaitu:

  • Perubahan suhu tidak mencolok.
  • Penetrasi cahaya kurang.
  • Dipengaruhi iklim dan cuaca.
  • Mayoritas tanaman yang ada berupa jenis ganggang dan tanaman biji.

Ekosistem Air Laut

Habitat laut atau oceanic yang ditandai dengan kadar garam atau salinitas yang tinggi dengan ion cipher mencapai 55% terutama di laut tropis karena suhu yang tinggi dan penguapan yang besar. Didaerah tropis, suhu laut sekitar 25°C.

Ekosistem Estuari

Estuari atau muara adalaha sungai yang bergabung dengan laut. Muara sering ditutupi oleh lempengan besar intertidal lumpur atau garam rawa. Ekosistem rawa mamiliki produktivitas yang tinggi dan kaya nutrisi.

Baca Juga : Pengertian Rantai Makanan

Ekosistem Pantai

Ekosistem ini dinamakan demikian karena tanaman yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir yaitu ipomoea pes caprae yang berdebar gelombang dan tahan angin. Tumbuhan yang hidup dalam ekosistem ini menyebar tebal dan subur.

Ekosistem Sungai

Sungai memiliki berair dingi dan kurang ajanb kandungan sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan akan memberikan oksigen dalam air.

Ekosistem Terumbu Karang

Ekosistem ini terdiri atas karang yang berada di dekat pantai. Ekosistem ini merupakan suatu fisiensi yang sangat tinggi. Hewan yang hidup di ekosistem ini memakan oerganisme mikroskopis dan sampah organik lainnya.

Ekosistem Air Laut Dalam

Ekosistem ini berada dikedalaman lebih dari 6000 m. Hewan yang berada di ekosistem ini seperti lel laut dan ikan laut yang dapat memancarkan cahaya sebagai produsen simbiosis karang dan bakteri.

Ekosistem Lamun

Lamun atau seagrass merupakan satu satunya kelompok tumbuhan berbunga yang ada di laut. Tumbuhan ini hidup di habitat perairan pantai dangkal.

Ekosistem Terestrial

Yang termasuk dalam ekosistem darat (terestrial), diantaranya

  • Ekosistem hutan hujan tropis memilikiproduktivitas tinggi.
  • Ekosistem hutan pinus Taiga ditandai dengan iklim musim dingin yang panjang.
  • Ekosistem tundra didominasi vegetasi herba.

Penentuan zona dalam ekosistem terestrial ditentukan oleh temperatur dan curah hujan. Ekosistem darat dapat dikontrol oleh iklim dan gangguan. Iklim sangat penting untuk menentukan mengapa ekosistem terestrial berada pada tempat tertentu. Pola ekosistem dapat berubah akibat gangguan seperti petir, kebakaran atau aktivitas manusia.

Hutan Hujan Tropis

Hutan hujan tropis ini berada di daerah tropis dan subtropis. Karakteristiknya yakni memiliki curah hujan 200-225 cm per tahun. Relatif banyak spesies pohon, spesies berbeda satu sama lain tergantung pada geografi. Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang pohon tinggi dan berdaun untuk membentuk hood (kanopi).

Sabana

Sabana tropis yang berada di daerah dengan curah hujan 40-60 inci/tahun, tapi pada temperatur dan kelembaban masih tergantung musim. Sabana terluas di dunia berada di Afrika , tapi di Australia juga ada savana yang luas.

Padang Rumput

Padang rumput membentang dari daerah tropis ke subtropis. Ciri-ciri padang rumput diantaranya memiliki curah hujan sekitar 25-30 cm per tahun, curah hujan tidak teratur, porositas atau penyerapan air tinggi, dan drainase cepat.

Gurun

Gurun yang terletak di daerah tropis yang berbatasan dengan padang rumput. Ciri-ciri ekosistem gurun diantaranya gersang dan memiliki curah hujan rendah sekitar 25 cm/tahun serta perbedaan suhu antara siang dan malam sangat besar.

Hutan Gugur

Hutan gugur terdapat daerah beriklim yang memiliki empat musim, karakteristik hutan gugur diantaranya memiliki curah hujan merata sepanjang tahun, spesies pohon kecil dan tidak terlalu ketat.

Taiga

Taiga banyak ditemukan di belahan bumi utara dan di pegunungan tropis, karakteristik taiga diantaranya memiliki suhu rendah di musim dingin. Biasanya, hutan Taiga terdiri dari satu spesies seperti konifer, pinus, dan sejenisnya.

Tundra

Tundra banyak ditemukan di belahan bumi utara di Lingkaran Arktik juga di puncak gunung yang tinggi. Pertumbuhan pada tanaman di daerah ini hanya 60 hari.

Karst

Kawasan karst atau gua berasal dari nama batu kapur di wilayah Yugoslavia. Kawasan karst di Indonesia rata-rata memiliki karakter yang sama, yaitu tanah kurang subur untuk pertanian, sensitif terhadap erosi, rentan terhadap aerasi rendah, gaya permeabilitas lambat dan didominasi pori mikro.

Baca Juga : Pengertian Fotosintesis

Ekosistem Buatan

Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhan manusia. Contoh ekosistem buatan diantara bendungan, hutan jat dan pinus, perkebunan kelapa sawit, pemukiman, sawah irigasi dan sebagainya.

Macam-Macam Ekosistem

Secara umum ada 2 macam jenis ekosistem antara lain:

Ekosistem Alamiah

Pengertian ekosistem alamiah adalah jenis ekosistem yang terbentuk dengan sendirinya tanpa campur tangan manusia. Contoh ekosistem alamiah diantaranya ekosistem alut dan ekosistem sungai.

Ekosistem Buatan

Pengertian ekosistem buatan adalah jenis ekosistem yang terbentuk karena adanya campur tangan manusia dengan tujuan memenuhi kebutuhan manusia. Keanekaragaman dalam ekosistem buatan terbatas. Contoh ekosistem buatan diantaranya sawah.

Interaksi Antar Ekosistem

Interaksi menunjukkan adanya hubungan saling memengaruhi yang dinamik antara faktor biotik dan faktor abiotik dalam ekosistem. Interaksi antarfaktor abiotik bisa berupa kondisi tanah, kandungan zat hara, iklim (kelembapan dan suhu), kandungan air dan topografi yang secara langsung maupun tak langsung akan mempengaruhi faktor biotik. Terdapat dua jenis interaksi antar ekosistem diantaranya arus energi dan daur biogeokimia.

Arus Energi

Arus energi adalah perpindahan energi pada makhluk hidup yang mendapatkan zat hara organik berenergi tinggi dari fotosintesis, baik secara langsung maupun tidak langsung. Fotosintesis hanya memakai 1/10 x 1% dari energi matahari yang sampai ke permukaan bumi. Selanjutnya tanaman mengambil 15-50% untuk metabolisme sendiri. Sisa energi tersebut disebut produksi primer neto. Total produksi primer neto diperkirakan 6×1020 gram kali energi/tahun. Jumlah tersebut membentuk energi dasar bagi kehidupan organisme heterotrof di bumi dengan mengonsumsi tumbuhan hijau atau memakan organisme heterotrof lainnya. Aliran energi juga bisa diartikan sebagai perpindahan materi kimia dari produsen ke konsumen, lalu materi akan kembali ke alam ketika organisme mati.

Produktivitas ekosistem merupakan salah satu wujud dari gatra ekosistem, selain arus energi dan daur materi. Produksi primer merupakan energi kimia yang disimpan dalam bentuk senyawa organik dan dapat digunakan sebagai bahan makanan. Produksi primer kotor (PPK) adalah kecepatan menyimpan energi kimia oleh tumbuhan. Sejumlah 20% dari PPK digunakan untuk respirasi tumbuhan dan sisanya disimpan sebagai produksi primer bersih (PPB).

Efisiensi rata-rata perpindahan energi dari energi matahari ke produsen sangat tinggi. Rata-rata perpindahan energi dari produsen ke herbivor berkisar 10% dan herbivor ke karnivor berkisar 20%. Energi respirasi tidak bisa dipindahkan ke organisme lain. Energi yang terbuang berupa ekskreta dan egestra. Ekskreta yaitu produk metabolisme hewan yang disebut produksi sekunder untuk tumbuh, perbaikan, dan reproduksi, sedangkan egestra yaitu bahan metabolisme yang masih mengandung energi seperti urea dan feses. Ekskreta dan egestra tidak hilang karena dipindahkan ke detritivor dan dekomposer. Jadi, sesungguhnya perpindahan energi dan materi tidak 100% dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh makhluk hidup.

Rantai makanan (food chain) adalah suatu peristiwa makan memakan dalam suatu urutan tertentu. Terdapat 2 jenis rantai makanan yakni:

  • Rantai makanan perumput dimulai dari produsen —> konsumen tingkat I (herbivor) —> konsumen tingkat II (karnivor) —> konsumen puncak (karnivor).
  • Rantai makanan detritus (scavenger) dimulai dari sampah (bangkai) —> konsumen tingkat I (detritivor; bisa berupa hewan cacing, ulat, belatung, siput, tripang) —> konsumen tingkat II (karnivor) —> konsumen tingkat III (karnivor).

Berbagai rantai makanan bersama-sama akan membentuk jaring-jaring makanan (food webs) atau kumpulan rantai makanan. Jaring-jaring makanan adalah peristiwa makan dan dimakan yang terjadi di alam dan saling berhubungan satu sama lain.

Baca Juga : Pengertian Struktur Organ Tumbuhan

Tingkat urutan makanan dalam rantai makanan dari suatu komunitas disebut tingkat trofik. Semua produsen membentuk tingkat trofik pertama. Konsumen primer (herbivora) membentuk tingkat trofik kedua. Karnivor yang memakan herbivor membentuk tingkat trofik ketiga dan seterusnya. Setiap spesies di setiap tingkat trofik antara komunitas bisa berbeda, tapi biasanya memiliki kesamaan pola. Pada masing-masing tingkat trofik terjadi kehilangan energi. Untuk itu, energi dari tingkatan trofik lebih rendah dibandingkan energi dari tingkatan sebelumnya. Jadi, distribusi energi dalam suatu komunitas bisa dibuat seperti piramida dengan tingkatan trofik (produsen) dibagian dasar dan konsumen di tingkat trofik puncak.

Piramida Makanan

Piramida makanan adalah gambaran mengenai rantai makanan yang menunjukkan trofik atau tingkatan, diamana tingkatan trofik yang paling bawah adalah produsen, semakin keatas secara berurutan konsumen tingkat I (herbivor), lalu konsumen tingkat II (kamivor) hingga tingkat yang teratas disebut karnivor puncak.

Terdapat tiga jenis piramida ekologi, diantaranya yaitu:

Piramida Jumlah
Piramida jumlah menunjukkan penghitungan jumlah individu per satuan luas (per m2). Jadi, semakin keatas, jumlah individunya makin berkurang.

Piramida Biomassa
Piramida biomassa dihitung berdasarkan pengukuran massa individu dalam berat kering (gram/m2). Semakin keatas, jumlah biomassanya semakin sedikit.

Piramida Energi
Piramida energi (produktivitas) dihitung berdasarkan pada energi yang dikeluarkan oleh individu (mg/m2/hari). Semakin keatas, jumlah energinya semakin menurun. Kelebihan piramida energi, diantaranya yaitu:

  • Mempertimbangkan kecepatan produksi.
  • Berat dua spesies yang sama tidak berarti mempunyai energi yang sama.
  • Bisa digunakan untuk membandingkan beragam ekosistem.
  • Mementingkan kedudukan populasi dalam suatu ekosistem.
  • Dapat mengetahui konsumen terproduktif ditinjau dari sisi keluaran energi.

Baca Juga : Pengertian Kambium

Demikian artikel pembahasan tentang pengertian ekosistem menurut para ahli, komponen, tipe, macam jenis dan contoh ekosistem secara lengkap. Seoga bermanfaat