Perilaku Dan Hikmah Beriman Kepada Kitab Kitab Allah Swt.

Posted on

Keimanan terdapat dalam hati dan diamalkan dengan perbuatan. Keimanan akan mendorong seseorang melakukan sesuatu yang sesuai dengan ajaran dan tuntutan agama. Iman kepada kitab-kitab Allah Swt. juga tercermin dalam perilakunya. Berikut beberapa perilaku dan hikmah beriman kepada kitab-kitab Allah Swt.

Membaca-alquran-reuters

Perilaku Beriman kepada Kitab-Kitab Allah Swt.

Keimanan dan pengetahuan agama tidak bermanfaat jika tidak diterapkan dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut beberapa perilaku beriman kepada kitab-kitab Allah Swt.

Beriman kepada Kitab-Kitab Sebelum Al-Qur’an

Beberapa perilaku yang dapat dilakukan sebagai wujud keimanan kepada kitab yang diturunkan sebelum Al-Qur’an, yaitu kitab Taurat, Zabur, dan Injil sebagai berikut.

  1. Meyakini bahwa kitab Taurat diterima oleh Nabi Musa a.s. untuk menjadi peringatan serta pedoman baginya dan Bani Israel.
  2. Meyakini bahwa kitab Zabur diterima oleh Nabi Daud a.s. untuk menjadi peringatan serta pedoman baginya dan kaumnya.
  3. Meyakini bahwa kitab Injil diterima oleh Nabi Isa a.s. untuk menjadi peringatan serta pedoman baginya dan Bani Israel.
  4. Meyakini bahwa Allah Swt. menurunkan kitab Taurat, Zabur, serta Injil untuk menjadi peringatan hanya bagi kaum pada masanya.
  5. Meyakini bahwa kitab Taurat, Zabur, serta Injil merupakan wahyu Allah Swt. dan bukan karangan nabi dan rasul.
  6. Meyakini bahwa hanya Allah Swt. yang Maha Mengetahui segala sesuatu tentang kitab Taurat, Zabur, dan Injil.

Beriman kepada Al-Qur’an

Al-Qur’an adalah kitab yang terjaga keasliannya dan tidak akan berubah sampai akhir zaman. Al-Qur’an berbeda dengan kitab-kitab sebelumnya yang hanya berfungsi sebagai peringatan bagi kaum tertentu. Al-Qur’an adalah pedoman bagi semua umat manusia hingga akhir zaman.

Al-Qur’an telah menyempurnakan ajaran yang terdapat pada kitab-kitab sebelumnya. Ajaran yang terdapat dalam kitab-kitab tersebut tidak lagi berlaku setelah Al-Qur’an diwahyukan. Oleh karena itu, kita tidak perlu menjaiankan ajaran yang terdapat pada kitab Taurat, Zabur, dan Injil. Syariatyang berlaku untuk umatsebelum Nabi Muhammad saw. pun tidak berlaku bagi umat saat ini, kecuali untuk syariat-syariat tertentu yang telah ditetapkan oleh Al-Qur’an dan sunah Rasulullah saw., misalnya syariat Nabi Ibrahim a.s.

Hal ini tidak berarti syariat para nabi dan rasul ter- dahulu tidak baik, tetapi Al-Qur’an telah menyempurna¬kan syariat sebelumnya. Dengan demikian, kita tidak perlu menjaiankan syariat terdahulu. Kita hanya diberi kewajiban untuk mengamalkan ajaran yang terdapat dalam Al-Qur’an. Perilaku penerapan iman kepada Al-Qur’an dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut.

  1. Meyakini bahwa Al-Qur’an merupakan wahyu Allah Swt., bukan karangan Nabi Muhammad saw.
  2. Meyakini bahwa Al-Qur’an dijamin kebenarannya oleh Allah Swt., tanpa ada keraguan sedikit pun. Belajar membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.
  3. Mengajarkan cara membaca Al-Qur’an dengan benar kepada orang lain.
  4. Berupaya memahami makna dan kandungan ayat-ayat Al-Qur’an.
  5. Mengamalkan ajaran Al-Qur’an dalam keseharian.
  6. Mengajak orang lain mengamalkan ajaran Al-Qur‘an.

Hikmah Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah Swt.

Keimanan kepada kitab-kitab Allah Swt. memiliki hikmah dan manfaat. Beberapa hikmah beriman kepada kitab-kitab Allah Swt. sebagai berikut.

Meningkatnya Kualitas Kehidupan Pribadi

Iman pada kitab-kitab Allah Swt. dapat meningkatkan kualitas kehidupan pribadi. Fungsi ini tercantum dalam ayat Al-Qur’an berikut ini.

al-baqarah-4-5

Artinya: Dan mereka yang beriman kepada (Al-Qur’an) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau serta mereka yakin akan adanya akhirat. Merekalah yang mendapatpetunjuk dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orangyang beruntung. (Q.S. al-Baqarah [2]: 4-5)

Ayat di atas menjelaskan bahwa orang-orang yang beriman kepada Al-Qur’an dan menjadikannya pedoman hidup adalah orang-orang yang mendapat petunjuk dari Allah Swt. Al-Qur’an berisi perintah beribadah dan menyembah Allah Swt. agar manusia tidak terlena dengan kehidupan dunia. Al-Qur’an juga mengajarkan manusia berbuat baik dan tolong-menolong kepada sesama. Al-Qur’an juga melarang hal-hal yang dapat merugikan manusia. Contohnya, mengonsumsi daging babi yang mengandung banyak bibit penyakit dan banyak madarat. Kitab Allah Swt. mengajarkan manusia agar memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Mengajarkan Cara Membangun Kehidupan Bermasyarakat

Al-Qur’an mengajarkan cara bersikap terhadap sesama dalam berbagai keadaan. Allah Swt. tidak membedakan manusia berdasarkan status sosial maupun jabatan. Dengan persamaan tersebut ke¬hidupan masyarakat akan tenang. Masyarakat yang mengamalkan ajaran Al-Qur’an akan menjadi masya- rakat yang baik.

Menjalin Kerukunan dalam Hidup Berbangsa dan Bernegara

Al-Qur’an mengajarkan umat Islam tentang per- satuan dan kerukunan dalam bernegara. Rasulullah saw. telah mencontohkan ketika membangun negara Madinah. Beliau menerapkan kebebasan beragama, toleransi antarumat beragama, serta semangat mem- pertahankan musuh serangan negara lain yang berniat ‘ memecah persatuan.

Meningkatkan Keimanan kepada Allah Swt.

Al-Qur’an berisi perintah, larangan, dan imbauan dalam beribadah. Seseorang yang mengamalkan Al-Qur’an akan meningkatkan keimanan kepada Allah Swt. Selain itu, seseorang yang mengamalkan Al-Qur’an berarti melaksanakan perintah, menjauhi larangan, serta melakukan imbauan Allah Swt. dan Rasulullah saw.

Demikian penjelasan yang bisa kami sampaikan tentang Perilaku Dan Hikmah Beriman Kepada Kitab Kitab Allah Swt.. Semoga postingan ini bermanfaat bagi pembaca dan bisa dijadikan sumber literatur untuk mengerjakan tugas. Sampai jumpa pada postingan selanjutnya.


Baca postingan selanjutnya:

Pengertian Iman Kepada Kitab-Kitab Allah Swt. Dan Mengenal Kitab-Nya

Berlakunya Periode Reformasi / Transisi (21 Mei 1998 – Oktober 2004) Di Indonesia

Berlakunya Periode Orde Lama Dan Orde Baru Di Indonesia

Berlakunya Periode UUD 1945, Konstitusi RIS Dan UUD 1950

Makna Pancasila Sebagai Sumber Nilai Bangsa Republik Indonesia