Pengertian Manajemen Laba, Tujuan, Motivasi, Pola dan Teknik Manajemen Laba Menurut Para Ahli Lengkap

Posted on

Pengertian Manajemen Laba, Tujuan, Motivasi, Pola dan Teknik Manajemen Laba Menurut Para Ahli Lengkap – Manajemen Laba (Earning Management) adalah suatu intervensi dengan tujuan tertentu dalam proses pelaporan keuangan eksternal, untuk memperoleh beberapa keuntungan privat sebagai lawan untuk memudahkan operasi yang netral proses tersebut.

Pengertian Manajemen Laba Menurut Para Ahli

Schipper (1989)

Menurut Schipper dalam buku Rahmawati dkk (2006), Manajemen Laba adalah suatu intervensi dengan tujuan tertentu dalam proses pelaporan keuangan eksternal, untuk memperoleh beberapa keuntungan privat (sebagai lawan untuk memudahkan operasi yang netral dari proses tersebut).

Asih dan Gudono (2000)

Menurut Asih dan Gudono, Manajemen Laba adalah suatu proses yang dilakukan dengan sengaja dalam batasan General Addopted Accounting Principles atau GAAP untuk mengarahkan tingkatan laba yang dilaporkan.

Fischer dan Rozenzwig (1995)

Menurut Fischer dan Rozenzwig, Manajemen laba adalah tindakan manajer yang menaikkan (menurunkan) laba yang dilaporkan dari unit yang menjadi tanggung jawabnya namun tidak mempunyai hubungan dengan kenaikan atau penurunan profitabilitas perusahaan dalam jangka panjang.

Healy dan Wallen (1999)

Menurut Healy dan Wallen, manajemen laba terjadi ketika manajer menggunakan judgement dalam laporan keuangan dan penyusunan transaksi untuk mengubah laporan keuangan, sehingga mempengaruhi hasil yang berhubungan dengan kontrak yang tergantung pada angka akuntansi.

Widyaningdyah (2001)

Menurut Widyaningdyah, pengertian manajemen laba yaitu:

  • Dalam arti sempit, Manajemen laba (Earning management) berkaitan dengan pemilihan metode akuntansi. Manajemen laba adalah perilaku manager untuk bermain dengan komponen discretionary accruals dalam penentuan laba.
  • Dalam arti luas, Earning management adalah tindakan manajer untu meningkatkan/mengurangi laba yang dilaporkan saat ini atas unit yang menjadi tanggung jawab manaher tanpa mengakibatkan peningkatan/penurunan profitabilitas ekonomis jangka panjang unit tersebut.

Muetia (2004)

Menurut Muetia, Manajemen laba (Earning management) adalah usaha pihak manajer yang disengja untuk memanipulasi laporan keuangan dalam batasan yang dibolehkan oleh prinsip akuntansi dengan tujuan memberikan informasi yang menyesatkan para pengguna laporan keuangan untuk kepentingan pihak manajer.

Copeland (1968:10)

Menurut Copeland dalam Utami (2005), Manajemen laba mencakup usaha manajemen untuk memaksimumkan atau meminimumkan laba termasuk perataan laba sesuai dengan keinginan manajer.

Setiawati dan Na’im (2000)

Menurut Setiawati dan Na’im dalam Rahmawati dkk (2006), Manajemen Laba adalah campur tangan dalam proses pelaporan keuangan eksternal dengan tujuan menguntungkan diri sendiri. Manajemen laba merupakan salah satu faktor yang dapat mengurangi kredibilitas laporan keuangan, manajemen laba menambah bias dalam laporan keuangan dan dapat mengganggu pemakai laporan keuangan yang mempercayai angka laba hasil rekayasa tersebut sebagai angka laba tanpa rekayasa.

Tujuan dan Motivasi Manajemen Laba

Menurut Scout (2003), tujuan dan motivasi laba yaitu:

a. Bonus Purposes (Tujuan Bonus)
Manajer yang memiliki informasi atas laba bersih perusahaan akan bertindak secara oportunistik untuk melakukan manajemen laba dengan memaksimalkan laba saat ini.

b. Taxation Motivation (Motivasi Perpajakan)
Motivasi penghematan pajak menjadi motivasi manajemen laba yang nyata. Berbagai metode akuntansi digunakan dengan tujuan untuk penghematan pajak pendapatan perusahaan.

c. Pergantian CEO
CEO yang mendekati masa pensiun akan cenderung menaikkan pendapatan untuk meningkatkan bonus manajemen dan apabila kinerja perusahaan buruk, mereka akan memaksimalkan pendapatan agar tidak diberhentikan.

d. Initial Public Offering (IPO) atau Penawaran Saham Perdana
Perusahaan yang akan go public belum memiliki nilai pasar dan menyebabkan manajer perusahaan yang akan go public tersebut melakukan manajemen laba dengan harapan bisa menaikkan harga saham perusahaan.

Pola Manajemen Laba

Menurut Scott (2003:383), terdapat beberapa pola atau bentuk pelaksanaan manajemen laba diantaranya yaitu:

a. Taking A Bath
Dalam pola ini, manajemen harus menghapus beberapa aktiva dan membebankan perkiraan biaya yang akan datang pada laporan saat ini. Selain itu, Manajemen juga harus melakukan clear the desk, sehingga laba yang dilaporkan pada periode yang akan datang meningkat.

b. Income Minimization
Pola ini dilakukan saat profitabilitas perusahaan sangat tinggi agar tidak mendapat perhatian secara politis. Tindakan yang dilakukan yaitu berupa penghapusan pada barang modal dan aktiva tak berwujud, biaya iklan, serta pengeluaran untuk penelitian dan pengembangan.

c. Income maximization
Teknik ini dilakukan dengan cara memaksimalkan laba, tujuannya yaitu untuk memperoleh bonus yang lebih besar. Tindakan ini juga dapat dilakukan untuk menghindari pelanggaran atas kontrak hutang jangka panjang (debt covenant).

d. Income smoothing
Teknik ini dilakukan dengan cara melaporkan trend pertumbuhan laba yang stabil, dibanding perubahan laba yang meningkat atau menurun secara drastis.

e. Timing Revenue dan Expenses Recognation
Teknik ini dilakukan dengan cara membuat kebijakan yang berkaitan dengan timing suatu transaksi, contohnya seperti pengakuan premature atas pendapatan.

Teknik Manajemen Laba

Menurut Na’im dan Setiawani (2000), teknik atau cara melakukan manajemen laba antara lain:

a. Cara Pertama yaitu memanfaatkan peluang untuk membuat estimasi akuntansi. Manajemen melakukan perkiraan pada estimasi akuntansi seperti estimasi tingkat piutang tak tertagih, estimasi kurun waktu depresiasi aktiva tetap atau amortisasi aktiva tak berwujud, estimasi biaya garansi.

b. Cara kedua yaitu mengubah metode akuntansi. Manajemen melakukan perubahan pada metode akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi. Misalnya seperti mengubah metode depresiasi aktiva tetap dari metode depresiasi angka tahun ke metode depresiasi garis lurus.

c. Cara ketiga yaitu menggeser periode biaya atau pendapatan, misalnya seperti mempercepat atau menunda pengeluaran untuk penelitian dan pengembangan hingga periode akuntansi berikutnya dan lain sebagainya.

Faktor Pendorong Manajemen Laba

Menurut Watt dan Zimmerman (1986), dalam Positif Accounting Theory ada 3 faktor pendorong yang melatarbelakangi manajemen laba, diantaranya yaitu

a. Bonus Plan Hypothesis
Manajemen akan memilih metode akuntansi yang memaksimalkan utilitasnya yakni bonus yang tinggi. Manajemen perusahaan memberikan bonus besar berdasarkan laba lebih banyak mengunakan metode akuntansi yang meningkatkan laba yang dilaporkan.

b. Debt Covenant Hypothesis
Manajemen yang melakukan pelanggaran perjanjian kredit cenderung memilih metode yang dapat meningkatkan laba. Hal tersebut bertujuan untuk menjaga reputasi dalam pandangan pihak eksternal.

c. Political Cost Hypothesis
Semakin besar perusahaan maka semakin besar pula kemungkinan perusahaan untuk memilih metode akuntansi yang menurunkan laba. Karena jika menggunakan laba yang tinggi, maka pemerintah akan mengambil tindakan seperti menaikan pajak pendapatan perusahaan, mengenakan peraturan antitrust dan lain sebagainya.

Demikian artikel tentang”Pengertian Manajemen Laba, Tujuan, Motivasi, Pola dan Teknik Manajemen Laba Menurut Para Ahli Lengkap“, semoga bermanfaat.