Pengertian Pola Makan, Komponen, Dimensi, Pengaturan dan Faktor Yang Mempengaruhi Pola Makan Seseorang Lengkap

Posted on

Pengertian Pola Makan, Komponen, Dimensi, Pengaturan dan Faktor Yang Mempengaruhi Pola Makan Seseorang Lengkap – Pengertian pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai jumlah dan jenis bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh seseorang dan merupakan ciri khas untuk suatu masyarakat tertentu.

Pola makan yang baik adalah pola makan yang mengandung makanan sumber energi, sumber zat pembangun dan sumber zat pengatur, karena semua zat gizi dibutuhkan untuk pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh serta perkembangan otak dan produktivitas kerja, serta dimakan dalam jumlah cukup sesuai dengan kebutuhan. Pola makan sehari-hari yang seimbang dan aman, maka berguna untuk mencapai dan mempertahankan status gizi dan kesehatan yang optimal.

Pengertian Pola Makan Menurut Para Ahli

Khumaidi (1994)

Menurut Khumaidi, Pengertian pola makan adalah cara-cara individu dan kelompok individu memilih, mengkonsumsi dan menggunakan makanan-makanan yang tersedia, yang didasarkan kepada faktor-faktor sosial dan budaya dimana individu hidup.

Santoso dan Ranti (2004)

Menurut Santoso dan Ranti, Pengertian pola makan adalah cara yang ditempuh seseorang atau sekelompok untuk memilih makanan dan mengkonsumsi setiap hari yang diperoleh melalui suatu pendataan setiap hari yang disebut serve diet.

Siswanti (2007)

Menurut Siswanti, Pengertian pola makan adalah mengkonsumsi makanan yang beragam, konsumsi makanan yang memenuhi kebutuhan energi, konsumsi karbohidrat setengah dari kebutuhan energi, konsumsi lemak maksimal seperempat dari kebutuhan energi, konsumsi makanan yang mengandung zat besi, biasakan sarapan pagi (menjaga frekuensi makan), hindari minuman beralkohol, konsumsi makanan yang aman dan membaca label pada makanan yang dikemas.

Notoatmodjo (2007)

Menurut Notoatmodjo, Pengertian pola adalah respon seseorang terhadap makanan sebagai kebutuhan vital bagi kehidupan. Perilaku ini meliputi pengetahuan, persepsi, sikap, dan praktik terhadap makanan serta unsur-unsur yang terkandung di dalamnya (zat gizi), pengolahan makanan dan sebagainya.

Depkes RI (2009)

Menurut Depkes RI, Pengertian pola makan adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan jenis makanan dengan gambaran informasi meliputi mempertahankan kesehatan, status nutrisi, mencegah atau membantu kesembuhan penyakit.

Sulistyoningsih (2011)

Menurut Sulistyoningsih, Pengertian pola makan adalah karakteristik dari kegiatan yang berulang kali makan individu atau setiap orang makan dalam memenuhi kebutuhan makanan.

Komponen Pola Makan

Menurut Sulistyoningsih (2011), ada 3 komponen pola makan diantaranya yaitu:

  • Jenis makan, yaitu sejenis makanan pokok yang dimakan setiap hari terdiri dari makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayuran dan buah yang dikonsumsi setiap hari. Makanan pokok adalah sumber makanan utama di negara indonesia yang dikonsumsi setiap orang atau sekelompok masyarakat yang terdiri dari beras, jagung, sagu, umbi-umbian, dan tepung.
  • Frekuensi makan, yaitu beberapa kali makan dalam sehari meliputi makan pagi, makan siang, makan malam dan makan selingan.
  • Jumlah makan, yaitu banyaknya makanan yang dimakan dalam setiap orang atau setiap individu dalam kelompok.

Dimensi Pola Makan

Menurut Elfhag dan Morey (2008), ada tiga dimensi pola makan pada seseorang, diantaranya yaitu:

  • External eating, yaitu menanggapi rangsangan yang berhubungan dengan makanan dari segi bau, rasa, dan penampilan makanan tanpa keadaan internal lapar dan kenyang.
  • Emotional eating, yaitu mengacu pada makan dalam hal menanggapi emosi negatif seperti rasa takut, cemas, marah, dan sebagainya dalam rangka menghilangkan stres sementara mengabaikan sinyal fisiologis internal kelaparan.
  • Restrained eating, yaitu tingkat pembatasan makanan secara sadar atau kognitif (mencoba untuk menahan diri dari makan dalam rangka untuk menurunkan atau mempertahankan berat badan tertentu).

Pengaturan Pola Makan Sehat

Menurut Almatsier (2009), berdasarkan fungsinya ada tiga kelompok bahan makanan sehat, diantaranya yaitu:

  • Sumber energi/tenaga, ini berfungsi untuk bekerja, belajar dan lainnya. Bahan makanan sumber zat tenaga diantaranya padi-padian, tepung-tepungan, sagu, pisang dan sebagainya.
  • Sumber zat pembangun, ini berfungsi untuk pertumbuhan dan mengganti jaringan tubuh yang rusak. Bahan makanan sumber zat pembangun diantaranya ikan, ayam, telur, daging, susu, kacang-kacangan dan hasil olahannya, seperti tempe, tahu, dan oncom.
  • Sumber zat pengatur, ini berfungsi untuk melindungi tubuh dari penyakit. Bahan makanan sumber zat pengatur yaitu semua jenis sayur-sayuran dan buah-buahan, yang mengandung berbagai macam vitamin dan mineral.

Menurut Irianto (2007), pola makan yang sehat yaitu:

  • Cukup Kuantitas. Maksudnya, banyaknya makanan yang dimakan setiap orang tergantung pada berat badan, jenis kelamin, usia dan jenis kesibukan orang tersebut. Contohnya, pria olahragawan membutuhkan asupan makanan yang lebih banyak dibanding pria biasa.
  • Cukup Kualitas. Maksudnya, perlu mempertimbangkan kualitas makanan, seperti kadar proporsionalnya, rasa dan penampilannya.
  • Proporsional. Maksudnya, jumlah makanan yang dikonsumsi sesuai dengan proporsi makanan sehat seimbang, yakni karbohidrat 60%, lemak 25%, protein 15%, dan cukup kebutuhan vitamin, air dan mineral.
  • Sehat dan Higienis. Maksudnya, makanan harus steril atau bebas dari kuman penyakit. Salah satu upaya untuk mensterilkan makanan yaitu dengan cara mencuci bersih dan memasak hingga suhu tertentu sebelum dikonsumsi.
  • Makanan segar dan bukan suplemen. Maksudnya, sayur-sayuran dan buah-buahan segar lebih menyehatkan dibanding makanan pabrik, junk food, ataupun fast food.
  • Cara masak jangan berlebihan. Misalnya, sayur yang direbus terlalu lama dengan suhu tinggi justru menyebabkan kehilangan vitamin dan mineral pada sayur tersebut.
  • Teratur dalam penyajian. Penyajian makan tetap teratur setiap hari. Jangan membiasakan makan kapan ingat karena bisa menyebabkan gangguan pencernaan, seperti maag atau buang air tidak lancar.
  • Frekuensi lima kali sehari. Misalnya, tiga kali makan utama dan dua kali makan selingan. Ingat, makanan yang dikonsumsi tetap disesuaikan dengan kapasitas lambung.
  • Minum enam gelas air sehari. Tubuh membutuhkan 2.550 liter air/hari. Kebutuhan air tersebut diperoleh dari makanan sebanyak 100 ml, sisa metabolisme sebanyak 350 ml dan yang berasal dari air minum sebanyak 1.200 liter (6 gelas). Untuk itu, dianjurkan meminum air sebanyak gelas air setara dengan 1.200 liter.

Faktor yang Mempengaruhi Pola Makan

Menurut Dirjen Binkesmas Depkes RI (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi pola makan diantaranya yaitu:

Budaya . Budaya cukup menentukan jenis makanan yang sering dikonsumsi, juga letak geografis mempengaruhi makanan yang diinginkannya. Sebagai contoh, nasi untuk orang Asia dan Orientalis, pasta untuk orang Italia, curry (kari) untuk orang India merupakan makanan pokok. Makanan laut banyak disukai oleh masyarakat sepanjang pesisir Amerika Utara, sedangkan penduduk Amerika bagian Selatan lebih menyukai makanan goreng-gorengan.

Agama/Kepercayaan. Agama/kepercayaan juga mempengaruhi jenis makanan yang dikonsumsi. Sebagai contoh, agama Islam dan Yahudi Orthodoks mengharamkan daging babi. Agama Roma Katolik melarang makan daging setiap hari, dan beberapa aliran agama (Protestan) seperti Adven melarang pemeluknya mengkonsumsi teh, kopi atau alkohol.

Status Sosial Ekonomi . Pilihan seseorang terhadap jenis dan kualitas makanan turut dipengaruhi oleh status sosial dan ekonomi. Sebagai contoh, orang kelas menengah ke bawah atau orang miskin di desa tidak sanggup membeli makanan jadi, daging, buah dan sayuran yang mahal. Pendapatan akan membatasi seseorang untuk mengkonsumsi makanan yang mahal harganya.

Personal Preference. Hal yang disukai dan tidak disukai sangat berpengaruh terhadap kebiasaan makan seseorang. Orang seringkali memulai kebiasaan makannya sejak dari masa kanak-kanak hingga dewasa. Sebagai contoh, ayah tidak suka makan ikan patin begitu pula dengan anak laki-lakinya. Ibu tidak suka makan ayam begitu pula anak perempuannya. Perasaan suka dan tidak suka seseorang terhadap makanan tergantung asosiasinya terhadap makanan tersebut.

Rasa Lapar, Nafsu Makan dan Rasa Kenyang . Rasa lapar merupakan sensasi yang kurang menyenangkan karena berhubungan dengan kekurangan makanan. Sebaliknya, nafsu makan merupakan sensasi yang menyenangkan berupa keinginan seseorang untuk makan. Sedangkan rasa kenyang merupakan perasaan puas karena telah memenuhi keinginannya untuk makan. Pusat pengaturan dan pengontrolan mekanisme lapar, nafsu makan dan rasa kenyang dilakukan oleh sistem saraf pusat, yaitu hipotalamus.

Kesehatan. Kesehatan seseorang berpengaruh besar terhadap kebiasaan makan. Sariawan atau sakit gigi seringkali membuat individu memilih makanan yang lembut, tidak jarang orang yang kesulitan menelan, memilih menahan lapar daripada makan.

Demikian penjelasan tentang Pengertian Pola Makan, Komponen, Dimensi, Pengaturan dan Faktor Yang Mempengaruhi Pola Makan Seseorang Lengkap . Semoga postingan ini bermanfaat.