Sel Darah Putih (Leukosit) : Ciri, Fungsi, Jenis dan Kelainan Sel Darah Putih (Leukosit)

Posted on

Sel Darah Putih (Leukosit) Dalam Tubuh – Apa itu sel darah putih? Apa yang dimaksud dengan sel darah merah dan sel darah putih? Apa ciri ciri leukosit? Bagaimana bentuk sel darah putih? Apa akibatnya jika leukosit tinggi? Apa penyebab kekurangan sel darah putih? Apa akibat kelebihan sel darah putih?

Baca Juga : Sel Darah Merah (Eritrosit)

Agar lebih memahaminya, kali ini kita akan membahas tentang pengertian sel darah putih (leukosit), ciri, fungsi, jenis dan kelainan pada sel darah putih (leukosit) secara lengkap.

Pengertian Sel Darah Putih (Leukosit)

Sel darah putih atau Leukosit adalah sel yang membentuk komponen pada darah. Sel darah putih memiliki inti namun tidak memiliki bentuk yang tetap dan tidak berwarna, jumlah sel darah putih dalam setiap milimeter kubik darah yaitu sekitar 8.000. Tempat pembentukan sel darah putih berada di sumsum merah tulang pipih, limpa dan kelenjar getah bening. Semua sel darah putih memiliki masa hidup sekitar 6-8 hari.

Sel darah putih dapat dibedakan menjadi beberapa seperti limfosit, monosit, neutrofil, eosinofil dan basofil. Umumnya, sel darah putih memiliki ukuran yang lebih besar dari sel darah merah. Bentuk sel darah putih (leukosit) yaitu anmeboid atau tidak beraturan dan berinti sel bulat atau cekung. Jenis sel darah putih yang paling banyak adalah neutrofil yaitu sekitar 65%. Neurofil berfungsi menyerang dan mematikan bakteri penyebab penyakit masuk kedalam tubuh dengan cara menyelumbunginya dan melepaskan zat yang mematikan.

Limfosit berfungsi membentuk antibodi, antibodi merupakan sejenis protein yang berfungsi melawan kuman penyakit, jumlah limfosit dalam sel darah putih sekitar 25%. Jumlah monosit dalam darah putih sekitar 6%. Monosit memiliki fungsi yang sama seperti neutrofil yaitu menyerang dan mematikan bateri. Jumlah eosinofil dalam darah putih sekitar 4%. Eosinofil berfungsi menyerang bakteri, membuang sisa sel yang rusak dan mengatur pelepasan zat kimia pada saat menyerang bakteri. Jumlah Basofil dalam darah putih sekitar 1%. Basofil berfungsi mencegah penggumpalan dalam pembuluh darah. Basofil ini bertanggung jawab memeberikan reaksi alergi dan antigen dengan cara mengeluarkan histamin kimia yang menyebabkan peradangan.

Sel darah putih bersifat fagosit, artinya sel darah putih dapat mematikan kuman penyakit dengan cara memakan kuman tersebut. Untuk menghancurkan kuman penyakit, sel darah putih dapat menembus dinding pembuluh darah. Kemampuan tersebut disebut dengan diapedesis. Peningkatan jumlah sel darah putih yang tidak terkendali atau kelebihan sel darah putih dapat mengakibatkan sel darah putih memakan sel darah merah atau bersifat abnormal. Hal ini terjadi pada penderita kanker darah atau leukimia. Apabila kekurangan sel darah putih, hal tersebut dapat mengakibatkan sistem kekebalan tubuh melemah, kanker darah, tipus, campak, flu dan juga infeksi.

Ciri-Ciri Sel Darah Putih (Leukosit)

Ciri atau karakteristik sel darah putih, diantaranya yaitu:

  • Jumlah sel darah putih yaitu sekitar 6-9 ribu butir/mm³.
  • Sel darah putih tidak berwarna.
  • Memiliki inti sel/ nukleus.
  • Memiliki banyak bentuk atau tidak beraturan.
  • Dapat berubah bentuk.
  • Dapat bertahan hidup sekitar 12-13 hari.
  • Sel darah putih dibuat di dalam sumsum merah tulang pipih, limpa dan kelenjar getah bening.
  • Bergerak secara ameboid (seperti amoeba).
  • Dapat menembus dinding pembuluh darah.

Fungsi Sel Darah Putih (Leukosit)

Fungsi dan peran sel darah putih (leukosit) dalam tubuh yaitu:

  • Menjaga kekebalan tubuh sehingga tidak mudah terserang penyakit.
  • Melindungi tubuh dari serangan mikroorganisme pada jenis sel darah putih granulosit dan monosit.
  • Mengepung darah yang sedang infeksi.
  • Menangkap dan menghancurkan organisme hidup.
  • Menghilangkan benda asing atau bahan lain dalam darah seperti kotoran, serpihan dan lain sebagainya.
  • Memiliki enzim yang dapat memecah protein yang merugikan tubuh dengan menghancurkan dan membuangnya.
  • Menyediakan pertahanan yang cepat dan kuat terhadap penyakit yang menyerang.
  • Sebagai pengangkut zat lemak yang berasal dari dinding usus melalui limpa lalu menuju ke pembuluh darah.
  • Pembentukan antibodi dalam tubuh.

Baca Juga : Sistem Peredaran Darah Pada Manusia

Jenis Sel Darah Putih (Leukosit)

Berikut ini macam-macam jenis sel darah putih (leukosit) dan fungsinya:

Neutrofil

Jenis sel darah putih berjumlah sekitar 65% dan Neutrofil memiliki diameter sekitar 10-12 mikrometer dan Neutrofil ini memiliki 3 inti sel yang berwarna merah kebiruan dan kelompok dari granula. Neutrofil disebut juga dengan leukosit polimorfonuklear, polimorfonuklear memiliki kesamaan dengan neutrofil karena memiliki bentuk sel yang aneh. Neutrofil dapat diketahui dengan melihat butiran yang ada di sitoplasma. Proses kerja Neutrofil dalam membunuh bakteri yaitu dengan memakannya secara langsung, proses tersebut disebut juga dengan fagositosis. Proses tersebut bisa diketahui dan ditemukan pada saat luka bernanah. Neutrofil dapat bertahan hidup 6-10 jam.

Limfosit

Jenis sel darah putih berjumlah 25% dari jumlah keseluruhan sel darah putih dalam darah. Limfosit terbagi atas sel T, sel B dan sel pembunuh alami. Sel T dan sel pembunuh alami berperan dalam menyerangi sel-sel asing dan membuat racun sedangkan sel B berfungsi membuat anti bodi.Sedangkan Sel natural killer bisa membunuh sel tubuh yang tidak menunjukkan sinyal bahwa dia tidak boleh dibunuh karena telah terinfeksi virus atau telah menjadi kanker.Limfosit memiliki 1 nukleus dan tidak motil. Fungsi secara umum limfosit ialah membuat anti bodi dan menjaga kekebalan tubuh.

Monosit

Jenis sel darah putih yang berjumlah sekitar 6%. Monosit ini juga memiliki fungsi sebagai pembersih vakum atau fagositosis seperti neutrofil, Namun monosit dapat hidup lebih lama yaitu sekitar 10-20 jam. Selain itu, monosit ini juga memiliki tugas tambahan yaitu memberikan potongan patogen pada sel T sehingga patogen tersebut dapat dihafal dan dibunuh atau bisa membuat tanggapan antibodi untuk menjaga. Setelah meninggalkan aliran darah dan masuk ke dalam jatingan, monosit disebut dengan makrofag.

Eosinofil

Jenis sel darah putih ini berjumlah 4% dari seluruh jumlah leukosit dalam tubuh yang berfungi memerangi parasit multiseluler dan beberapa infeksi yang terjadi pada hewan vertebrata.

Eosinofil memiliki diameter sekitar 10-12 mikrometer, jumlah eosinofil ini meningkat saat terjadi asma, demam dan alergi yang membuat jangka hidup eosinofil sekitar 8-12 hari. Eosinofil berfungsi dalam melawan parasit multiseluler dan merespon alergi.

Basofil

Jenis sel darah putih yang berjumlah <1% yang mengandung banyak granula sitoplasmik yang berjumlah dua lobus dan bisa bergerak ke jaringan tubuh pada kondisi tertentu. Basofil bagian dari granulosit saat teraktivasi, basofil akan mengeluarkan senyawa seperti kondroitin, histamine, leukotriena, heparin, lisfospolipase, elastase dan beberapa jenis sitokina. Atau dengan kata lain, Basofil memilki tanggung jawab untuk memberi reaksi alergi dan antigen dengan cara mengeluarkan histamin kimia yang dapat menyebabkan peradangan.

Baca Juga : Sistem Gerak Pada Manusia

Gangguan dan Kelainan Pada Sel Darah Putih (Leukosit)

Berikut ini beberapa kelainan yang bisa terjadi pada sel darah putih, diantaranya:

Leukositosis

Kelebihan sel darah putih atau leukositosis adalah kondisi dimana jumlah sel darah putih atau kadar leukosit tinggi yaitu lebih dari 11.000/μL darah (standar leukosit normal 3.500-10.500 μL). Ada banyak hal yang menjadi penyebab leukosit tinggi diantaranya peradangan, infeksi, alergi hingga kanker darah. Gejala leukositosis juga beragam bergantung pada penyebabnya. Bahaya kelebihan sel darah putih bisa jadi tubuh terinfeksi oleh virus atau bakteri yang dapat menyebabkan kondisi lain seperti leukemia atau kanker sel darah putih.

Ada beberapa cara menurunkan sel darah putih yang tinggi, diantaranya:

  • Mengkonsumsi makanan yang sehat dan mengandung vitamin C seperti jus jambu biji merah.
  • Istirahat atau jika perlu lakukan terapi untuk mengurangi rasa cemas dan stres.
  • Meminum antibiotik jika leukositosis disebabkan oleh infeksi bakteri.
  • Meredakan peradangan apabila hal tersebut menyebabkan leukosit tinggi.
  • Mengkonsumsi antihistamin apabila ada reaksi alergi.
  • Untuk penderita leukemia bisa melakukan kemoterapi, terapi radiasi, atau transplantasi stem cell.
  • Apabila pada pengobatan terjadi reaksi yang tak diinginkan atau tak berhasil maka bisa mengganti konsumsi obat-obatan.

Leukopenia

Kekurangan sel darah putih atau leukopenia adalah kondisi dimana jumlah sel darah putih atau leukosit rendah. Penyebab leukosit rendah diantaranya infeksi berat, kelainan bawaan. gangguan autoimun, efek samping obat, malnutrisi, gangguan darah/sumsum tulang, sarkoidosis dan kanker. Gejala atau ciri-ciri kekurangan sel darah putih diantaranya demam tinggi (lebih tinggi dari 38°C), berkeringat, dan panas dingin.

Ada beberapa cara menambah sel darah putih dalam tubuh agar sel darah putih stabil, diantaranya:

  • Mengkonsumsi makanan yang mengandung protein yang cukup, lemak yang baik dan karbohidrat kompleks.
  • Berhenti mengkonsumsi alkohol.
  • Berhenti merokok.
  • Tidur yang cukup dan olahraga teratur.

Selain itu, kelainan dan penyakit pada sel darah putih (leukosit) diantaranya:

  • Neutropenia autoimun, yakni kondisi dimana tubuh memproduksi antibodi untuk menyerang neutrofil. Kondisi ini terjadi pada penyakit Crohn dan rematoid artritis.
  • Neutropenia kongenital berat, yakni kondisi yang merupakan bawaan lahir akibat mutasi genetik. Seringkali, penderitanya mengalami infeksi bakteri berulang.
  • Neutropenia siklik, yakni kondisi yang disebabkan oleh mutasi genetik, namun terjadi dalam siklus 21 hari.
  • Penyakit granulomatosa kronik, yakni gangguan yang menyebabkan neutrofil, monosit dan makrofag tak berfungsi dengan baik yang mengakibatkan infeksi berulang, misalnya pneumonia dan abses.
  • Defisiensi adhesi leukosit, yaitu kelainan genetik langka dimana leukosit tidak bisa bergerak ke tempat infeksi.
  • Limfoma, yaitu kanker darah yang terjadi pada sistem limfatik (kelenjar getah bening). Penyebabnya adalah produksi sel darah putih yang tak terkendali dan berubah menjadi ganas.
  • Leukemia, yaitu jenis kanker darah yang disebabkan karena sel darah putih menjadi ganas dan bertambah banyak di sumsum tulang.
  • Myelodysplastic syndrome (MDS), yaitu kanker darah yang terjadi di sumsum tulang dimana sumsum tulang memproduksi sel darah yang belum matang yang disebut blast.
  • Mieloma multipel (multiple myeloma), yaitu gangguan yang terjadi pada sel plasma. Penyakit ini sering disebut juga leukemia sel plasma (plasma cell leukemia).

Baca Juga : Sistem Pernapasan Pada Manusia

Demikian artikel pembahasan tentang pengertian sel darah putih (leukosit), ciri, fungsi, jenis dan kelainan pada sel darah putih (leukosit) secara lengkap. Semoga bermanfaat