Aturan Membuat Grafik Dan Tabel Dalam Pengukuran

Posted on

Seringkali sebuah grafik sangat membantu kita untuk melihat pola hubungan antara dua variabel yang sedang kita ukur. Dibandingkan dengan mengamati angka-angka dalam sebuah tabel, melihat bagaimana bentuk sebuah grafik adalah lebih mudah. Bayangkan, jika sebuah percobaan dilakukan 100 kali, maka akan terdapat sebanyak 100 pasang data hasil pengukuran yang kita masukkan dalam sebuah tabel, sedangkan ketika dibuat grafiknya, bisa jadi hanya akan terbentuk sebuah garis lurus saja. Inilah mengapa grafik sangat bermanfaat bagi para ilmuwan untuk melihat pola-pola hubungan antar- variabel.

kecapatan-rata-rata-perjalanan-dari-A-ke-C-melalui-B

Ketika melakukan percobaan fisika, biasanya kita ingin mengetahui hubungan antara dua variabel fisika (atau dua besaran). Kita sebut salah satu variabel yang kita ubah-ubah sebagai variabel bebas, sedangkan variabel lainnya yang kita amati sebagai variabel tak bebas.

Perhatikan contoh sederhana berikut. Dalam sebuah percobaan, seorang siswa ingin mengetahui hubungan antara jarak lemparan bola dengan massa bola yang dilempar. Dalam kasus ini, massa bola disebut variable bebas, karena variabel massa bola inilah yang bisa kita ubah-ubah dengan mudah. Variabel jarak lemparan disebut variabel tak bebas, karena nilainya tergantung pada nilai variabel bebas, dalam hal ini massa bola.

Ketika percobaan melempar bola ini dilakukan, variabel yang diubah- ubah adalah massa bola, yaitu dengan cara memakai beberapa bola yang massanya berbeda-beda. Hasil lemparan seorang siswa diukur untuk berbagai massa bola dan dicatat dalam sebuah tabel. Sebagai catatan, akan lebih baik jika yang melemparkan bola bukan manusia, tetapi semacam ketapel besar, karena kekuatan lemparan manusia bisa berubah-ubah. Bentuk tabel hasil pengukuran bisa seperti berikut ini.

Massa Bola (kg)            
Jarak Lemparan (m)            

Setelah data percobaan diperoleh dan dimasukkan dalam data tersebut, cobalah menarik 1 kesimpulan dari angka-angka dalam tabel tersebut. I Tidak mudah bukan? Untuk memudahkannya, sebaiknya data-data tersebut diplot dalam sebuah grafik. Untuk membuat sebuah grafik yang baik, biasanya variabel bebas kita plot pada sumbu-X (sumbu mendatar), sedangkan variabel tak bebas kita plot pada sumbu-Y (sumbu vertikal).

Dari grafik yang diperoleh pada percobaan sederhana di atas, kita dapat lebih mudah melihat bagaimana pengaruh massa bola terhadap jarak lemparan. Atau dengan kata lain, melalui grafik kita bisa lebih mudah membaca pola hubungan antara dua variabel yang sedang kita selidiki.

Aturan dalam Mencatat Data dan Membuat Tabel

  1. Beri nama kolom-kolom tabel dengan besaran-besaran yang diukur disertai dengan satuan-satuannya. Jika diperlukan penyingkatan, gunakan penyingkatan yang umum digunakan.
  2. Cobalah untuk membuat perkiraan yang realistis mengenai tingkat kete- litian suatu data pengukuran. Sebagai contoh, ketika kita mengukur waktu dengan menggunakan stopwatch digital, hasil pengukuran menun-jukkan angka 2,4567 sekon, tetapi kita sadar bahwa waktu reaksi kita bervariasi sekitar 0,1 sekon. Oleh karena itu, akan cukup realistis kalau hasil peng¬ukuran ini kita tulis sebagai 2,5 sekon. Ketika melakukan perhitungan, bulatkan hasil akhir ke jumlah angka penting yang benar.
  3. Jangan menunggu sampai semua data terkumpul, barn kita membuat grafik. Akan lebih baik kalau kita langsung membuat grafik sementara pada waktu melakukan pengukuran. Grafik sementara ini akan sangat bermanfaat, terutama untuk menguji data yang telah kita peroleh, sekali- gus untuk mengecek apakah data-data yang diperoleh mencurigakan atau tidak. Siapa tahu, pengukuran yang kita lakukan dengan teliti temyata salah karena adanya kesalahan pengaturan alat. Dari grafik sementara yang kita buat, kita bisa mengetahui kesalahan ini lebih dini.

Aturan dalam Membuat Grafik

  1. Buatlah grafik dengan ukuran yang cukup besar, minimal separo halaman buku agar bisa menunjukkan pola hubungan dua variabel dengan lebih baik. Grafik yang terlalu kecil akan sulit menunjukkan pola hubungan dua variabel.
  2. Beri nama sumbu-sumbu grafik dengan besaran dan satuan yang sesuai. Biasanya, sumbu mendatar adalah untuk variabel bebas, sedangkan sumbu vertikal adalah untuk variabel tak bebas.
  3. Jika grafik yang diharapkan berupa sebuah garis lurus, gunakan sebuah penggaris untuk mendapatkan garis terbaik. Jangan dipaksakan bahwa garis lurus tersebut harus melalui pusat koordinat. Persamaan garis lurus pada grafik y versus x dapat ditulis sebagai y = mx + b, dengan m = gradien garis, dan b = titik potong garis pada sumbu -y (atau nilai y ketika x = 0).
  4. Untuk grafik yang berupa garis lurus, hitunglah gradien garis lurus dengan cara menghitung rasio ∆y/∆x (∆ dibaca “delta”) pada suatu jangkauan yang cukup lebar. Jangan menggunakan sebuah titik data untuk meng¬hitung gradien, tetapi gunakan titik-titik yang dilalui oleh garis lurus yang diperoleh. Hitunglah gradien garis disertai dengan satuan-satuannya.
  5. Jika satu titik data tidak berada cukup dekat dengan garis lurus yang diperoleh, titik data tersebut harus diperiksa kembali untuk mencari tahu apakah terjadi kesalahan pada saat dilakukan pengukuran, atau memang terjadi suatu pengecualian atau sesuatu lain yang penting pada titik data tersebut (misalnya, titik di mana suatu hukum fisika sudah tidak berlaku lagi). Pengulangan pengukuran pada titik data tersebut perlu dilakukan untuk meyakinkannya.
  6. Jika gradien grafik digunakan untuk menghitung nilai suatu besaran, perhatikan persamaan garis dan satuan-satuan pada sumbu-sumbu koordinatnya. Besaran yang dihitung bisa jadi merapakan kebalikan atau setengah dari gradien grafik. Misalnya, jika kita ingin menghitung nilai a dalam persamaan s = 1/2ah, dan grafik s versus h menunjukkan gradien 1/2a, maka nilai a adalah dua kali gradien garis.
  7. Jika grafik yang diharapkan bukan bempa garis lurus. cara terbaik untuk menguji hubungan dua variabel adalah dengan memanipulasi data secara aljabar sehingga diperoleh grafik garis lurus. Ini disebabkan mata kita lebih bisa diandalkan untuk menunjukkan sebuah garis lurus atau tidak dibandingkan untuk menunjukkan sebuah kurva berupa parabola atau eksponensial. Untuk menguji hubungan x = 1/2at2, di mana x dan t adalah variabel yang diukur, grafik yang kita buat adalah grafik antara x versus t2, bukannya x versus t.

Demikian penjelasan yang bisa kami sampaikan tentang Aturan Membuat Grafik Dan Tabel Dalam Pengukuran. Semoga postingan ini bermanfaat bagi pembaca dan bisa dijadikan sumber literatur untuk mengerjakan tugas. Sampai jumpa pada postingan selanjutnya.


Baca postingan selanjutnya: