Pengertian Usus Halus : Fungsi, Struktur Bagian, Enzim, Gangguan dan Penyakit Pada Usus Halus

Posted on

Fungsi Usus Halus – Apa pengertian usus halus? Apa fungsi dari usus halus dan usus besar? Bagaimana bentuk usus halus? Bagaimana cara kerja usus halus?

Agar lebih memahaminya, kali ini kita akan membahas tentang pengertian usus halus, fungsi, struktur bagian, enzim, gangguan dan penyakit pada usus halus secara lengkap.

Baca Juga : Fungsi Usus Besar (Kolon)

Pengertian Usus Halus

Usus halus merupakan bagian saluran pencernaan yang disebut juga usus kecil (inrestinum). Letak usus halus berada diantara lambung dan usus besar.

Usus halus tersusun dari tiga bagian utama yakni usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum) dan usus penyerapan (ileum). Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yakni yang berasal dari pankreas dan kantung empedu.

Bentuk usus halus seperti tabung sempit yang berkelok dan memenuhi bagian perut bawah. Ukuran usus halus memiliki diameter sekitar 2 cm atau lebih dengan panjang sekitar 6 meter (pada orang dewasa) sehingga usus halus sering disebut sebagai organ pencernaan terpanjang dalam tubuh manusia.

Fungsi usus halus yang utama adalah melakukan pencernaan secara kimiawi dan penyerapan makanan.

Fungsi Usus Halus

Selain menyerap dan mencerna makanan dari lambung, secara spesifik setiap bagian usus halus memiliki fungsi masing-masing, diantaranya:

  • Usus dua belas jari (Duodenum). Fungsi usus dua belas jari adalah untuk memecah komponen dari lambung menjadi komponen yang lebih kecil sehingga bisa dimanfaatkan tubuh.
  • Usus kosong (jejunum). Fungsi usu kosong adalah untuk mencerna dan menyerap berbagai komponen dalam tubuh khusunya air, karbohidrat, protein, dan vitamin juga komponen yang bersifat lipofilik lainnya.
  • Usus penyerapan (ileum). Fungsi usus penyerapan adalah menyerap garam, vitamin B dan komponen makanan yang tak dapat terserap usus kosong.

Struktur Usus Halus

Struktur usus halus sama seperti organ pencernaan lain seperti lambung. Struktur usus halus tersusun atas empat lapisan dinding usus halus dari luar ke dalam, antara lain:

Lapisan Serosa

Lapisan serosa adalah lapisan paling luar yang terdiri dari pembuluh darah, limfe dan saraf. Lapisan serosa usus halus berupa jaringan ikat yang tertutup oleh peritoneum visceral. Lapisan serosa mempunyai rongga-rongga kecil dimana tempat keluarnya cairan serosa, fungsi cairan serosa sebagai pelumas gerakan otot.

Lapisan Otot

Lapisan otot pada usus halus merupakan lapisan otot polos yang bekerja tanpa disadari. Terdapat 2 jenis serabut otot, yaitu serabut otot longitudinal (memanjang) dan serabut otot sirkuler (melingkar). Kombinasi kontraksi kedua jenis otot ini akan menghasilkan gerakan peristaltik usus yang berfungsi untuk memecah makanan serta membawanya ke organ pencernaan selanjutnya.

Lapisan Submukosa

Lapisan submukosa berupa lapisan jaringan ikat longgar yang terdiri atas pembuluh darah, limfe, saraf dan kelenjar lendir. Pembuluh darah pada lapisan submukosa usus halus berperan penting dalam mendistribusikan makanan yang sudah diserap.

Baca Juga : Fungsi Esofagus

Lapisan Mukosa

Lapisan mukosa usus halus tersusun atas sel epitel sederhana dan jaringan ikat tipis. Lapisan mukosa mempunyai sel goblet yang dapat menghasilkan mukus. Lendir atau mukus merupakan hasil sekresi dari berbafai kelenjar yang berada dalam usus halus yang produksinya dipengaruhi oleh hormon sekretin dan enterokirin ini sering disebut intestinal juice.

Bagian-Bagian Usus Halus

Berikut ini bagian usus halus, antara lain:

Duodenum (Usus Dua Belas Jari)

Usus dua belas jari (duodenum) merupakan bagian awal usus halus yang letaknya berada tepat setelah lambung dan sebelum usus kosong. Panjang duodenum berkisar 25-38 cm (10-14,8 inch) yang menjadikannya sebagai bagian usus halus yang paling pendek dengan pH normal sekitar 9. Bagian usus halus diawali bulbo duodenale dan diakhiri oleh ligamentum treitz.

Pada usus halus terdapat struktur histologis yang disebut kelenjar brunner yang menghasilkan mukus bersifat basa yang berperan membantu penyerapan dan penetralan pH makanan. Duodenum termasuk organ retroperitoneal karena tak semua bagiannya tertutup oleh selaput peritoneum. Saluran pankreas dan empedu terhubung langsung dengan usus halus, fungsi getah pankreas adalah memecah makanan, sedangkan fungsi empedu adalah pemecahan dan pencernaan lemak. Hasil pencernaan lambung yang masuk ke duodenum disebut Chyme. Fungsi duodenum adalah mengolah, menetralkan, memecah dan mencerna chyme itu..

Jejunum (Usus Kosong)

Usus kosong (jejunum) merupakan bagian usus halus yang letaknya berada di tengah. Panjang jejunum sekitar 1-2,5 meter. Kata jejunum berasal dari bahasa inggris modern yakni “Jejune” yang artinya lapar. Jejunum juga diambil dari kata bahasa latin yakni “Jejunus” yang artinya kosong.

Letak usus usus kosong (jejunum) menggantung dan ditahan mesenterium (bagian dari selaput peritoneum), dengan letaknya yang menggantung maka memungkinkan jejunum bergerak selama proses pencernaan berlangsung. Luas permukaan usus kosong sangat besar sehingga terbentuk lipatan. Pada bagian permukaannya terdapat tonjolan menyerupai jari yang disebut vili. Fungsi vili adalah menyerap nutrisi makanan.

Fungsi usus kosong (jejunum) adalah membelah nutrisi, menyerap nutrisi lipofilik dan menyerap air. Perbedaan duodenum dan jejunum dapat dilihat dari berkurangnya kelenjar brunner ketika memasuki jejunum dan jumlah vili yang ada meningkat. Sedangkan penilaian untuk membedakan jejunum dengan ileum secara makroskopis agak sulit dilakukan sebab keduanya memiliki struktur yang hampir sama.

Ileum (Usus Penyerapan)

Usus penyerapan (ileum) merupakan bagian usus halus paling akhir. Panjang usus penyerapan sekitar 2-4 meter dengan pH didalamnya berkisar antar 7-8 (netral atau sedikit basa). Pada usus penyerapan terdapat struktur seperti tonjolan yang disebut vili. Fungsi vili adalah menyerap nutrisi seperti gula, asam amino, asam lemak, gliserol, vitamin dan mineral. Fungsi usus penyerapan (Ileum) adalah menyerap vitamin B (terutama B12), garam empedu, dan makanan yang tak terserap jejunum.

Enzim Yang Dihasilkan Usus Halus

Berikut ini enzim yang dikeluarkan usus halus, antara lain:

Baca Juga : Fungsi Faring

  • Enzim maltase. Fungsi enzim maltase adalah mengubah maltosa menjadi glukosa dan galaktosa.
  • Enzim sukrase. Fungsi enzim sukrase adalah mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.
  • Enzim lipase usus. Fungsi enzim lipase usus adalah mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
  • Enzim erepsin/dipeptidase. Fungsi enzim erepsin/dipeptidase adalah untuk mengubah pepton menjadi asam amino.
  • Enzim disakarase. Fungsi enzim disakarase adalah mengubah disakarida menjadi monosakarida.
  • Enzim enterokinase. Fungsi enzim enterokinase adalah mengubah tripsinogen menjadi tripsin.

Gangguan dan Penyakit Pada Usus Halus

Berikut ini beberapa kelainan dan penyakit yang terjadi pada usus halus, diantaranya:

Tukak Lambung

Tukak lambung merupakan luka yang terjadi pada dinding lambung akibat terkikisnya lapisan lambung. Tukak ini dapat terjadi pada bagian usus halus dan bagian bawah kerongkongan.

Kanker Usus Halus

Kanker usus halus adalah jenis kanker yang terjadi pada usus halus yang menyebabkan terjadinya mutasi pada sel-sel usus halus sehingga sel mengalami pertumbuhan yang tak terkendali dan dapat berubah menjadi tumor ganas.

Baca Juga : Fungsi Laring

Demikian artikel pembahasan tentang pengertian usus halus, fungsi, struktur bagian, enzim, gangguan dan penyakit pada usus halus secara lengkap. Semoga bermanfaat