10 Jenis Pengendalian Sosial Beserta Penjelasan Lengkap

Posted on

Menurut Paul B. Horton dan Chester L. Hunt (1999; 177) ada beberapa cara pengendalian sosial yang dilakukan oleh suatu kelompok atau masyarakat untuk membuat para anggotanya berperilaku sesuai dengan apa yang diharapkan. Cara tersebut adalah pertama, pengendalian sosial melalui sosialisasi, dengan sosialisasi seseorang dapat menginternalisasi (menghayati) kebiasaan, keinginan, dan adat istiadat kelompok atau masyarakatnya. Kedua, pengendalian sosial melalui tekanan sosial. Tekanan sosial dapat berbentuk pengucilan dari kelompok atau masyarakat terhadap anggotanya yang melakukan pelanggaran, sehingga individu yang masih ingin tetap berada dalam kelompok atau masyarakat itu dalam jangka waktu yang lama akan berusaha mengikuti norma-norma yang berlaku. Ketiga, pengendalian sosial melalui kekuatan. Kekuatan itu dapat berupa pemberian hukuman/sanksi yang tegas. Keempat, pengendalian sosial dengan cara memanfaatkan perilaku situsional, contoh jika kita ingin agar pembuangan sampah secara sembarangan dapat dihindari, maka penyediaan tong-tong sampah di tempat-tempat strategis akan lebih berhasil ketimbang pemberian ceramah.

jenis pengendalian

Jenis -Jenis Pengendalian Sosial

Untuk mencegah dan mengatasi perilaku menyimpang ada beberapa jenis pengendalian sosial misalnya lewat cemoohan;  teguran;  pendidikan;  agama; gosip;  ostrasisme;  fraundulens;  intimidasi; kekerasan fisik/penganiayaan; dan hukuman. Masing-rpasing bentuk pengendalian sosial tersebut akan dipaparkan satu per satu di bawah ini.

1. Cemoohan

Jika salah seorang anggota masyarakat atau sekelompok orang berbuat sesuatu yang dianggap menyimpang dari nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat tersebut, maka seseorang kelompok orang tersebut dicemooh atau diejek oleh anggota masyarakat lainnya dengan tujuar agar seseorang/kelompok orang tersebut tida* melakukan perbuatan yang melanggar norma it. lagi, dan diharapkan anggota masyarakat lain
mengetahui kalau perbuatan tersebut dianggap melanggar norma atau nilai yang berlaku di dalam masyarakat tadi. Jadi, cemoohan/ejekan di sihi bertujuan untuk mengendalikan penyimpangan sosial.

2. Teguran

Misalnya ada seorang anggota masyarakat atau warga RT yang masih kuliah, ia menerima tamu/ temannya yang berlainan jenis untuk belajar bersama hingga larut malam. Sudah ada kesepakatan dari warga bahwa pemuda/pemudi warga RT tersebut kalau menerima tamu berlainan jenis dibatasi sampai pukul 21.00. Jika melebihi batas jam tersebut akan ditegur oleh ketua RT walaupun untuk belajar bersama. Teguran di sini merupakan satu bentuk pengendalian sosial.

3. Pendidikan

Jika pengendalian sosial lewat pendidikan ini dilakukan secara efektif maka bentuk-bentuk pengendalian sosial yang lain hanya sebagai pendukungnya karena pendidikan adalah proses yang berlangsung sejak lahir dan berlangsung sepanjang hidup.

4. Agama

Setiap pemeluk agama yang taat akan mengakui kebenaran ajaran agamanya akan menjadikan ajaran agamanya sebagai pedoman dalam bertingkah laku, karena kalau melanggar ajaran agamanya akan berdosa dan merasa tersingkir dan akan berusaha bertobat. Agama akan menjadi sarana pengendalian sosial yang efektif karena kendalinya.

5. Gosip atau Desas-Desus

Gosip atau desas-desus adalah berita yang menyebar secara cepat dan tidak berdasarkan pada kenyataan, biasanya terjadi ketika kritik sosial secara terbuka tidak dapat dilontarkan. Dengan gosip tersebut orang atau mereka yang berperilaku menyimpang akan malu dan bersalah sehingga akan lebih berhati-hati, takut dikucilkan atau direndahkan.

6. Ostrasisme

Ostrasisme dapat diartikan ’’pengucilan”, misalnya ada seorang anggota masyarakat yang walaupun dia diperbolehkan bekerja sama dalam kelompok masyarakat, tetapi dia tidak diajak berkomunikasi bahkan ditegur pun tidak.Tujuan ostrasisme/pengucilan ini agar anggota masyarakat yang bersangkutan atau masyarakat lainnya tidak melakukan pelanggaran norma/nilai yang serupa.

7. Fraundulens

Fraundulens adalah pengendalian sosial dengan jalan meminta bantuan kepada pihak lain yang dianggap dapat mengatasi masalah.

8. Intimidasi

Salah satu bentuk pengendalian sosial lainnya adalah intimidasi. Intimidasi dilakukan dengan cara menekan, memaksa, mengancam atau menakut-nakuti.

9. Kekerasan Fisik

Sekarang banyak pengendalian sosial dengan kekerasan fisik, yaitu berupa pemukulan, penganiayaan atau bahkan pembakaran kepada pelaku penyimpangan norma/nilai dalam masyarakat. Misalnya pelaku curanmor (pencurian kendaraan bermotor), yang tertangkap oleh massa, maka ia akan dihajar habis- habisan oleh masyarakat bahkan ada yang dibakar hidup-hidup karena masyarakat sudah jengkel atas perbuatan pelaku, yang menurut pihak penegak hukum dikatakan main hakim sendiri.Tindakan kekerasan fisik (yang tidak disadari oleh masyarakat) ini berupa salah satu bentuk pengendalian sosial yang bertujuan mencegah terulangnya kembali pelanggaran tersebut.

10. Hukum

Setiap masyarakat telah mengembangkan sistem penghargaan dan hukuman (sanksi) agar merangsang para anggotanya untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma yang berlaku. Sanksi positif dihubungkan dengan penghargaan-penghargaan yang diberikan kepada seseorang yang dapat menyesuaikan diri. Sanksi negatif berupa hukuman-hukuman yang mungkin diterapkan apabila seseorang tidak berhasil menyesuaikan diri.

Adanya sistem pengendalian sosial yang baik belum berarti tidak akan terjadi penyimpangan dan penyelewengan dalam masyarakat. Hal tersebut mungkin saja terjadi karena:

  1.  ada kaidah-kaidah/nilai-nilai yang tidak memuaskan bagi pihak tertentu;
  2.  adalah tidak mungkin untuk mengatur semua kepentingan warga secara merata;
  3. kadang-kadang terjadi bahwa sistem pengendalian sosial tidak dapat diterapkan seterusnya; dar
  4. terjadi konflik dalam masyarakat karena perbedaan kepentingan.

Penyimpangan yang terjadi dalam masyarakat belum tentu selalu negatif. Kadang-kada’f penyimpangan itu memang diperlukan, asal penyimpangan itu tidak berkembang menjadi penyelewengan (delik). Adanya penyimpangan biasanya merupakan suatu petunjuk dan gejala bahwa:

  1. sistem norma yang ada kurang lengkap atau ketinggalan zaman;
  2.  ada sistem norma yang kurang jelas perumusannya sehingga timbul penafsiran yang bermaci– macam;
  3. terjadi kemacetan-kemacetan dalam pelaksanaan birokrasi;
  4. diperlukan lembaga penyaluran bagi kegiatan warga masyarakat yang lebih banyak;
  5. ketaatan masyarakat terhadap sistem norma menurun; dan
  6. derajat kesatuan masyarakat melemah.

Demikian penjelasan yang bisa kami sampaikan tentang 10 Jenis Pengendalian Sosial Beserta Penjelasan Lengkap. Semoga postingan ini bermanfaat bagi pembaca dan bisa dijadikan sumber literatur untuk mengerjakan tugas. Sampai jumpa pada postingan selanjutnya.


Baca postingan selanjutnya: