Pengertian Hedonisme, Ciri, Sejarah, Penyebab dan Dampak Hedonisme Menurut Para Ahli Lengkap

Posted on

Pengertian Hedonisme, Ciri, Sejarah, Penyebab dan Dampak Hedonisme Menurut Para Ahli Lengkap – Secara bahasa, Hedonisme berasal dari bahasa Yunani, yaitu “hedone” yang berarti kesenangan. Hedonisme merupakan jenis ideologi atau pandangan hidup yang menyatakan bahwa kebahagian hanya didapatkan dengan mencari kesenangan pribadi sebanyak-banyaknya dan menghindari perasaan yang menyakitkan.

Hedonisme merupakan ajaran atau pandangan bahwa kenikmatan atau kesenangan adalah tujuan hidup dan acuan dalam berperilaku dalam masyarakat. Dalam paham hedonisme, kesenangan pribadi atau kelompoknya merupakan hal yang utama, mereka tidak peduli dengan perasaan atau kesenangan orang lain. Sehingga, dapat dikatakan bahwa hedonisme adalah pandangan hidup yang berdasarkan atas hawa nafsu. Hedonisme sangat berhubungan dengan kekayaan, kenikmatan batin, kenikmatan seksual, kekuasaan dan kebebasan. Penganut paham hedonisme disebut hedonis. Terdapat tiga aliran pemikiran dalam hedonis yaitu Cyrenaics, Epikureanisme dan Utilitarianisme.

Pengertian Hedonisme Menurut Para Ahli

Sarwono (1989:14)

Menurut Sarwono, Hedonisme adalah konsep diri, dimana gaya hidup seseorang dijalani sesuai dengan gambaran yang ada dipikirannya.

Burhanuddin (1997: 81)

Menurut Burhanuddin, Hedonisme adalah sesuatu yang dianggap baik, sesuai dengan kesenangan yang didatangkannya. Dengan kata lain, sesuatu yang hanya mendatangkan kesusahan, penderitaan, dan tidak menyenangkan adalah sesuatu yang dinilai tidak baik.

Collins Gem (1993:97)

Menurut Collins Gem, Hedonisme adalah doktrin yang menyatakan bahwa kesenangan adalah hal yang paling penting dalam hidup. Dengan kata lain, hedonisme adalah paham yang dianut oleh orang-orang yang mencari kesenangan hidup semata-mata.

Ciri-Ciri Hedonisme

Adapun ciri-ciri hedonisme, diantaranya yaitu:

  • Kenikmatan pribadi merupakan tujuan utama dalam kehidupan.
  • Mengabaikan perasan atau kebahagiaan orang lain dalam memenuhi keinginan.
  • Materialis, yakni tidak pernah merasa puas dengan yang dimiliki, selalu mencari harta yang lebih dan kekayaan merupakan unsur yang sangat penting dalam kehidupan.
  • Konsumtif, yakni mengutamakan keinginan dalam membeli sesuatu, bukan mengutamakan kebutuhan.
  • Pergaulan bebas.
  • Diskriminatif, yakni membedakan indivitu berdasarkan kekayaan dan menganggap dirinya lebih tinggi dari orang lain sehingga cenderung sombong.

Sejarah Hedonisme

Hedonisme mulai muncul pada masa awal sejarah ilmu filsafat pada tahun 433 SM. Tokoh utama pencetus hedonisme yaitu Aristippos dari Kyrene (433 – 355 SM) yang menjawab pertanyaan filsafat terkenal. Pertanyaan yang ditanyakan oleh Sokrates, “Apa yang menjadi tujuan hidup manusia?”. Aristippos menjawab bahwa yang terbaik adalah “kesenangan”.

Aristippos merupakan seorang filsuf Yunani yang berasal dari Kyrene, Afrika Utara. Aristippus memiliki hubungan baik dengan Sokrates. Setelah Sokrates wafat, Aristippos menjadi guru profesional di Athena. Kemudian di Kyrene, ia mendirikan sekolah yang dinamakan “Cyrenaic School”. Sekolah tersebut mengajarkan bahwa perasaan kesenangan sebagai kebenaran dalam kehidupan. Menurutnya, kehidupan orang bijak selalu mencari jaminan kesenangan maksimal. Aristippos sebenarnya setuju dengan pendapat Sokrates bahwa keutamaan dalam hidup adalah “yang baik”, namun ia menyamakan arti “yang baik” dengan kesenangan, mungkin ia hanya berpikir bahwa “yang baik” adalah yang baik untuk diri sendiri. Aristippos memandang kesenangan dalam bentuk gerakan (kesenangan badani), menurutnya ada tiga jenis gerakan, yaitu :

  • Gerakan kasar, yaitu gerakan yang menyebabkan ketidaksenangan dan menimbulkan rasa sakit.
  • Gerakan halus, yaitu gerakan yang membuat kesenangan.
  • Tiada gerak, yaitu keadaan netral, contohnya saat sedang tidur.

Tokoh lain dalam Hedonisme yaitu Epikuros. Ia lahir di Samos, Yunani, pada tahun 342 SM dan meninggal di Athena tahun 270 SM. Ajaran Epikuros menitikberatkan mengenai “apa yang baik adalah segala sesuatu yang mendatangkan kenikmatan, dan apa yang buruk adalah segala sesuatu yang menghasilkan ketidaknikmatan”. Walaupun begitu, kenikmatan yang dimaksud bukanlah kenikmatan bebas tanpa aturan, tapi kenikmatan yang mendalam. Kenikmatan cenderung didapatkan karena keingin terpenuhi, dengan begitu, kaum Epikurean membagi keinginan menjadi 3 jenis, yaitu :

  • Keinginan alami yang harus dipenuhi (makan agar terus hidup)
  • Keinginan alami yang bisa dipenuhi atau tidak (makanan yang enak)
  • Keinginan alami yang sia-sia (harta yang berlebihan)

Epikuros mengajarkan bahwa penting untuk membatasi pemuasan keinginan agar bisa mencapai kenikmatan tertinggi, untuk itu ia menyarankan untuk hidup sederhana. Tujuannya yaitu demi mencapai “Ataraxia”, yakni kententraman jiwa, batin, terbebas dari perasaan resah gelisah, dan berada dalam keadaan seimbang. Kebahagian yang dituju oleh kaum epikurean yaitu kebahagian pribadi, walaupun begitu mereka sadar bahwa berteman dan bergaul bisa membantu mencapai kenikmatan sejati (ataraxia). Namun sayangnya dalam perkembangannya, paham ini menjadi paham yang memandang kesenangan, kenikmatan dan kebahagian hanya sebatas materi, baik berupa uang atau harta lainnya.

Perkembangan Hedonisme di Eropa mulai muncul di Eropa bagian barat selama Abad pertengahan. Pada abad ke 18, eropa dikuasai oleh tiga golongan besar, yaitu golongan raja dan bangsawan, pihak gereja, dan rakyat biasa (kaum feodal). Diantara ketiga golongan ini, pihak gereja memiliki kekuasaan tertinggi, mereka memiliki hak khusus untuk mengatur kehidupan ekonomi dan politik yang berjalan, bahkan mereka bisa membatasi kebebasan setiap individu dalam segala aspek kehidupan. Golongan raja dan bangsawan juga merupakan golongan yang memiliki hak istimewa, sedangkan golongan rakyat biasa dianggap golongan tanpa hak. Hal tersebut membuat rakyat mendapatkan perlakuan kejam tidak berprikemanusiaan. Untuk itu, mulai terjadi perlawanan dari pihak rakyat. Perlawanan tersebut kemudian memicu terjadinya revolusi sehingga terjadi banyak perubahan dalam segala aspek kehidupan. Ideologi besar baru muncul di berbagai bidang, yaitu hedonisme di bidang sosial-budaya, liberalisme di bidang politik, free-value di bidang sains dan kapitalisme di bidang ekonomi.

Faktor Penyebab Hedonisme

Ada 2 faktor penyebab terjadinya hedonisme yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor Internal
Faktor internal atau faktor yang berasal dari dalam diri sendiri merupakan penyebab hedonisme yang paling utama. Sudah menjadi sifat dasar manusia ingin memiliki kesenangan sebanyak-banyaknya dengan bekerja seringan mungkin. Selain itu, manusia juga memiliki sifat dasar tidak pernah puas dengan hal yang sudah dimiliki. Sifat dasar manusia tersebutlah yang menjadi penyebab hedonisme dan juga perilaku konsumerisme.

Faktor Eksternal
Faktor penyebab hedonisme dari luar yang paling utama yaitu arus informas dari luar yang sangat besar atau globalisasi. Kebiasaan dan paham orang dari luar negeri yang dianggap bisa membuat senang lalu diadaptasi oleh masyarakat Indonesia.

Jenis-Jenis Hedonisme di Masyarakat

Terdapat 3 (tiga) jenis hedonisme dalam masyarakat diantaranya yaitu:

Psychological Hedonism
Yaitu hedonisme yang menganggap bahwa manusia diciptakan secara lahiriah menginginkan kesenangan. Secara naluri, manusia memang memiliki sifat menghindari rasa sakit dan derita.

Evaluative Hedonism
Dalam konsep evaluative hedonism, hanya kesenangan yang berharga dan rasa sakit atau ketidaksenangan adalah hal mengecewakan atau dianggap sesuatu yang tidak layak untuk dirasakan.

Rationalizing Hedonism
Seseorang mencari kesenangan tapi paham akan konsekuensinya. Contohnya, seseorang mengkonsumsi obat-obatan terlarang untuk mencari kesenangan dan lepas dari masalah sejenak. Namun ia tahu bahwa hal tersebut buruk untuk kesehatan dan bisa membawanya ke ranah pidana.

Kelebihan dan Kekurangan Hedonisme

Kelebihan Hedonisme
Adapun kelebihan hedonisme yaitu

  • Motivasi yang kuat dalam mencapai keinginannya.
  • Pantang menyerah dan bersikeras.
  • Menghargai waktu dan kesempatan, karena setiap waktu dan kesempatan digunakan untuk mewujudkan yang mereka inginkan.

Kekurangan Hedonisme
Adapun kekurangan hedonisme yaitu:

  • Menghalalkan segala cara untuk mencapai keinginannya sehingga cenderung menggunakan cara yang negatif (tidak baik).
  • Egosi dan tidak memiliki kepekaan sosial.
  • Mengganggu orang lain karena dalam mencapai keinginanya mereka tidak peduli dengan orang di sekitarnya.

Dampak Hedonisme

Adapun dampak yang terjadi dalam masyarakat akibat adanya hedonisme diantaranya yaitu:

  • Individualisme
  • Konsumtif
  • Egois
  • Cenderung pemalas
  • Kurang bertanggungjawab
  • Boros
  • Korupsi

Demikian artikel tentang “Pengertian Hedonisme, Ciri, Sejarah, Penyebab dan Dampak Hedonisme Menurut Para Ahli Lengkap“, semoga bermanfaat dan jangan lupa ikuti postingan kami berikutnya.