Pengertian Kohesivitas Kelompok : Aspek, Faktor dan Cara Kohesivitas Kelompok

Posted on

Pengertian Kohesivitas Kelompok – Apa yang dimaksud dengan kohesivitas kelompok? Agar lebih memahaminya, kali ini kita akan membahas tentang pengertian kohesivitas kelompok menurut para ahli, aspek, faktor dan cara meningkatkan kohesivitas kelompok secara lengkap.

Baca Juga : Pengertian Dinamika Kelompok

Pengertian Kohesivitas Kelompok

Pengertian kohesivitas kelompok adalah proses kesatuan, kelekatan atau daya tarik individu terhadap kelompok dalam rangka pemenuhan tujuan dan motivasi untuk bersama di dalamnya memiliki tingkat ketertarikan dan keyakinan untuk bersama dalam keberhasilan kelompok.

Pengertian kohesivitas kelompok kerja adalah daya tarik emosional sesama anggota kelompok kerja dimana adanya rasa saling menyukai, membantu dan secara bersama-sama saling mendukung untuk tetap bertahan dalam kelompok kerja dalam mencapai satu tujuan.

Definisi kohesivitas kelompok adalah kekuatan kelompok untuk tetap tinggal dalam kelompok dan mencegahnya meninggalkan kelompok.

Kohesivitas kelompok juga bisa diartikan sebagai tingkat solidaritas dan perasaan positif dari anggota kelompok terhadap kelompoknya. Semakin tinggi kohesivitas, maka sebuah tim akan semakin solid dan anggotanya akan semakin loyal pada kelompok.

Pengertian Kohesivitas Kelompok Menurut Para Ahli

Festinger, Schachter & Back (1950:164)

Pengertian kohesivitas menurut Festinger, Schachter & Back adalah total dari sebuah kekuatan yang berada pada anggota kelompok yang tetap bertahan pada kelompok tersebut.

Collins dan Raven (1964)

Pengertian kohesivitas kelompok menurut Collins dan Raven adalah kekuatan yang mendorong anggota kelompok untuk tetap tinggal di dalam kelompok dan mencegahnya meninggalkan kelompok.

Cartwright dan Zander (1986)

Menutnya, kohesivitas adalah derajat kekuatan ikatan dalam suatu kelompok yang masing-masing anggotanya secara psikologis menjadi saling tarik menarik dan saling tergantung.

Taylor, Peplau & Sears (1997:109)

Pengertian kohesivitas menurut Taylor, Peplau & Sears adalah kekuatan baik positif ataupun negatif yang menyebabkan anggota menetap pada suatu kelompok.

Robbins (2001)

Pengertian kohesivitas kelompok menurut Robbins adalah sejauh mana anggota tertarik satu sama lain dan termotivasi untuk tetap berada dalam kelompok tersebut.

Carron, dkk (2001)

Pengertian kohesivitas kelompok menurut Carron, dkk adalah proses dinamis yang terlihat melalui kecenderungan kelekatan dan kebersatuan kelompok dalam pemenuhan tujuan dan atau kepuasan kebutuhan afeksi anggota kelompok.

Baca Juga : Pengertian Kelompok Sosial

Munandar (2001)

Pengertian kohesivitas kelompok menurut Munandar adalah kesepakatan para anggota terhadap sasaran kelompok, serta saling menerima antar anggota kelompok. Semakin para anggota kelompok saling tertarik dan makin sepakat mereka terhadap sasaran kelompok, makin lekat kelompoknya.

George & Jones (2002)

Pengertian kohesivitas kelompok menurut George & Jones adalah anggota kelompok yang memiliki daya tarik satu sama lain. Kelompok yang kohesivitasnya tinggi adalah saling tertarik pada setiap anggota, sedangkan kelompok yang kohesivitasnya rendah adalah tidak saling tertarik satu sama lain.

Walgito (2003)

Pengertian kohesivitas kelompok menurut Walgito adalah dimensi fundamental dari struktur kelompok dan secara meyakinkan berpengaruh pada perilaku kelompok.

Robbin (2003)

Pengertian kohesivitas kelompok menurut Robbin adalah tingkat dimana para anggota kelompok saling tertarik satu sama lain dan termotivasi untuk tinggal didalam kelompok tersebut.

Mcshane dan Glinow (2003)

Pengertian kohesivitas kelompok menurut Mcshane dan Glinow adalah perasaan daya tarik individu terhadap kelompok dan motivasi mereka untuk tetap bersama kelompok dimana hal tersebut menjadi faktor penting dalam keberhasilan kelompok.

Greenberg (2005)

Pengertian kohesivitas kelompok menurut Greenberg adalah perasaan kebersamaan dalam kebersamaan antar anggota kelompok. Tingginya kohesivitas perasaan dalam kebersamaan antar anggota kelompok. Tingginya kohesivitas sebuah kelompok berarti tiap anggota dalam kelompok saling berinteraksi satu sama lain, mendapatkan tujuan mereka, dan saling membantu di tiap pertemuan dan bila anggota kelompok tidak kompak maka tiap anggota kelompok akan saling tidak menyukai satu sama lain dan mungkin terjadi perbedaan pendapat.

Forsyth (2006)

Pengertian kohesivitas kelompok menurut Forsyth adalah kesatuan yang terjalin dalam kelompok, menikmati interaksi satu sama lain, dan memiliki waktu tertentu untuk bersama dan di dalamnya terdapat semangat kerja yang tinggi.

Hartinah (2009:72)

Pengertian kohesivitas kelompok menurut Hartinah adalah sejumlah faktor yang mempengaruhi anggota kelompok untuk tetap menjadi anggota kelompok tersebut.

Baca Juga : Cara Mengatasi Konflik Yang Terjadi Dalam Kelompok

Aspek Kohesivitas Kelompok

Menurut Forsyth (2006), ada empat aspek yang mempengaruhi kohesivitas kelompok, diantaranya yaitu:

  • Kekuatan Sosial, yaitu keinginan dalam diri individu untuk tetap berada dalam kelompoknya atau desakan atau dorongan dari setiap individu terhadap organisasi ataupun kelompoknya untuk tetap berada dalam kelompok.
  • Kesatuan dalam kelompok, yaitu perasaan saling memiliki terhadap kelompoknya dan memiliki perasaan moral yang berhubungan dengan keanggotaannya dalam kelompok. Atau bisa juga diartikan sebagai kumpulan manusia yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Kelompok diciptakan oleh anggota masyarakat. Kelompok juga dapat memengaruhi perilaku para anggotanya.
  • Daya Tarik. Individu akan lebih tertarik melihat bisa segi kelompok kerjanya sendiri dari pada melihat dari anggotanya secara spesifik. Daya tarik bisa berupa semangat kerja yang dimiliki kelompok sehingga akan berdampak positif terhadap perkembangan dan keberlangsungan kelompok tersebut untuk dapat mencapai tujuan.
  • Kerjasama Kelompok. Individu memiliki keinginan yang lebih besar untuk bekerja sama untuk mencapai tujuan kelompok. Kerja sama juga mampu menjadi standar penilaian kerja sesorang dalam beberapa kelompok. Untuk bisa melihat seberapa kuat dan seberapa besar partisipasi dari setiap anggota kelompok.

Menurut McShane dan Glinow (2008), ada beberapa aspek yang mempengaruhi kohesivitas kelompok, diantaranya yaitu:

  • Adanya kesamaan. Kelompok kerja yang homogen akan lebih kohesif dibanding kelompok kerja yang heterogen. Karyawan yang berada dalam kelompok yang homogen dimana memiliki kesamaan latar belakang, membuat mereka lebih mudah bekerja secara objektif, dan mudah menjalankan peran dalam kelompok.
  • Ukuran kelompok. Kelompok yang berukuran kecil akan lebih kohesif dari pada kelompok yang berukuran besar karena akan lebih mudah untuk beberapa orang untuk mendapatkan satu tujuan dan lebih mudah untuk melakukan aktivitas kerja.
  • Adanya interaksi. Kelompok akan lebih kohesif jika kelompok melakukan interaksi berulang antar anggota kelompok. Ketika ada masalah. Kelompok yang kohesif mau bekerja sama untuk mengatasi masalah.
  • Keberhasilan kelompok. Kohesivitas kelompok kerja terjadi ketika kelompok telah berhasil memasuki level keberhasilan. Anggota kelompok akan lebih mendekati keberhasilan mereka dari pada mendekati kegagalan.
  • Tantangan. Kelompok kohesif akan menerima tantangan dari beban kerja yang diberikan. Setiap anggota akan bekerja sama menyelesaikan tugas yang diberikan, bukan menganggap hal tersebut sebagai masalah melainkan tantangan.

Baca Juga : Pengertian Interaksi Sosial

Faktor yang Mempengaruhi Kohesivitas Kelompok

Menurut Forsyth (2006), ada beberapa faktor yang mempengaruhi kohesivitas kelompok, diantaranya yaitu:

Interpersonal attraction (ketertarikan interpersonal)
Suatu kelompok bisa terjalin saat dalam kelompok tersebut ada ketertarikan dari setiap individu. Selain ketertarikan, faktor yang mempengaruhi pembentukan kelompok diantaranya kedekatan, frekuensi interaksi, kesamaan, kelengkapan, timbal balik dan saling memberikan penghargaan. Dengan begitu juga mereka bisa membentuk kelompok yang belum sempurna menjadi kelompok yang sangat kompak.

Stability of membership (stabilitas keanggotaan)
Stabilitas anggota bisa dilihat dari lamanya anggota berada pada suatu kelompok. Suatu kelompok yang keanggotaannya sering berganti cenderung memiliki kohesivitas yang rendah dan berbanding terbalik dengan kelompok yang keanggotaannya cenderung lama.

Group size (ukuran kelompok)
Ukuran kelompok dapat mempengaruhi kohesivitas kelompok. Konsekuensi yang ditimbulkan adalah semakin besar kelompok maka kebutuhan akan antar anggota kelompok juga semakin besar. Kelompok yang besar memungkinkan adanya reaksi antar anggota kelompok yang meningkat dengan cepat sehingga banyak anggota tidak bisa memelihara hubungan yang positif dengan anggota kelompok lainnya.

Structural features (ciri-ciri struktural)
Kelompok yang kohesif cenderung terjadi secara relatif karena mereka lebih tersusun dan struktur kelompok dihubungkan dengan tingkat kohesi yang lebih tinggi dibanding dengan yang lain.

Initations (permulaan kelompok)
Seorang individu yang memiliki ketertarikan untuk masuk dalam suatu kelompok umumnya melakukan serangkaian tes untuk bisa menjadi anggota kelompok. Dengan adanya tahapan yang dilakukan seseorang sebelum bergabung dalam suatu kelompok akan membuat sebuah ikatan yang kuat antar setiap anggota dengan kelompoknya.

Menurut Rachmawati (2009), ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kohevisitas suatu kelompok, diantaranya yaitu:

  • Kegiatan kelompok, yaitu dengan ikut berpartisipasi dalam acara yang diselenggarakan bersama.
  • Simbol, ini bisa menjadi pembeda antar anggota kelompok dengan komunitas lain.
  • Komunikasi, ini merupakan suatu hal yang penting yang menyatukan banyak bagian menuju kohesivitas yang tinggi. Fokusnya pada komunikasi interpersonal, yaitu interaksi berbalasan antara dua orang dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan atau meraih hasil yang diharapkan.
  • Ancaman luar, tekanan yang dapat menahan ancaman dari luar yaitu adalah musuh.
  • Prospek masa depan, kohesivitas dipengaruhi oleh apakah organisasi tersebut memiliki prospek yang baik atau tidak, sebuah harapan menjadi faktor penting saat mengerjakan tugas kelompok atau individu.
  • Homogenitas, dimana semakin homogen sebuah kelompok, maka semakin mudah untuk menciptakan kohesivitas kelompok.
  • Interaksi, dimana semakin sering anggota bekerja bersama, maka semakin mudah untuk terciptanya kohesivitas.
  • Pencitraan, dimana saat anggota merasa bahwa kelompoknya mampu meningkatkan citra serta harga diri mereka, maka kohesivitas akan meningkat.

Baca Juga : Pengertian Pranata Sosial

Cara Meningkatkan Kohesivitas Kelompok

Menurut Wijayanto (2012), ada beberapa cara untuk meningkatkan kohesivitas kelompok, diantaranya yaitu:

  • Menjelaskan kepedulian tentang kompetisi. Pimpinan bisa menjelaskan keberadaan kompetisi yang tinggi dengan kompetitor baik dari dalam maupun luar organisasi untuk meningkatkan kohesivitas.
  • Meningkatkan daya tarik antarpribadi. Terkadang, seseorang mau bergabung dalam sebuah tim karena identitas maupun kekaguman terhadap anggota tim.
  • Meningkatkan interaksi. Interaksi dipercaya bisa meningkatkan kohesivitas dengan membuat acara agar intensitas interaksi bisa ditingkatkan dan terjadi kohesivitas kelompok.
  • Menciptakan tujuan bersama dan nasib bersama yang akan mempengaruhi tiga variabel fungsional dalam efektiviats kelompok yakni task interdependence, sense of potency, dan outcome interdependence.

Demikian artikel pembahasan tentang pengertian kohesivitas kelompok menurut para ahli, aspek, faktor dan cara meningkatkan kohesivitas kelompok secara lengkap. Semoga bermanfaat dan jangan lupa ikuti postingan lainnya.