Pengertian Keterlibatan Kerja, Karakteristik, Dimensi dan Aspek Keterlibatan Kerja Lengkap

Posted on

Pengertian Keterlibatan Kerja, Karakteristik, Dimensi dan Aspek Keterlibatan Kerja Lengkap – Keterlibatan Kerja (Job Involvement) adalah suatu bentuk komitmen seorang karyawan dalam melibatkan peran dan keperdulian terhadap pekerjaan baik secara fisik, pengetahuan dan emosional sehingga menganggap pekerjaan yang dilakukannya sangat penting dan memiliki keyakinan yang kuat untuk menyelesaikannya.

Apabila seorang karyawan terlibat sepenuhnya dengan pekerjaan akan mengakibatkan pencapain sasaran dan tujuan organisasi. Secara psikologis akan menimbulkan rasa sukses yang akan menaikkan harga diri karyawan sehingga kondisi ini akan berpengaruh terhadap peningkatan performa karyawan.

Pengertian Keterlibatan Kerja Menurut Para Ahli

Kanungo (1982)

Menurut Kanungo, Kterlibatan kerja adalah tingkat sejauh mana karyawan menilai bahwa pekerjaan yang dilakukannya memiliki potensi untuk memuaskan kebutuhannya sebagai hasil dari proses identifikasi psikologis yang dilakukan karyawan terhadap tugas yang bersifat khusus atau pekerjaannya secara umum yang mana proses tersebut bergantung pada sejauh mana kebutuhan baik intrinsik maupun ekstrinsik, dirasa penting.

Robbins (2001)

Menurut Robbins, Keterlibatan kerja adalah derajat dimana orang dikenal dari pekerjaannya, berpartisipasi aktif di dalamnya, dan menganggap prestasinya penting untuk harga diri. Keterlibatan kerja merupakan ukuran sejauh mana seseorang memihak secara psikologis terhadap pekerjaannya dan menganggap kinerjanya sebagai ukuran harga dirinya.

Davis & Newstrom (1994)

Menurut Davis & Newstrom, Keterlibatan kerja adalah keterlibatan mental dan emosional orang-orang dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk memberikan kontribusi kepada tujuan kelompok dan berbagai tanggung jawab pencapaian tujuan itu.

Hiriyappa (2009)

Menurut Hiriyappa, Keterlibatan kerja sebagai tingkat sampai sejauh mana individu mengidentifikasikan dirinya dengan pekerjaannya, secara aktif berpartisipasi di dalamnya, dan menganggap performansi yang dilakukannya penting untuk keberhargaan dirinya.

Umam (2010)

Menurut Umam, Keterlibatan kerja adalah derajat seseorang secara psikologis mengartikan dirinya dengan pekerjaan dan menganggap tingkat kinerjanya sebagai hal penting bagi harga diri.

Lodahl dan Kejner

Menurut Lodahl dan Kejner dalam Cohen (2003), Keterlibatan kerja (Job Involvement) adalah internalisasi nilai-nilai tentang kebaikan pekerjaan atau pentingnya pekerjaan bagi keberhargaan seseorang.

Brown

Menurut Brown dalam Muchinsky (2003), Keterlibatan kerja (Job Involvement) merujuk pada tingkat dimana seseorang secara psikologis memihak kepada organisasinya dan pentingnya pekerjaan bagi gambaran dirinya. Ia menegaskan bahwa seseorang yang memiliki keterlibatan kerja yang tinggi dapat terstimulasi oleh pekerjaannya dan tenggelam dalam pekerjaannya.

Patchen

Menurut Patchen dalam Srivastava (2005), seseorang yang memiliki keterlibatan kerja (Job Involvement) yang tinggi akan menunjukkan perasaan solidaritas yang tinggi terhadap perusahaan dan mempunyai motivasi kerja internal yang tinggi. Individu akan memiliki keterlibatan kerja yang rendah jika ia memiliki motivasi kerja yang rendah dan merasa menyesal dengan pekerjaannya.

Karakteristik Keterlibatan Kerja

Menurut Cohen (2003), ada 2 (dua) karakteristik keterlibatan kerja karyawan yaitu:

Karakteristik karyawan dengan keterlibatan kerja yang tinggi, diantaranya yaitu:

  • Menghabiskan waktu untuk bekerja.
  • Memiliki kepedulian yang tinggi terhadap pekerjaan dan perusahaan.
  • Puas dengan pekerjaannya.
  • Memiliki komitmen yang tinggi terhadap karier, profesi, dan organisasi.
  • Memberikan usaha yang terbaik untuk perusahaan.
  • Tingkat absen dan intensi turnover rendah.
  • Memiliki motivasi yang tinggi.

Karakteristik karyawan dengan keterlibatan kerja yang rendah, diantaranya yaitu:

  • Tidak mau berusaha keras untuk kemajuan perusahaan.
  • Tidak peduli dengan pekerjaan juga perusahaan.
  • Tidak puas dengan pekerjaan.
  • Tidak memiliki komitmen terhadap pekerjaan maupun perusahaan.
  • Tingkat absen dan intensi turnover tinggi.
  • Memiliki motivasi kerja yang rendah.
  • Tingkat pengunduran diri yang tinggi.
  • Merasa kurang bangga dengan pekerjaan dan perusahaan.

Dimensi Keterlibatan Kerja

Menurut Luthans (2006), ada tiga keadaan psikologis yang bisa meningkatkan keterlibatan kerja karyawan, yaitu:

Perasaan berarti
Secara psikologis, perasaan berarti adalah perasaan diterima melalui energi fisik, kognitif, dan emosional. Perasaan berarti adalah merasakan pengalaman bahwa tugas yang sedang dikerjakan berharga, berguna dan/atau bernilai.

Rasa aman
Secara psikologis, rasa aman muncul saat individu mampu menunjukkan atau bekerja tanpa rasa takut atau memiliki konsekuensi negatif terhadap citra diri, status dan/atau karier. Perasaan aman dan percaya dibangun dengan situasi yang telah diperkirakan, konsisten jelas tanpa ancaman.

Perasaan ketersediaan
Secara psikologis, perasaan ketersediaan berarti individu merasa bahwa sumber yang memberikan kecukupan fisik personal, emosional dan kognitif tersedia pada saat yang dibutuhkan.

Menurut Cummings & Worley (2005), terdapat empat dimensi keterlibatan kerja karyawan, diantaranya yaitu:

Power (Kekuasaan)
Ini mencakup pemberian wewenang yang cukup bagi karyawan untuk membuat keputusan yang berkaitan dengan pekerjaan yang meliputi berbagai isu seperti metode kerja, penugasan kerja, hasil prestasi, pelayanan pelanggan dan pemilihan karyawan. Besarnya kekuasaan bervariasi mulai dari sekadar meminta input untuk digunakan manajer dalam membuat keputusan hingga dengan karyawan bisa mengambil keputusan sendiri dalam mengatasi isu tersebut.

Information (Informasi)
Informasi bisa berupa data mengenai hasil operasi, rencana usaha, kondisi persaingan, teknologi baru, metode kerja dan gagasan untuk memperbaiki organisasi. Mempunyai akses yang tepat waktu dengan informasi yang relevan merupakan hal penting untuk membuat keputusan yang efektif. Organisasi bisa mempromosikan keterlibatan karyawan dengan menjamin bahwa informasi yang penting mengalir dengan bebas kepada mereka yang memiliki wewenang untuk mengambil keputusan.

Knowledge and Skills (Pengetahuan dan Keterampilan)
Keterlibatan kerja karyawan bisa meningkatkan efektivitas organisasi tergantung kepada tingkat sejauh mana karyawan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk mengambil keputusan dengan baik. Organisasi bisa memudahkan keterlibatan karyawan dengan melaksanakan program pelatihan dan pengembangan untuk memperbaiki pengetahuan dan keterampilan karyawan. Program tersebut dapat mencakup berbagai keahlian yang berkaitan dengan melakukan tugas, mengambil keputusan pemecahan masalah dan memahami bagaimana operasi bisnis.

Rewards (Penghargaan)
Pada umumnya orang mengerjakan sesuatu untuk memperoleh penghargaan, maka penghargaan bisa berpengaruh kuat terhadap keterlibatan karyawan dalam organisasi. Keterlibatan yang berarti dalam organisasi bisa menjadi penghargaan internal bagi karyawan, karena mereka merasa berharga dan berhasil. Penghargaan eksternal seperti gaji dan promosi dapat menguatkan keterlibatan karyawan apabila penghargaan itu berkaitan langsung dengan kinerja yang dihasilkan dari adanya partisipasi atau keterlibatan dalam pengambilan keputusan.

Aspek-Aspek Keterlibatan Kerja

Menurut Luthans (2006), ada 4 (empat) aspek keterlibatan kerja karyawan diantaranya yaitu:

Pekerjaan adalah minat hidup yang utama
Keterlibatan kerja akan muncul jika pekerjaan dirasakan sebagai sumber utama terhadap harapan individu dan sumber kepuasan dari kebutuhan yang menonjol (salient need) individu. Kebutuhan yang menonjol ini akan menguat jika pekerjaan dipersepsikan mampu memenuhi kebutuhannya sehingga akan membuat individu menghabiskan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk pekerjaannya.

Berpartisipasi aktif dalam pekerjaan
Partisipasi aktif akan terjadi jika seseorang diberikan kesempatan yang seluas-luasnya dalam bekerja seperti kesempatan mengeluarkan ide, membuat keputusan yang berguna untuk kesuksesan perusahaan, kesempatan untuk belajar, mengeluarkan keahlian dan kemampuannya dalam bekerja, sehingga partisipasi aktif ini akan berpengaruh pada hasil kerja dan hasil yang memuaskan akan mempengaruhi rasa berharga pada dirinya.

Menganggap performa sebagai hal yang penting bagi harga dirinya
Usaha kerja yang ditampilkan menggambarkan seberapa jauh seseorang yang terlibat pada pekerjaannya akan menganggap pentingnya pekerjaan tersebut bagi self-esteem atau rasa keberhargaan diri pada diri seseorang. Hal tersebut dapat terlihat dari seberapa sering karyawan memikirkan pekerjaannya yang belum terselesaikan setelah jam kerja selesai, masalah yang belum selesai menjadi pusat konsep diri yang berlaku dalam hati.

Menganggap kinerja konsisten dengan konsep dirinya
Seseorang yang terlibat dalam pekerjaannya akan memiliki konsentrasi terhadap unjuk kerja sehingga mempengaruhi konsistensi seseorang dengan konsep dirinya. Hal tersebut dapat terlihat dari seseorang memiliki prinsip terhadap pekerjaannya, unjuk kerjanya konsisten dengan kemampuan yang dimiliki.

Faktor yang Mempengaruhi Keterlibatan Kerja

Keterlibatan kerja (Job Involvement) dapat dipengaruhi oleh dua variabel, yaitu variabel personal dan variabel situasional.

Variabel Personal
Variabel personal yang bisa mempengaruhi keterlibatan kerja meliputi variabel demografi dan psikologis. Variabel demografi mencakup usia, pendidikan, jenis kelamin, status pernikahan, jabatan, dan senioritas. Sedangkan variabel psikologis mencakup intrinsic/extrinsic need strength, nilai-nilai kerja, locus of control, kepuasan terhadap karakteristik/hasil kerja, usaha kerja, performansi kerja, absensi, dan intensi turnover.

Variabel situasional
Variabel situasional yang dapat mempengaruhi keterlibatan kerja mencakup pekerjaan, organisasi, dan lingkungan sosial budaya. Variabel pekerjaan mencakup karakteristik/hasil kerja, variasi, otonomi, identitas tugas, feedback, level pekerjaan (status formal dalam organisasi), level gaji, kondisi pekerjaan (work condition), job security, supervisi, dan iklim interpersonal.

Demikian penjelasan tentang “Pengertian Keterlibatan Kerja, Karakteristik, Dimensi dan Aspek Keterlibatan Kerja Lengkap” Semoga bermanfaat dan sampai jumpa pada postingan selanjutnya.