Pengertian Nemathelminthes : Ciri, Struktur, Sistem Organ, Klasifikasi dan Contoh Nemathelminthes (Cacing Gilik)

Posted on

Nemathelminthes – Dalam biologi, kita mempelajari tentang invertebrata (tidak memiliki tulang belakang), salah satu hewan yang termasuk invertebrata adalah filum Nemathelminthes (cacing benang/cacing gilik). Apa yang dimaksud dengan Nemathelminthes? Agar lebih memahaminya, kali ini kita akan membahas tentang pengertian nemathelminthes, ciri, struktur, sistem organ, klasifikasi kelas dan contoh nemathelminthes secara lengkap.

Baca Juga : Pengertian Mollusca

Pengertian Nemathelminthes

Pengertian nemathelminthes atau aschelminthes adalah filum yang pernah dipakai pada Kerajaan Hewan (Animalia). Pengelompokan ini sekarang tidak digunakan lagi karena polifiletik. Walaupun begitu, pengelompokannya kadang-kadang masih dipakai untuk kemudahan.

Anggota-anggotanya mencakup berbagai cacing yang dikenal sebagai cacing gilig, yaitu hewan dengan tubuh berbentuk silinder memanjang, bahkan sangat panjang sehingga muncul istilah dari bahasa Yunani “Nemathelminthes” yang berarti “cacing berkas”. Tubuhnya tidak beruas-ruas.

Secara bahasa, kata nemathelminthes berasal dari bahasa Yunani “nema” yang berarti benang dan “helminthes’ yang berartu cacing. Nemathelminthes merupakan cacing yang ciri utama berupa bertubuh bulat panjang dan runcing pada kedua ujung tubuhnya. Sebagian besar cacing nemathelminthes hidup sebagai parasif pada tubuh makhluk hidup lain, tetapi ada juga yang hidup bebas. Biasanya ukuran cacing betina lebih besar dari cacing jantan. Banyak nemathelminthes yang berukuran mikroskopis, tetapi ada juga yang panjangnya bisa mencapai 1 m.

Baca Juga : Pengertian Annelida

Ciri-Ciri Nemathelminthes

Nemathelminthes memiliki ciri. tubuh berbentuk bulat panjang sehingga disebut cacing gilik. Tubuhnya halus dan mengilat. Hewan ini hidup di perairan tawar, laut, dan tanah. Selain itu. Nemathelminthes juga ada yang hidup sebagai parasit pada manusia, hewan, dan tumbuhan.

Nemathelminthes termasuk hewan triploblastik, sistem pencemaan makanan berupa mulut, kerongkongan, usus, dan anus. Respirasi secara difusi melalui seluruh permukaan tubuhnya.

Hewan jantan dan betina dapat dibedakan dengan melihai ukuran tubuhnya, cacing betina berukuran lebih besar dibanding cacing jantan. Reproduksinya terjadi secara seksual. Alai kopulasi berupa penial setae yang terletak di dekat lubang anus dan hanya dimiliki cacing jantan.

Lebih singkatnya, ciri-ciri nemathelminthes diantaranya yaitu:

  • Merupakan cacing yang ciri utamanya adalah bertubuh bulat panjang dan runcing pada kedua ujung tubuhnya.
  • Ukuran betina lebih besar daripada individu jantan.
  • Tubuhnya bilateral simetris, tidak bersegmen dan memiliki rongga tubuh semu.
  • Tubuhnya terdiri dari tiga lapisan utama (Tripoblastik)
  • Memiliki sistem pencernaan sempurna, Sistem saraf cincin,
  • Bereproduksi secara seksual, Sistem ekskresi sederhana, tetapi belum memiliki sistem pernapasan (respirasi) dan sistem sirkulasi (peredaran darah).
  • Terbagi kedalam dua kelas, yaitu Nematoda dan Nematophora (Nematomorpha).

Baca juga : Pengertian Echinodermata

Struktur Tubuh Nemathelminthes

Nemathelmintes memiliki tubuh bulat panjang yang meruncing pada kedua ujungnya. Tubuh mereka termasuk ke dalam bilateral simetris (jika dipotong menjadi dua bagian, maka bagian kiri dan kanan sama). Nemathelminthes tubuhnya tidak bersegmen dan kelompok ini sudah memiliki rongga tubuh yang disebut pseudoselomata (rongga tubuh semu).

Tubuhnya terdiri dari tiga lapisan utama (tripoblastik) yaitu lapisan terluar (ektoderm), lapisan tengah (Mesoderm) dan lapisan dalam (Endoderm). Lapisan luar dari tubuh cacing tidak berwarna, licin dan dilindungi oleh kutikula (lapisan bukan sel yang berada di atas lapisan epidermis). Fungsi kutikula yaitu untuk melindungi tubuh dari enzim yang dihasilkan oleh inangnya.

Sistem Organ Nemathelminthes

Sistem Pencernaan Nemathelminthes

Nemathelminthes memiliki sistem pencernaan sempurna. Nemathelminthes memiliki mulut, faring, usus, dan anus. Mulutnya terdapat pada bagian depan (anterior) tubuh, sedangkan anusnya terdapat pada bagian belakang (posterior) tubuh. Makanan akan masuk melalui mulut, menuju faring, melalui proses pencernaan di usus, lalui sari makanan dan nutrisi diedarkan ke seluruh tubuh oleh cairang pada rongga tubuhnya. Sisa-sisa metabolisme akan dikeluarkan melalui anus.

Sistem Saraf Nemathelminthes

Struktur sistem saraf nemathelminthes berupa ganglion cerebral (dua kelompok besar dari kumpulan sel saraf) dan truncus nervosus (berkas saraf kecil longitudinal). Sistem sarafnya terdiri atas cincin saraf yang mengelilingi esofagus. Cincin saraf ini berhubungan dengan 6 saraf anterior dan beberapa saraf posterior. Pada setiap sisi cincin saraf terdapat 6 ganglion saraf.

Baca Juga : Pengertian Porifera

Sistem Reproduksi Nemathelminthes

Biasanya nemathelminthes melakukan reproduksi secara seksual. Mereka termasuk makhluk hidup yang bersifat gonokoris (organ kelamin jantan dan betina terpisah pada individu yang berbeda), artinya setiap individu hanya memiliki satu organ kelamin utama, jantan atau betina. Fertilisasi terjadi di dalam tubuh. Kemudian akan menghasilkan sel telur yang sangat banyak (mencapai ribuan perharinya). Apabila lingkungan tempat telur ini berkembang tidak menguntungkan, maka mereka akan berubah menjadi struktur seperti kista.

Sistem Eksresi Nemathelminthes

Sistem eksresi nemathelminthes terdiri dari 2 saluran tubuh utama yang akan bermuara pada sebuah lubang pada bagian ventral tubuhnya.

Sistem Sirkulasi (peredaran darah) dan Sistem Pernapasan Nemathelminthes

Sistem sirkulasi dan respirasi tidak ditemukan pada nemathelminthes sehingga pertukaran zat seperti oksigen dan karbondioksida terjadi secara difusi (perpindahan zat dari tempat berkonsentrasi tinggi ke tempat yang berkonsentrasi rendah), dan nutrisi disebarkan oleh cairan tubuh.

Klasifikasi Nemathelminthes

Nemathelminthes dibagi menjadi dua kelas, yaitu Nematoda dan Nematomorfa

Kelas Nematoda

Nematoda memiliki kutikula tubuh yang transparar. mempunyai mulut dan lubang ekskresi, alat reproduks pada jantan dengan testis dan betina dengan ovarium. Umur cacing pada umumnya mencapai 10 bulan. Contoh anggota Nematoda, antara lain Ascaris lumbricoides (cacing pern pada manusia), Anguila aceti (cacing cuka), Enterobim vermicularis atau Oxyuris vermicularis (cacing kreim pada manusia), Oxyuris equi (cacing kremi pada kuda. Necator americanus atau Ancylostoma duodenale (cacing tambang pada manusia), Wuchereria bancrofti (cacing yang menyebabkan penyakit elefantiasis pada manusia, Trichinella spiralis (cacing otot pada manusia), Loa lee (cacing mata pada manusia), dan Heterodera radicicote (cacing yang menyebabkan puru/bengkak pada akar tanaman).

Baca Juga : Kelas Arthropoda

Ascaris lumbricoides (cacing perut pada manusia)

Cacing dewasa hidup pada usus halus manusia dengan panjang 20-40 cm, dan diameter 0,5 cm. Telur cacing yang keluar bersama feses akan masuk ke saluran pencernaan! manusia melalui makanan yang tidak higienis. Selanjutnya, telur berkembang menjadi larva yang menembus dinding usus dan mengikuti peredaran darah manusia sampai ke paru-paru, trakea (tenggorokan), faring (kerongkongan) dan kembali ke usus hingga dewasa, kemudian menetaskan telur 200.000/hari.

Cacing betina berukuran lebih besar dibandingkan cacing jantan. Dalam keadaan hidup, tubuhnya berwarna putih seperti susu dengan kutikula transparan bergaris-garis. Pada hewan jantan, dekat lubang anal terdapat tonjolan yang disebut penial setae untuk melakukan perkawinan. Pada cacing betina lubang kelamin terletak di 1/3 panjang tubuh dari ujung anteriornya. Cacing betina lebih lurus, sedangkan cacing jantan melengkung.

Necator americanus = Ancylostoma duodenale (cacing tambang pada manusia)

Cacing tambang parasit dalam usus manusia. Panjang tubuhnya 1-1,5 cm. Mulut di bagian anterior dengan gigi kait dari kitin. Saat menggigit dinding usus penderita, cacing ini mengeluarkan zat antipembekuan darah (zat antikoagulasi) dan darah terus-menerus diisapnya sehingga penderita dapat mengalami anemia. Telur yang keluar bersama feses akan menetas di tempat becek membentuk larva rabditiform (filariform). Larva dapat menembus kulit telapak kaki manusia dan mengikuti peredaran darah sampai ke paru-paru, trakea (tenggorokan), faring (kerongkongan), dan kembali ke usus sampai dewasa. Cacing ini menghasilkan telur 9.000/hari.

Antara cacing jantan dan cacing betina dapat dibedakan dengan mengamati morfologinya. Cacing jantan mempunyai testis, vesika seminalis, kelenjar semen, spikula (atau disebut gubernakulum yang merupakan alat kopulasi), kloaka, dan bursa. Adapun cacing betina memiliki ovarium, uterus, vagina, dan anus. Cacing betina juga memiliki duri ekor yang berguna untuk membantu saat proses perkawinan berlangsung.

Baca Juga : Platyhelminthes (Cacing Pipih)

Enterobius vermicularis

Enterobius vermicularis atau Oxyuris vermicularis adalah cacing kremi pada manu-sia. Cacing kremi hidup dalam usus besar manusia. Panjang cacing betina 9-12 mm, cacing jantan 3-5 mm. Cacing betina akan bertelur pada malam hari di anus sehingga menyebabkan rasa geli (gatal). Apabila digaruk, telur akan menempel pada kuku. Telur yang tertelan melalui makanan dapat menyebabkan autoinfeksi (infeksi yang disebabkan oleh penderita sendiri). Telur menetas di usus halus sampai menjadi cacing dewasa. Apabila akan kawin, cacing menuju ke usus besar. kemudian yang betina akan meletakkan telur di anus penderita sehingga penderita mengalami rasa gatal di anusnya.

Filaria bancrofti (Wuchereria bancrofti)

Cacing Filaria bancrofti menyebabkan penyakit elefantiasis/kaki gajah. Larva cacing pada siang hari akan berada di pembuluh darah besar (aorta) dan pada malam hari akan keluar menuju pembuluh darah tepi (di bawah kulit). Larva Filaria yang berada dalam kelenjar ludah nyamuk Culex sp. akan masuk ke tubuh orang sehat yang digigitnya. Larva masuk dan mengikuti peredaran darah manusia menuju ke kelenjar getah bening sampai dewasa. Cacing yang berkembang biak dengan cepat akan menyumbat saluran getah bening. Bagian tubuh yang tidak mendapat aliran getah bening akan mengalami pembengkakan. Jika pembengkakan terjadi pada kaki disebut penyakit kaki gajah.

Trichinella spiralis (cacing otot pada manusia)

Cacing ini menyebabkan penyakit yang disebut trikinosis. Manusia dapat terserang karena makan daging babi yang mengandung larva cacing yang dimasak tidak matang. Larva tinggal di dalam usus halus hingga dewasa dan bertelur. Telur menetas menjadi larva dan masuk dalam otot lurik untuk membentuk sista.

Baca Juga : Cnidaria

Kelas Nematomorfa

Nematomorfa adalah cacing yang memiliki duri di kepala. Hidup dalam usus Vertebrata dan biasanya melekat pada dinding usus dengan belalai bengkok berkan duri. Cacing ini memiliki alat pencernaan makanaa yang sempurna dan alat reproduksinya terpisah. Nematomorfa memiliki hospes intermedier, yaitu bangsa Crustacea (udang dan Insecta (serangga), misalnya Neoechi norhynchus emydis yang menyerang penyakit kura-kura, dan bulus.

Peranan Nemathelminthes

Pada umumnya Nematoda merugikan karena hidup parasit dan mengakibatkan penyakit pada manusia dan menjadi parasit pada tumbuhan, diantaranya seperti:

Ascaris lumbricoides (cacing usus) dan Enterobius vermicularis (cacing kremi) yang menjadi parasit pada manusia dan menyebabkan penyakit.
Globodera rostochiensis yang menjadi parasit pada tanaman kentang dan tomat dan sebagai vektor virus pada beberapa tanaman pertanian.

Demikian artikel pembahasan tentang pengertian nemathelminthes, ciri, struktur, sistem organ, klasifikasi kelas dan contoh nemathelminthes secara lengkap. Semoga bermanfaat dan jangan lupa ikuti postingan lainnya.