Pengertian , Proses Oogenesis dan Hormon yang Mempengaruhi Oogenesis Terlengkap

Posted on

Penjelasan Terlengkap Mengenai Pengertian, Proses Oogenesis dan Hormon yang Mempengaruhi Oogenesis  

Setelah kita membahas mengenai spermatogenesis pada postingan sebelumnya, kali ini kita akan membahas tentang Oogenesis. Jika spermatogenesis merupakan pembentukan sel pada jantan, maka Oogenesis merupakan pembentukan sel telur pada betina. Spermatogenesis dan oogenesis merupakan dua bagian yang disebut dengan Gametogenesis yaitu pembentukan gamet atau sel kelamin.

Untuk mengetahui lebih lanjut baca : Gamestogenesis dan Spermatogenesis.

Berikut ini, PelajaranSekolahOnline akan membahas secara lengkap mengenai Oogenesis, simak ulasan berikut ini.

Pengertian Oogenesis

Oogenesis merupakan proses pembentukan sel telur pada sistem reproduksi wanita. Proses pembentukan sel telur ini terjadi di ovarium. Selama Oogenesis, Oogonium atau telur ibu sel diploid mengalami peningkatan ukutan dan akan berubah menjadi oosit primer diploid.

Oogenesis terjadi pada semua jenis spesies dengan reproduksi generatif dan mencakup semua tahap belum matang sel telur. Proses pematangan sel telus melewati lima tahap pada mamalia yaitu proses Oogonium, oosit primer, oosit sekunder, ootid, dan ovum.

Sebagian dari spesies yang mengalami reproduksi seksual, ovum atau sel telur hanya mengandung setengah materi genetik dari individu dewasa. Hal tersebut terjadi karena reproduksi akan terjadi ketika gamet jantan membuahi sel telur. Sperma juga berisi setengah bahan genetik dari individu matang, sehingga embrio yang dibentuk oleh fertilasi akan berisi set lengkap materi genetik, setengah dari sel telur dan setengah dari sperma.

Proses atau Tahap Oogenesis

proses oogenesis

  • Oogonium, Oogonium merupakan sel induk yang berasal dari telur yang terdapat didalam sel folikel yang ada dalam ovarium.
  • Oogonium akan mengalami pembelahan mitosis yang berubah menjadi oosit primer yang mempunyai 46 kromosom. Saat itu oosit primer akan melakukan meiosis yang akan menghasilkan dua sel anak yang memiliki ukuran yang sama.
  • Sel anak yang lebih besar merupakan oosit sekunder yang bersifat haploid. Oosit sekunder memiliki ukuran yang lebih besar dari ukuran oosit primer, karena oosit sekunder memiliki banyak sitoplasma.
  • Proses selanjutnya sel anak yang lebih kecil disebut badan polar pertama yang kemudian akan membelah diri lagi.
  • Lalu Oosit sekunder akan meninggalkan tuba ovarium untuk menuju ke tuba fallopi. Jika oosit sekunder dibuahi oleh sel sperma maka akan terjadi proses pembelahan meiosis yang kedua. Begitu pula dengan badan polar pertama yang akan membelah 2 badan polar kedua, proses tersebut nantinya akan mengalami degenerasi. Namun jika tidak terjadi fertilasi maka akan cepat terjadi menstruasi dan siklus oogenesisi di ulang kembali.
  • Pada saat pembelahan meiosis kedua, oosit sekunder akan berubah sifat menjadi haploid yang memiliki kromosom 23 atau yang disebut dengan ootid. Ketika saat ovum dan inti nukleus sudah siap melebur menjadi satu maka pada saat itu akan mencapai perkembangan final menjadi sel telur yang matang. Peristiwa pengeluaran sel telur dikenal dengan ovulasi.
  • Pada setiap ovulasi hanya memiliki satu sel telur yang matang sehingga dapat hidu[ 24 jam. Jika sel telur yang matang tidak dibuahi, maka sel telur akan mati dan akan luruh bersama dinding rahim pada saat awal menstruasi.

Hormon Pada Proses Oogenesis

Hormon yang mempengaruhi proses oogenesis yaitu :

  • Hormon FSH ( Follicle Stimulating Hormone ), berfungsi sebagai perangsang pertumbuhan pada sel-sel folikel.
  • Hormon LH ( Luteinizing Hormone ), berfungsi sebagai perangsang terjadinya ovulasi, yaitu proses pengeluaran sel telur.
  • Hormon Estrogen, berfungsi menimbulkan sifat kelamin sekunder.
  • Hormon Progesteron, berfungsi untuk menebalkan dinding endometrium.

Penjelasan diatas merupakan penjelasan mengenai Pengertian , Proses Proses Oogenesis dan Hormon Oogenesis .  Semoga penjelasan diatas bermanfaat bagi para pembaca. Baca artikel lainnya.