Pengertian Feminisme, Sejarah, Ciri, Jenis, Kelebihan dan Kekurangan Feminisme Lengkap

Posted on

Pengertian Feminisme, Sejarah, Ciri, Jenis, Kelebihan dan Kekurangan Feminisme Lengkap – Feminisme adalah suatu gerakan yang menuntut emansipasi atau kesamaan dan keadilan hak dengan pria. Feminisme berasal dari bahasa Latin, femina atau perempuan.

Istilah feminisme  ini mulai digunakan pada tahun 1890-an, ini mengacu pada teori kesetaraan laki-laki dan perempuan serta pergerakan untuk memperoleh hak-hak perempuan. Secara luas pendefinisian feminisme adalah advokasi kesetaraan hak-hak perempuan dalam hal politik, sosial, dan ekonomi. Pelaku feminisme disebut dengan Feminis.

Sejarah Feminisme

Dalam sejarah ada banyak sumber mengenai gerakan perempuan dalam memperjuangkan haknya, namun yang paling sering menjadi rujukan yaitu gerakan yang berkembang pada abad 15-18 Masehi di Eropa. Pergerakan paling awal yang ditemukan yaitu oleh Christine de Pizan yang menulis tentang ketidakadilan yang dialami perempuan. Kemudian pada abad ke 18, pergerakan yang cukup signifikan mulai tumbuh. Dua tokoh utama pergerakan ini yaitu Susan dan Elizabeth. Saat itu mereka telah berhasil memperjuangkan hak politik, yaitu hak untuk memilih bagi perempuan. Kemudian memasuki abad ke 19, dengan dipelopori oleh Lady Mary Wortley Montagu dan Marquis de Condoracet, gerakan ini terus berkembang hingga ke negara-negara penjajahan Eropa, secara bersamaan, gerakan mereka disebut sebagai “Universal Sisterhood”.

Dalam perkembangannya, ada tiga gelombang pergerakan feminisme, diantaranya yaitu:

Gelombang Pertama
Gelombang pertama atau gelombang suara perempuan ini pertama kali dipelopori oleh aktivis sosialis Charles Fourier pada tahun 1837. Pada gelombang ini pergerakan yang awalnya berpusat di Eropa pindah ke Amerika dan berkembang pesat sejak adanya publikasi buku berjudul The Subjection Of Women (1869) karya Joh Stuart Mill. Perjuangan kaum wanita dalam menuntut revolusi sosial dan politik terhadap hak perempuan mulai membuahkan hasil sekitar tahun 1830-1840. Seiring dengan adanya pemberantasan praktek perbudakan, hak-hak kaum perempuan mulai diperhatikan.

Gelombang Kedua
Setelah perang dunia kedua berakhir dengan ditandai dengan lahirnya negara-negara baru setelah mereka terbebas dari penjajahan bangsa eropa, gerakan feminisme mencapai puncaknya. Mereka mulai menyuarakan hak suara perempuan dalam hak suara parlemen. Peningkatan dan semangat kaum perempuan dalam memperjuangkan haknya memuncak pada awal tahun 1970. Tokoh yang sering dikaitkan dengan gerakan feminisme gelombang kedua ini yaitu para feminis Perancis, seperti Helene Cixous dan Julia Kristeva. Tujuan utama gerakan feminisme kedua yaitu untuk menuntut kebebasan bagi wanita yang sering dipandang rendah dan diperlakukan dengan tidak layak.

Gelombang Ketiga
Pada gelombang ketiga, feminis lebih berfokus untuk mendapatkan posisi dalam sistem pemerintahan negaranya. Mereka beranggapan bahwa bidang politik adalah tempat yang harus memiliki perwakilannya agar hak-hak wanita bisa terus dijaga. Hingga sekarang, feminisme masih ada dan aktif dalam mengkampanyekan berbagai isu sosial seperti pornografi, hak reproduksi, kekerasan terhadap perempuan atau hak legal perempuan. Kaum Feminis juga ikut terlibat dalam memperjuangkan gerakan sosial yang serupa seperti gerakan kaum lesbian dan gay.

Ciri-Ciri Feminisme

Adapun ciri-ciri feminisme yaitu:

  • Menyadari adanya perbedaan atau ketidakadilan kedudukan antara laki-laki dan perempuan.
  • Menuntut persamaan hak antara laki-laki dan perempuan.
  • Laki-laki dianggap kaum yang lebih mementingkan dirinya.
  • Gerakannya didominasi oleh wanita.

Klasifikasi Jenis-Jenis Feminisme

Adapun macam-macam jenis feminisme, diantaranya yaitu:

Feminisme Liberal
Merupakan feminisme yang menganut paham liberalisme, yaitu mementingkan kebebasan. Ini menyatakan “semua manusia, laki-laki dan perempuan diciptakan seimbang, serasi dan mestinya tidak terjadi penindasan antara satu dengan lainnya”. Tokoh gerakan feminisme liberal yaitu Mary Wollstonecraft yang menulis buku berjudul “Vindication of Right of Woman”. Dalam bukunya ia menyebutkan bahwa pria dan wanita memiliki nalar yang sama, untuk itu harus terjadi persamaan terhadap perlakuan dan hak keduanya. Dalam sejarahnya, gerakan feminisme liberal lebih memfokuskan terhadap perjuangan kaum perempuan untuk mendapatkan pendidikan yang sama dengan laki-laki.

Feminisme Marxis (Komunis)
Feminisme Marxis muncul karena menganggap bahwa ketertinggalan perempuan disebabkan karena kapitalisme dalam suatu negara. Kapitalisme adalah paham yang menyatakan individu dapat memperkaya dirinya sebanyak mungkin. Kaum Feminisme Marxisme memandang hal tersebut sebagai ketidakadilan bagi perempuan. Mereka beranggapan bahwa laki-laki mengontrol program produksi, sehingga mereka memiliki kedudukan lebih tinggi dalam masyarakat. Karena kedudukannya lebih tinggi, kaum laki-laki sering menindas perempuan yang secara “lebih lemah”. Tujuan utama feminis marxis yaitu menghapuskan sistem kapitalis.

Feminisme Sosialis
Feminisme Sosialis muncul karena kritik terhadap feminisme marxis. Kaum Feminisme Sosialis menganggap bahwa kapitalisme bukanlah pusat dari permasalahan rendahnya kedudukan sosial wanita, alasannya “bahkan sebelum kapitalisme muncul, kedudukan wanita sudah dianggap lebih rendah”. Tujuan utama feminisme sosialis yaitu untuk menghapuskan sistem kepemilikan dalam struktur sosial.

Feminisme Radikal
Paham ini muncul pada pertengahan abad ke-19 yang menawarkan ideologi “Perjuangan Separatisme Perempuan”. Dalam hal ini, mereka menuntut kesamaan kedudukan perempuan dengan laki-laki dalam setiap struktur sosial, contohnya dalam keluarga. Feminisme radikal ini lebih berfokus memperjuang hak perempuan dalam aspek biologis. Namun dalam perkembangannya feminisme ini menjadi ekstrim, mereka mulai memusatkan perhatian hanya pada perempuan. Laki-laki dianggap tidak memberikan kontribusi positif, mulai muncul anggapan bahwa perempuan harusnya bisa melakukan apapun sesuai kehendak mereka.

Feminisme Anarkis
Feminisme anarkis merupakan salah satu paham feminisme ekstrim. Mereka menganggap bahwa negara dan laki-laki adalah pusat segala permasalah yang dialami kaum perempuan. Untuk itu tujuan feminisme anarkis yaitu untuk menghancurkan negara dan kaum lelaki serta mewujudkan mimpi agar perempuan memegang kekuasaan tertinggi dalam struktur sosial.

Feminisme PostModern
Feminisme postmodern merupakan gerakan feminisme yang anti dengan sesuatu dengan sifat absolut dan anti dengan otoritas. Tokoh feminisme postmodern menghindari adanya suatu kesatuan yang membatasi perbedaan. Artinya, kaum feminis boleh menjadi apapun yang mereka inginkan, dan tidak ada rumus “feminis yang baik”. Walaupun begitu, kaum feminisme postmodern memiliki tema atau orientasi dalam pergerakakannya. Mereka menyebutkan bahwa seksualitas dikonstruksikan (dibangun) oleh bahasa. Kehidupan manusia terbentuk karena bahasa, maka lewat bahasa pula ketidakadilan terhadap perempuan dapat diatasi. Bahasa yang dimaksud disini yaitu argumen, opini, tulisan dan lain-lain.

Kelebihan dan Kekurangan Feminisme

Kelebihan  Feminisme
Adapun kelebihan feminisme diantaranya yaitu:

  • Memiliki semangat juang yang tinggi dan pantang menyerah.
  • Sangat peka terhadap ketidakadilan.
  • Kelompoknya memiliki kesatuan yang kuat dan sangat setia.

Kekurangan Feminisme
Adapun kekurangan feminisme diantaranya yaitu:

  • Terkesan egois karena hanya memandang sesuatu dengan menguraikan ketidakadilan yang dimilikinya.
  • Dalam perkembangannya cenderung memandang rendah kaum lelaki.
  • Bertentangan dengan banyak agama.

Demikian artikel tentang “Pengertian Feminisme, Sejarah, Ciri, Jenis, Kelebihan dan Kekurangan Feminisme Lengkap“, semoga bermanfaat dan jangan lupa ikuti postingan kami berikutnya.