Pengertian Majas Eufemisme, Fungsi dan Contoh Majas Eufemisme Dalam Bahasa Indonesia Lengkap

Posted on

Pengertian Majas Eufemisme, Fungsi dan Contoh Majas Eufemisme Dalam Bahasa Indonesia Lengkap – Majas atau Gaya Bahasa adalah bahasa indah yang digunakan untuk memperindah susunan kalimat agar tercipta kesan imajinatif atau efek tertentu bagi pembaca atau pendengar.

Ada banyak jenis majas atau gaya bahasa ini, diantaranya yaitu majas eufemisme, anafora, repetisi, alegori, paradoks, simile, litotes, ironi, hiperbola, metafora, personafikasi dan lain sebagainya. Nah kali ini kita akan membahas tentang Majas Eufemisme, berikut selengkapnya:

Pengertian Majas Eufemisme

Kata eufemisme berasal dari bahasa Yunani yaitu euphemizein yang berarti “kata-kata yang baik”. Eufemisme merupakan ungkapan yang lebih halus sebagai pengganti ungkapan yang dirasakan kasar.

Majas eufemisme adalah jenis majas atau gaya bahasa perbandingan yang bisa menggantikan pengertian dengan kata-kata lain yang memiliki makna yang hampir sama. Selain itu, majas eufemisme diartikan sebagai ungkapan atau gaya bahasa pelembut dengan menghindari kata-kata kasar dan kurang sopan untuk menjaga tata krama. Fungsi majas eufemisme yaitu untuk menghaluskan suatu maksud kalimat agar lebih sopan atau tidak menimbulkan kesan menyinggung lawan bicara.

Contoh Majas Eufimisme

Berikut ini beberapa contoh majas eufemisme, diantaranya yaitu:

  • Dina tidak naik kelas karena ia kurang mampu mengikuti pelajaran. (kurang mampu = tidak mampu).
  • Dimana kamar kecilnya? (kamar kecil = WC)
  • Penjahat itu berhasil diamankan polisi. (diamankan = ditangkap)
  • Orang tuna netra memiliki hak yang sama dengan orang-orang lainnya. (Tuna netra = buta).
  • Jika malas bekerja dan berusaha, kamu akan menjadi tuna wisma. (Tuna wisma = gelandangan).
  • Ibu dari Nita telah berpulang ke Ilahi. (berpulang = meninggal).
  • Polisi itu dibebastugaskan karena telah melakukan pungli terhadap pengendara. (dibebastugaskan = dipecat).
  • Nana menjadi tuna wicara sejak lahir. (tuna wicara = bisu).
  • Ia harus menjaga makanan yang dikonsumsi agar calon bayinya tidak menjadi tuna daksa. (tuna daksa = cacat fisik).
  • Bu Ani mencari pramuwisma untuk menjaga kebersihan di rumahnya yang luas. (pramuwisma = pembantu rumah tangga).
  • Nadia menjadi volunter di lembaga swadaya masyarakat yang membina anak-anak tuna grahita. (tuna grahita = keterbelakangan mental).
  • Tria menjadi pramusaji di kapal pesiar yang megah dan berlayar ke berbagai negara. (pramusaji = pelayan).
  • Anggota DPR yang korupsi itu sudah mengenakan rompi orange saat digandeng polisi. (rompi orange = baju tahanan).
  • Paranormal yang ternyata penipu itu akhirnya mendapat hukuman dan masuk jeruji besi. (paranormal = dukun).
  • Wanda bekerja sebagai pramuniaga di mini market desanya. (pramuniaga = penjaga toko).
  • Banyak orang tidak sehat yang ditemui berkeliaran di jalanan. (orang tidak sehat = orang gila).
  • Dani terburu-buru ingin buang air besar hingga ia berlari-lari. (buang air besar = berak).
  • Orang yang tidak menjalani pendidikan akan menjadi tuna aksara. (tuna aksara = buta huruf).
  • Dia memang kurang pintar sehingga dia tinggal kelas. (kurang pintar = bodoh).
  • Semua karyawan pabrik tekstil itu dirumahkan tiba-tiba tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. (dirumahkan = di-PHK).
  • Nita termasuk dari keluarga ekonomi bawah. (ekonomi bawah = miskin).
  • Kehidupan yang kejam di ibu kota Jakarta, membuat Nata harus menjadi tuna susila. (tuna susila = pekerja seks komersial).
  • Tidak disangka Firda yang berusia 5 tahun telah mendahului orang-orang disekitarnya. (mendahului = meninggal).
  • Oknum tentara itu diberhentikan dengan tidak hormat karena telah mencemarkan nama baik institusi dengan berbuat kejahatan. (diberhentikan = dipecat).
  • Dalam dunia kesehatan, konsumen jiwa sehat diperlakukan sangat baik untuk menjaga emosinya tetap stabil. (konsumen jiwa sehat = orang gila).
  • Di rumah sakit banyak pasien di rawat. (pasien = orang sakit).
  • Widia meminta ijin untuk ke belakang di tengah-tengah berjalannya seminar. (ke belakang = ke kamar mandi).
  • Ghani merupakan seorang tuna laras sehingga tidak bisa menyanyikan lagu dengan baik. (tuna laras = cacat suara/nada).
  • Jeruji besi adalah tempat orang-orang yang pernah berbuat kesalahan atau pelanggaran hukum. (jeruji besi = penjara).
  • Widia divonis tuna ganda sejak usia 15 tahun dimana dia tidak bisa berjalan dan juga tidak bisa mendengar. (tuna ganda = cacat kombinasi).
  • Putra memang agak ketinggalan dibandingkan kawan-kawannya (ketinggalan = kurang pintar).

Demikian artikel tentang “Pengertian Majas Eufemisme, Fungsi dan Contoh Majas Eufemisme Dalam Bahasa Indonesia Lengkap”  semoga bermanfaat dan jangan lupa ikuti postingan kami berikutnya. Sampai jumpa