Pengertian Derivatif : Manfaat, Risiko, Jenis dan Contoh Transaksi Derivatif

Posted on

Pengertian Derivatif – Apa yang dimaksud derivatif? Apa itu derivatif dan contohnya? apa itu transaksi derivatif? Apa itu liabilitas derivatif? Apa dasar hukum derivatif? Apa saja instrumen derivatif? Sebutkan jenis transaksi derivatif!

Agar lebih memahaminya, kali ini kita akan membahas tentang pengertian derivatif, dasar hukum, pelaku, manfaat, risiko, jenis dan contoh transaksi derivatif secara lengkap.

Baca Juga : Pengertian Saham

Pengertian Derivatif

Pengertian derivatif dalam dunia keuangan adalah suatu kontrak bilateral atau perjanjian penukaran pembayaran yang nilainya diturunkan atau berasal dari acuan pokok yakni produk turunan (underlying product); dibanding memperdagangkan atau menukarkan aset secara fisik, pelaku pasar membuat perjanjian untuk saling mempertukarkan uang, aset atau nilai di masa mendatang dengan mengacu pada aset yang menjadi acuan pokok.

Derivatif merupakan kontrak keuangan yang terjadi antara dua pihak atau lebih untuk memenuhi janji dalam menjual atau membeli suatu aset atau komoditas. Kontrak tersebut lalu dijadikan objek perdagangan dengan harga yang disepakati kedua belah pihak, harga yang ditetapkan akan mempengaruhi harga aset atau komoditas di masa mendatang.

Didalam Bursa Efek Indonesia (BEI) tersedia derivatif berupa produk keuangan dengan variabel yang mendasari seperti saham, indeks saham, obligasi, mata uang, tingkat suku bunga dan instrumen keuangan lain. Sedangkan, untuk aset dasar berupa produk komoditas akan diawasi oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI).

Transaksi deviratif adalah suatu perjanjian antara dua pihak yang saling berhubungan (counterparties). Kini, ada beberapa acuan pokok (underlying) transaksi derivatif diantaranya:

  • Suku bunga (interest rate).
  • Kurs tukar (currency).
  • Komoditas (commodity).
  • Ekuitas (equity).
  • Indeks lainnya.

Kebanyakan transaksi derivatif berupa produk Over the Counter (OTC) yaitu kontrak yang dapat dinegosiasikan secara pribadi juga ditawarkan langsung pada pengguna akhir (ens user) sebagai lawan dari kontrak yang telah distandarisasi (futures) dan diperjualbelikan di bursa. Fungsi transaksi derivatif bagi pialang (dealer) juga end user adalah untuk melindungi nilai sejumlah risiko.

Latar belakang penggunaan derivatif dalam dunia financial yaitu kebutuhan yang beragam dan selalu berubah, alat untuk mengelola risiko, melindungi nilai risiko dimasa mendatang, mengambil risiko pasar, mencari hasil yang lebih besar, biaya pendanaan yang lebih sedikit, juga memanfaatkan ketidakefisienan dalam pasar.

Dasar Hukum Derivatif

Berikut ini dasar hukum derivatif, diantaranya yaitu:

  • UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal
  • Peraturan Pemerintah no.45 tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal.
  • SE Ketua Bapepam No. SE-01/PM/2002 tgl. 25 Februari 2002 tentang Kontrak Berjangka Indeks Efek dalam Pelaporan MKBD Perusahaan Efek
  • SK Bapepam No. Kep.07/PM/2003 Tgl. 20 Februari 2003 tentang Penetapan Kontrak Berjangka atas Indeks Efek sebagai Efek
  • Peraturan Bapepam No. III. E. 1 tgl. 31 Okt 2003 tentang Kontrak Berjangka dan Opsi atas Efek atau Indeks Efek
    Persetujuan tertulis Bapepam nomor S-356/PM/2004 tanggal 18 Februari 2004 perihal Persetujuan KBIE-LN (DJIA & DJ Japan Titans 100).

Pelaku Transaksi Derivatif

Berikut ini beberapa pelaku yang terlibat dalam suatu transaksi derivatif, diantaranya:

Pialang (Dealer)

Pialang biasanya adalah lembaga-lembaga keuanan. Fungsi dealer, diantaranya:

  • Menjaga likuiditas dan menyediakan transaksi.
  • Memenuhi permintaan pengguna akhir.
  • Memberikan kemampuan untuk mempertinggi likuiditas pasar dan efisiensi harga.

Baca Juga : Pengertian Investasi

Pengguna Akhir (End Users)

Sekitar 80% pengguna akhir adalah perusahaan dan sisanya adalah badan pemerintah juga sektor publik. Latar belakang atau alasan pengguna akhir menggunakan instrumen derivatif yaitu:

  • Sebagai sarana untuk melindungi nilai (hedging).
  • Untuk meminimalisir biaya dana.
  • Memaksimalkan keuntungan.
  • Untuk mendiversifikasikan sumber dana.
  • Untuk mencerminkan pandangan pasar melalui posisi yang diambil.

Manfaat Derivatif

Manfaat transaksi derivatif adalah melindungi suatu nilai aset atau komoditas dimasa mendatang dan meminimaliasir risiko keuangan.

Derivatif berfungsi sebagai instrumen investasi dalam bentuk kontrak perdagangan, sehingga memiliki risiko yang tinggi. Akan tetapi dengan instrumen derivatif, risiko kerugian yang ada akan terbayar dengan besarnya keuntungan yang didapatkan.

Tujuan pembuatan produk investasi pada umumnya adalah untuk melindungi harga atau nilai suatu komoditas di masa depan karena proses penilaian produk derivatif sangat kompleks. Untuk itu, derivatif juga bermanfaat menjaga agar nilai komoditas tetap dan nilainya tak mengalami penurunan.

Kegunaan Derivatif

Fungsi atau kegunaan derivatif, diantaranya:

Asuransi dan Lindung Nilai

Derivatif digunakan sebagai alat pengalih risiko. Contohnya seorang petanibiosa menjual kontrak berjangka pada spekulator sebelum panen. Petani berusaha melindungi nilai atas risiko turun atau naiknya harga panen dan spekulaor menerima pengalihan risiko dengan harapan imbalan yang besar. Secara pasti, petani mengetahui nilai jual hasil oanen yang akan didapatkannya nanti dab spekulator akan mendapatkan keuntungan jika harga jual mengalami kenaikan tapi bila harga jual menurun maka spekulator akan merugi.

Spekulasi dan Arbitrasi

Spekulator bisa bertransaksi dengan spekulator lainnya juga orang yang membutuhkan lindung nilai. Kebanyakan transaksi pasar derivatif dikuasai perdagangan spekulatif dibanding perdagangan lindung nilai dalam artian sebenarnya.

Arbitrasi adalah tindakan mengambil keuntungan dengan memanfaatkan perbedaan suatu aset acuan dengan aset acuan lain. Contohnya memanfaatkan perbedaan antara nilai Indeks LQ-45 (ILQ-45) di Bursa Efek Jakarta (spot market) dan nilai ILQ-45 pada KBIE di Bursa Efek Surabaya (futures market), jadi selain mengambil posisi di Bursa Efek Surabaya, juga harus mengambil posisi di Bursa Efek Jakarta sehingga secara simultan mengambil posisi yang berlawanan antara di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.

Jenis-Jenis Derivatif

Ada dua jenis kontrak derivatif yaitu:

Derivatif yang ditransasikan di luar bursa (Over the counter (OTC) derivatives) adalah suatu kontrak bilateralyang dilakukan di luar bursa atau tanpa pialang. Beberapa produk derivatif seperti swap, kontrak serah nilai tukar, dan opsi eksotik (exotic option) merupakan derivatif dengan fitur sehingga menjadi lebih rumit dibanding derivatif yang umum diperdagangkan, seperti opsi vanila yang sering kali diperdagangkan tanpa melalui bursa (OTC). Jangkauan pasar transaksi derivatif tanpa melalui bursa (OTC) sangat besar sekali.

Derivatif yang diperdagangkan di bursa (Exchange-traded derivatives) adalah instrumen derivatif yang diperdagangkan pada bursa perdagangan khusus derivatif (bursa berjangka) ataupun bursa lainnya. Bursa derivatif berperan sebagai perantara atas transaksi dan memungut marjin awal (initial margin) dari kedua belah pihak yang bertransaksi sebagai jaminan.

Berikut ini beberapa contoh instrumen derivatif, diantaranya:

Kontrak Berjangka (Future)

Kontrak berjangka adalah kontrak yang umumnya diperdagangkan di bursa berjangka untuk menjual atau menbeli aset/instrumen pada tanggal di masa mendatang dengan harga yang ditetapkan sebelumnya.

Sebagai contoh, seorang pengusahamemerlukan 100 barel minyak mentah untuk enam bulan dari sekarang. Namun pengusaha tersebut khawatir, harga beli minyak di enam bulan kedepan tidak bagus.

Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam berinvestasi pada produk derivatif yaitu dengan membuat perjanjian dengan penjual, dimana pengusaha tersebut akan membeli minyak seharga US$30 ribu per barelnya.

Ini berarti, pengusaha tersebut telah sudah berkomitmen untuk membayar U$3 ribu untuk 100 barel minyak mentah, Perjanjian tersebut disebut kontrak berjangka (future contract).

Ketika harga minyak mentah mengalami kenaikan di enam bulan ke depan, maka pemegang kontrak akan mendapatkan untung dan sebaliknya, penjual akan merugi karena ia telah sepakat menjual minyak dibawah harga pasar saat ini.

Ketika harga minyak mentah mengalami penurunan, maka pembeli yang rugi sedangkan si penjual akan untung.

Opsi (Option)

Opsi adalah instrumen yang akan memberikan hak pada pemegangnya untuk membeli atau menjual aset/komoditas pada satuan harga tertentu pada/sesudah tanggal jatuh tempo.

Perbedaan kontrak berjangka dan opsi adalah pembeli dan penjual dalam kontrak berjangja wajib membeli aset yang diperjualbelikan dengan harga yang telah disepakati, sedangkan pemegang opsi tidak diwajibkan membeli atau menjual opsi pada masa jatuh tempo. Ada dua jenis opsi yaitu call option dan put option.

Baca Juga : Investasi Jangka Panjang

Call option dalam derivarif adalah kontrak yang memberikan hak pada pemilik untuk membeli saham dalam jumlah tertentu dari perusahaan penerbit opsi pada harga dan periode tertentu. Pemicu seseorang membeli call option adalah harga pasaran saham nantinya akan mengalami kenaikan secara signifikan pada jangka waktu tertentu.

Sedangkan, put option adalah kontrak yang memberikan hak pada pemiliknya untuk menjual saham dalam jumlah tertentu dari perusahaan penerbit opsi. Pemicu seorang membeli put option adalah adanya spekulasi bahwa harga saham miliknya akan turun dalam jangka waktu tertentu. Sehingga untuk melindunginya, saham akan dijual di harga yang tinggi walaupun harga pasaran sedang anjlok.

Swap

Swap atau pertukaran ini berkaitan erat dengan valuta asing. Swap derivatif adalah transaksi dua arah atau bersamaan di waktu yang sama untuk membeli dan menjual sejumlah nominal mata uang dengan mata uang lain, bisa juga terhadap suku bunga yang fluktuatif. Kemudian, diikuti pertukaran kembali di masa mendatang. Transaksi swap umumnya dilakukan di luar bursa (over the counter).

Tujuan transaksi swap adalah mendapatkan kepastian kurs atau suku bunga. Jadi, selama kontrak berjalan kurs atau suku bunga akan tetap sama jadi kerugian atas selisih kurs dapat dihindari.

Waran (Warrant)

Waran adalah hak membeli sahal biasa pada harga dan waktu tertentu dan umumnya akan dijual bersama dengan surat berharga lainnya. Fungsi waran adalah sebagai daya tarik pada penawaran saham juga obligasi.

Bukti Right

Bukti right adalah proses penerbitan saham baru atau hak memesan efek terlebih dahulu dengan harga yang sudah ditetapkan selama jangka waktu tertentu.

Penerbitan bukti right pada penawaran umum terbatas (Right Issue), dimana saham baru pertama kali ditawarkan pada pemegang saham lama.

Contoh Derivatif

Perhatikan tabel contoh derivatif berikut ini:

Contoh lain turunan derivatif, diantaranya:

  • Derivatif ekonomi, yaitu nilai pembayaran berdasarkan data ekonomi yang telah dikeluarkan oleh biro statistik suatu negara.
  • Derivatif energi, yaitu nilai pembayarannya berdasarkan berbagai variasi indeks harga energi, umumnya diklasifikasikan secara fisik atau secara keuangan dimana secara fisik merupakan suatu perjanjian penyerahan fisik dari komoditas energi yang menjadi turunan seperti minyak bumi, gas,listrik dan lainnya.
  • Komoditi
  • Derivatif pengangkutan (freight derivatives)
  • Derivatif inflasi (inflation derivatives)
  • Derivatif asuransi (insurance derivatives)
  • Derivatif cuaca (weather derivatives)
  • Derivatif kredit (Credit derivatives)
  • Derivatif olahraga (sports derivatives)
  • Derivatif properti (property derivatives)

Baca Juga : Investasi Jangka Pendek

Demikian artikel pembahasan tentang pengertian derivatif, dasar hukum, pelaku, manfaat, risiko, jenis dan contoh transaksi derivatif secara lengkap. Semoga bermanfaat