Pengertian Cahaya, Sifat dan Perkembangan Teori Cahaya Menurut Para Ahli Terlengkap

Posted on

Pengertian Cahaya, Sifat dan Perkembangan Teori Cahaya Menurut Para Ahli Terlengkap – Cahaya adalah energi dalam bentuk gelombang elektromagnetik yang kasat mata dengan panjang gelombang sekitar 380-750 nm. Dalam Fisika, Cahaya adalah radiasi gelombang elektromagnetik baik dengan panjang gelombang kasat mata ataupun tidak. Selain itu, cahaya adalah paket partikel yang disebut dengan foton.

Sifat-Sifat cahaya

Adapun sifat-sifat cahaya, diantaranya:

  • Cahaya merambat lurus
  • Cahaya dapat dibiaskan
  • Cahaya dapat diuraikan
  • Cahaya dapat menembus benda bening
  • Cahaya dapat mengalami interferensi
  • Cahaya dapat mengalami difraksi (Pelenturan)
  • Cahaya dapat mengalami polarisasi

Teori Cahaya Menurut Para Ahli

Terdapat beberapa teori cahaya yang dikemukan oleh beberapa Ahli Teori-teori cahaya sudah berkembang sejak zaman dulu sebelum Descarter, Huygent, Newton,Thomas Young, Fresnel, Max Planck, Maxwell, dan Einstein mengajukan teori-teori mereka tentang cahaya. Berikut selengkapnya:

Teori Impuls Cahaya

Descarter mengemukakan teori cahaya dalam dalam suatu tulisannya tentang topik pada tahun 1637 dan menyatakan bahwa cahaya adalah suatu impuls (gangguan) yang merambat lurut dengan cepat dari suatu tempat ke tempat yang lain. Dari semua penjelasannya, maka teori impuls cahaya dari Rene Descarter ini mampu menjelaskan hukum Snellius.

Teori Korpuskuler

Teori Korpuskuler diungkapkan oleh fisikawan dan ahli matematika yang berasal dari Inggris, yaitu Sir Isaac Newton (1642-1727). Dalam teorinya, Newton mengungkapkan bahwa sumber-sumber dari cahaya memancarkan elemen-elemen sangat halus yang mengenai mata kita, sehingga memberikan kesan cahaya. Bagian-bagian yang sangat halus tersebut, menurut Newto merupakan partikel-partikel cahaya yang dipancarkan ke segala arah. Maka berdasarkan teori tersebut cahaya terdiri dari berkas partikel.

Teori korpuskuler Newton juga mengungkapkan bahwa laju cahaya cepat ketika memasuki medium yang lebih rapat, hal tersebut dikarenakan cahaya mendapatkan tarikan gravitasi lebih besar. Teori Kopuskuler bisa menjelaskan fakta tentang pemantulan cahaya, namun kemudian teori tersebut bertentangan dengan teori cahaya yang diungkapkan oleh Huygens.

Teori Gelombang

Teori gelombang diungkapkan oleh seorang ahli astronomi, matematikawan, dan ahli fisika yang berasal dari Belanda yaitu Christian Huygens (1629-1695). Menurut Huygens, di dalam sumber cahaya terdapat sesuatu yang bergetar dan getaran tersebut merambat lurus ke mata kita sebagai gelombang. Karena cahaya bisa merambat dalam ruang hampa, maka menurut Huygens, medium untuk cahaya bukan udara.

Berdasarkan hal tersebut, maka pada akhir abad 19 para ilmuan percaya bahwa di ruang angkasa terdapat eter yang menyebabkan cahaya bisa merambat melalui ruang hampa. Eter adalah zat yang memenuhi ruangan dan tidak memiliki massa. Tetapi kemudian, hipotesis tentang eter tersebut tidak terbukti karena berdasarkan percobaan dari Albert Michelson dan Edward Morley, eter tersebut tidak ada.

Pada tahun 1678, Huygens mengungkapkan sebuah prinsip yang dikenal sebagai prinsip Huygens, yang berbunyi sebagai “Setiap titik pada muka gelombang cahaya bisa bertindak sebagai sumber gelombang sekunder yang memancar dari pusatnya dengan frekuensi, kecepatan, dan panjang gelombang yang sama seperti gelombang sumbernya.

Gelombang sekunder yang dihasilkan, menurut prinsip Huygens, disebut sebagai anak gelombang. Prinsip Huygens bisa menjelaskan apa yang terjadi ketika cahaya / gelomabng lain menumbuk sebuah penghalang atau memasuki medium lain selama proses pembiasan.

Pada tahun 1801, seorang ilmuwan Inggris bernama Thomas Young (1773-1829) dan seorang ilmuan Perancis yaitu Augustin Jean Fresnel (1788-1827), berhasil mengembangkan teori gelombang cahaya Huygens. Young dan Fresnel menyatakan perbedaan antara partikel dengan gelombang, yaitu ketika dua buah atau lebih gelombang berpadu dalam medium yang sama, maka gelombang-gelombang tersebut bisa saling menguatkan atau saling meniadakan perpindahan partikel-partikel pada berbagai tempat dalam medium.

Kesimpulan tersebut diperoleh berdasarkan percobaan tentang interferensi yang dilakukan oleh Young dan Fresnel secara terpisah. Young merupakan ilmuwan yang mengajukan ide mengenai interferensi gelombang cahaya, sedangkan Fresnel adalah ilmuwan yang mampu menganalisis fenomena interferensi dan difraksi secara matematis. Selain itu, Fresnel juga mampu menjelaskan tentang polarisasi cahaya dan menyatakan bahwa cahaya merupakan gelombang transversal.

Teori Gelombang Elektromagnetik

Teori gelombang elektromagnetik diajukan oleh seorang ahli fisika Inggris, yaitu James Clerk Maxwell (1831-1879). Berdasarkan gagasan Faraday tentang hubungan listrik dan magnet, maka Maxwell menyatakan bahwa cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang tidak membutuhkan medium untuk merambat.

Maxwell berhasil menunjukkan bahwa cahaya tampak merupakan bagian dari spektrum gelombang elektromagnetik dan ia juga berhasil memprediksi kelajuan cahaya dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:

Perkembangan Teori Cahaya Menurut Para Ahli Beserta Pemahamannya Terlengkap

Teori gelombang elektromagnetik Maxwell didukung oleh Heinrich Hertz yang berhasil membangkitkan dan medeteksi adanya gelombang elektromagnetik dari sebuah percobaan dengan menggunakan listrik.

Teori Kuantum

Pelopor dari teori kuantum yaitu Max Planck dan Einstein. Teori tersebut menyatakan bahwa cahaya bisa berperilaku sebagai sebuah gelombang maupun partikel, hal ini berdasarkan gagasan Max Planck bahwa cahaya terdiri dari paket-paket energi yang disebut dengan foton.berdasarkan teori kuantum, maka pada tahun 1905 Albert Einstein (1875-1955) berhasil menjelaskan peristiwa tentang efek foto listrik.

Demikian penjelasan yang bisa kami sampaikan tentang  . Semoga bermanfaat.