Penerapan Prinsip-Prinsip Belajar dalam Pembelajaran bagi Siswa dan Guru

Posted on

Penerapan dan Penjelasan Prinsip-Prinsip Belajar dalam Pembelajaran bagi Siswa dan Guru

Prinsip belajar merupakan suatu hubungan yang terjadi antara pendidik dan peserta didik dengan tujuan agar peserta didik mendapatkan motivasi belajar yang berguna untuk dirinya sendiri. Selain itu, prinsip belajar juga dapat digunakan sebagai landasaan berfikir, landasan berpijak dan sebgai sumber motivasi agar proses belajar dna pembelajaran dapat berjalan dengan baik antara pendidik dan peserta didik.

Dalam perencanaan pembelajaran, prinsip-prinsip pembelajaran dapat mengungkap batas batas kemungkinan dalam pembelajaran. Dalam pelaksanaanya, pengetahuan tentang teori dan prinsip-prinsip pembelajaran dapat membantu guru dalam memilih tindakan yang tepat. Selain itu, prinsip-prinsip tersebut berguna untuk mengembangkan sikap yang diperlukan untuk menunjang peningkatan belajar siswa.

Prinsip-Prinsip Belajar

Prinsip-prinsip belajar bagi siswa bertujuan untuk meningkatkan upaya belajarnya, sedangkan untuk bertujuan untuk meningkatkan kualitas mengajarkan. Prinsip-prinsip tersebut berkaitan dengan perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung, pengulangan, tantangan, balikan penguatan dan serta perbedaan individual.

1. Perhatian dan Motivasi

Perhatian memiliki peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Menurut Gage dan Berliner (1984:355) kajian belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa adanya perhatian tidak akan mungkin terjadi belajar. Sikap perhatian terhadap pelajaran akan timbul jika pelajaran yang diterima sesuai dengan kebutuhan siswa. Karena siswa merasa bahwa pelajaran tersebut sebagai sesuatu yang dibutuhkan dan merasa diperlukan dalam kehidupan sehari-hari maka siswa akan lebih termotivasi untuk mempelajari lebih lanjut.

Selain perhatian, motivasi juga memiliki peranan penting dalam kegiatan belajar, Motivasi merupakan tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang, motivasi juga dapat dijadikan sebagai tujuan atau alat dalam pembelajaran. Motivasi sebagai tujuan dapat dijadikan salah satu tujuan dalam mengajar. Hal itu berkaitan dengan guru yang mengharapkan siswa tertarik dalam kegiatan intelektual dan estetik sampai kegiatan belajar berakhir. Sedangkan motivasi sebagai alat pembelajaran yaitu menjadi salah satu faktor intelegasi dan hasil belajar sebelumnya yang dapat menentukan keberhasilan siswa dalam bidang pengetahuan dan nilai-nilai keterampilan.

2. Keaktifan

Menurut John Dewey memngemukakan pendapatnya bahwa belajar menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka siswa harus memniliki inisiatif sendiri dan guru hanya bertugas untuk membimbing dan mengarahkan.

Dari teori diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar tidak dapat dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak dapat dilimpiahkan oleh orang lain. Setiap anak memiliki dorongan untuk melakukan sesuatu, memiliki kemauan dan aspirasinya sendiri-sendiri dan tugas guru hanyalah membimbing dan mengarahkan.

Menurut teori kognitif Gage ad Barliner, belajar menunjukkan adanya jiwa yang sangat aktif, jiwa mengolah informasi yang kita terima dan mengadakan tranformasi yang berkaitan dengan informasi yang telah diterima.

Dalam teori tersebtu anak memiliki sifat aktif dan mampu merencanakan sesuatu. dengan mencari, menemukan dan menggunakan pengetahuan yang diterima. Proses belajar dari teori tersebut adalah siswa mampu mengidentifikasi, merumuskan masalah, mencari dan menemukan fakta, serta menganalisis, menafsirkan dan menarik kesimpulan.

Dalam prinsip ini, siswa selalu menampakkan keaktifan, dan setiap keaktifan tersebut memiliki bentuk yang beraneka ragam. Seperti kegiatan fisik yang dengan mudah bisa dipahami oleh guru hingga kegiatan psikis yang sulit untuk diamati.

3. Keterlibatan langsung/Berpengalaman

Menurut Edgar Dale mengemukakan pendapatnya bahwa belajar yang paling baik adalah belajar yan melalui pengalaman langsung. Dengan pengalaman langsung siswa tidak hanya sekedar mengamati tetapi juga menghayati, siswa akan terlibat langsing dalam perbuatan dan mampu membuat siswa bertanggung jawan terhadap hasil.

Selain itu John Dewey juga mengungkapkan bahwa belajar sebaiknya dialami melalui perbuatan langsung. Belajar harus dilakukan siswa secara aktif, baik secara individual atau secara berkelompok dengan cara memecahkan masalah. Tugas guru berindak sebagai fasilitator dan pembimbing.

4. Pengulangan

Dalam teori Psikologi Daya menerangkan bahwa belajar merupakan bentuk melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamat, mengingat, menanggap, mengkhayal, dan berpikir sebagai bentuk dari pengulangan. Dengan melakukan pengulangan maka Daya-Daya tersebut akan semakin berkembang dan daya yang dilatih dengan adanya pengulangan akan menjadi sempurna. Teori tersebut dapat di ibaratkan dengan sebuah pisau yang selalu diasah, semakin lama akan semakin tajam.

Teori lain, berasal dari teori Psikologi Asosiasi dalam satu hukum belajarnya “Law of Exercise” mengemukakan bahwa belajar adalah pembentukan hubungan antara stimulus dan respons, dan pengulangan terhadap pengalaman-pengalaman itu akan memperbesar peluang timbulnya respon yang benar.

Sedangkan menurut teori Psikologis Conditioning atau teori perkembangan dari koneksionisme yang menekankan pentingnya pengulangan dalam belajar, mengemukakan pendapatnya bahwa belajar merupakan pembentukan hubungan stimulus dan respon, maka pada konsep psikologis conditioning respons akan muncul bukan karena stimulus tapi karena stimulus yang dikondisikan.

Dari ketiga teori diatas, dapat disimpulkan bahwa pada prinsip tersebut lebih menekankan pentingnya prinsip pengulangan dalam belajar walau dengan tujuan yang berbeda. Salah satu metode yang menrapakan bentuk belajar dengan prinsip pengulangan adalah metode drill dan stereotyping.

5. Tantangan

Menurut teori medan (Field Theori) yang berasal dari Kurt Leewin menyatakan bahwa dalam situasi belajar siswa berada dalam suatu medan atau tantangan psikologis, dalam situasi tersebut siswa belajar menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai namun selalu menghadapi hambatan. Salah satu hambatan tersebut adalah mempelajari bahan materi belajar dan siswa merasa tertantang untuk menghadapi tantangan tersebut dengan mempelajari bahan materi belajar.

Apabila hambatan tersebut dapat diatasi oleh siswa, maka siswa telah berhasil mencapai tujuan dan ia akan masuk ke dalam medan atau tujuan baru, proses ini berlaku seterusnya.

Bahan belajar yang diberikan oleh guru haruslah menantang untuk membuat anak memiliki motivasi untuk mengatasi hambatan dengan baik. Dengan diberikannya metode ini juga akan membuat siwa semakin lebih giat untuk belajar.

6. Balikan dan Penguatan

Dalam prinsip ini menggunakan prinsip Operant Conditioning yang berasal dari B.F Skinner. Jika pada prinsip pengulangan menggunakan teori conditioning yang menekankan pada stimulus, maka pada teori ini lebih menekankan pad respons nya.

Kunci dalam teori ini adalah Law of effect, yaitu siswa akan belajar lebih semangat jika mengetahui dan mendapatkan hasil belajar yang baik. Hal tersebut sangat berpengaruh baik untuk membuat siswa lebih baik lagi dalam usaha belajar selanjutnya.

7. Perbedaan Individual

Perbedaan individual sangat berpengaruh pada cara belajar dan hasil belajar siswa. Setiap siswa memiliki individual yang unik, artinya setiap individu memiliki perbedaan satu sama lain, seperti perbedaan karakter psikis, kepribadian dan sifat yang berbeda.Hal inilah yang perlu diperhatikan oleh guru dam upaya pembelajaran.

Namun sebagian besar sistem pendidikan kita masih kurang memperhatikan masalah perbedaan individual, pada umumnya pelaksanaan pemeblajaran dikelas menilai siswa sebagai individual yang memiliki kemampuan yang sama atau rata-rata. Salah satu metode yang dapat dilakukan untuk memperbaiki sistem tersebut yaitu dengan menggunakan metode-metode atau strategi pembelajaran yang bervariasi, sehingga perbedaan-perbedaan kemampuan tersebut dapat terlayani.

Usaha lain yang dapat dilakukan yaitu dengan memberikan tambahan pelajaran atau pengayaan pelajaran bagi siswa yang pandai dan memberikan tugas sesuai dengan minat siswa. Sebagai unsur primer dan sekunder dalam pembelajaran, maka dengan sendirinya siswa dan guru terimplikasi adanya prinsip-prinsip belajar.

Demikian artikel yang diberikan tentang Penerapan Prinsip-Prinsip Belajar dalam Pembelajaran bagi Siswa dan Guru semoga informasi yang diberikan bermanfaat dan dapat menambah ilmu pengetahuan anda. Sampai jumpa di postingan selanjutnya..