Pengertian Brand Equity : Fungsi, Manfaat, Dimensi, Model, Cara Membangun dan Mengukur Brand Equity (Ekuitas Merek)

Posted on

Brand Equity (Ekuitas Merek) Adalah – Apa yang dimaksud dengan ekuitas merek? Apa yang dimaksud dengan brand equity berikan contohnya? Bagaimana cara membangun ekuitas merek? Mengapa ekuitas merek penting bagi perusahaan? Apa yang dimaksud dengan ekuitas merek dan apa manfaatnya bagi perusahaan?

Agar lebih memahaminya, kali ini kita akan membahas tentang pengertian bran equity menurut para ahli, fungsi, manfaat, dimensi, model, cara membangun dan mengukur brand equity (ekuitas merek) secara lengkap.

Baca Juga : Pengertian Branding

Pengertian Brand Equity (Ekuitas Merek)

Ekuitas merek (brand equity) adalah seperangkat aset dan keterpercayaan merek yang terkait dengan merek tertentu, nama atau simbol, yang mampu menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah produk atau jasa, baik bagi pemasar/perusahaan maupun pelanggan.

Pengertian brand equity (ekuitas merek) adalah kekuatan dari suatu merek. Dengan merek yang kuat maka sebuah perusahaan dapat mengelola aset mereka dengan baik, meningkatkan arus kas, meluaskan pangsa pasar, menentukan harga premium, membatasi biaya promosi, peningkatan penjualan, menjaga stabilitas dan meningkatkan keunggulan kompetitif. Menurut persektif konsumen, ekuitas merek adalah sebuah respon atau tanggapan dari konsumen terhadap produk.

Dalam pemasaran, ekuitas merek diartikan sebagai nilai merek itu sendiri yakni nilai saosial dari nama merek terkenal. Pemilik nama merek terkenal bisa menghasilkan lebih banyak keuntungan hanya dari pengenalan merek sebab konsumen menganggap produk merek terkenal lebih baik dibandingkan produk merek yang kurang terkenal.

Brand equity merupakan hal yang merujuk pada premi nilai yang dihasilkan produk dengan brand/nama yang bisa dikenal jika dibandingkam padanan generik.

Definisi brand equity adalah suatu ekuitas merek yang dapat menciptakan nilai barang yang dijual termasuk produk berkualitas dan berkuantitas tinggi. Brand equity atau ekuitas merek dianggap penting karena hal tersebut bisa membantu meningkatkan loyalitas dan nilai pelanggan terhadap perusahaan, dimana semakin kuat ekuitas merek yang dimiliki maka semakin kuat pula merek produk.

Lebih jelasnya, arti ekuitas merek (brand equity) merupakan nilai yang dibawa brand ke perusahaan, hal tersebut mengacu pada emosi dan pengalaman yang dipikirkan konsumen ketika melihat suatu brand. HUbungan brand dan konsumen yang kuat juga akan menciptakan equitas brand yang tinggi.

Pengertian Brand Equity (Ekuitas Merek) Menurut Para Ahli

Tjiptono (2004:36)

Ekuitas Merek adalah serangkaian aset dan kewajiban merek yang terkait dengan sebuah merek, nama, dan simbolnya, yang menambah atau mengurangi nilai yang diberikan sebuah produk atau jasa kepada perusahaan dan atau pelanggan perusahaan tersebut.

Susanto Dan Wijarnako (2004:127)

Ekuitas Merek adalah seperangkat aset dan liabilitas merek yang berhubungan dengan suatu merek, nama dan simbolnya, yang menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh suatu barang atau jasa kepada perusahaan atau pelanggan.

Astuti dan Cahyadi (2007)

Ekuitas merek (brand equity) adalah seperangkat asosiasi dan perilaku yang dimiliki oleh pelanggan merek, anggota saluran distribusi, dan perusahaan yang memungkinkan suatu merek mendapatkan kekuatan, daya tahan, dan keunggulan yang dapat membedakan dengan merek pesaing.

Baca Juga : Brand Awareness (Kesadaran Merek)

Kotler dan Keller (2009:263)

Ekuitas Merek adalah nilai tambah yang diberikan pad aproduk dan jasa. Ekuitas merek dapat tercermin dalam cara konsumen berpikir, merasa dan bertindak dalam hubungannya dengan merek dan juga harga, pangsa pasar dan profitabilitas yang diberikan merek untuk perusahaan.

Supranto dan Limakrisna (2011:132)

Ekuitas Merek adalah nilai yang ditentukan oleh konsumen pada suatu merek di atas dan diluar karakteristik/atribut fungsional dari produk.

Kotler dan Keller (2012)

Ekuitas merek berbasis pelanggan adalah pengaruh differensial yang dimiliki pengetahuan merek atas respon konsumen terhadap pemasaran merek tersebut.

Fungsi Dan Manfaat Ekuitas Merek

Fungsi dan manfaat ekuitas merek menurut Simamora (2003:49), yaitu:

  • Loyalitas memungkinkan adanya pembelian/transaksi berulang atau jika konsumen tersebut adalah commited buyer, tidak hanya terhenti di pembelian ulang, namun konsumen juga bisa menganjurkan atau memberi rekomendasi kepada orang lain.
  • Memungkinkan perusahaan menentukan harga yang lebih tinggi (premium), artinya keuntungan yang lebih tinggi untuk perusahaan.
  • Memberi kredibilitas terhadap produk lain yang memakai merek tersebut.
  • Memungkinkan return yang lebih tinggi
  • Sebagai pembeda relatif dengan pesaing yang jelas bernilai dan berkesinambungan
  • Sangat fokus internal yang jelas
  • Membuat adanya toleransi konsumen pada kesalahan produk atau perusahaan, melalui loyalitas yang tinggi kepada merek tersebut
  • Menjadi faktor yang menarik pegawai yang berkualitas, dan juga mempertahankan pegawai yang loyal
  • Menarik konsumen untuk hanya menggunakan faktor merek dalam mengambil keputusan membeli.

Selain itu, manfaat brand equity bagi bisnis, yaitu:

  • Mendapatkan loyalitas dari konsumen.
  • Produk akan tetap laris walaupun memiliki harga yang tinggi.
  • Meningkatkan customer retention, yaitu upaya memuaskan konsumen sehingga mereka kembali membeli produk terkait.
  • Menguatkan eksistensi perusahaan.

Menurut Durianto et al (2001), peranan ekuitas merek bagi konsumen dan perusahaan yaitu:

Bagi pelanggan/konsumen, ekuitas merek berperan untuk:

  • Membantu konsumen menafsirkan, memproses dan menyimpan informasi yang berkaitan dengan merek tersebut.
  • Memberikan rasa percaya diri konsumen dalam penmgambilan keputusan pembelian.

Sedangkan bagi perusahaan, ekuitas merek berperan untuk:

  • Memperbesar keberhasilan program perusahaan dalam menarik konsumen lama maupun konsumen baru.
  • Mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.
  • Memperkuat loyalitas merek.
  • Memperoleh lebih banyak keuntungan, dimana membantu perusahaan mendapatkan margin yang lebih tinggi dan meetapkan harga premium juga meminimalisir ketergantungan pada promosi.
  • Memperluas merek.
  • Meningkatkan penjualan.
  • Memberi keuntungan kompetitif bagi perusahaan.

Dimensi atau Indikator Brand Equity (Ekuitas Merek)

Dimensi atau indikator ekuitas merek, diantaranya yaitu:

Kesadaran Merek (Brand Awareness)

Kesadaran merek adalah kemampuan konsumen untuk mengenali atau ingat kembali terhadap suatu merek dan menghubungkannya dengan suatu kategori produk tertentu.

Persepsi Kualitas (Percieved Quality)

Persepsi kualitas terhadap merek mengacu pada respon seluruh konsumen kepada kualitas dan keunggulan yang ditawarkan merek.

Baca Juga : Kualitas Produk

Asosiasi Merek (Brand Association)

Asosiasi merek berkaitan dengan berbafai hal yang berkaitan dalam memori pelanggan terhadap suatu merek.

Loyalitas Merek (Brand Loyalty)

Loyalitas merek adalah komitmen yang kuat dalam berlangganan atau melakukan pembelian kembali sebuah merek secara konsisten pada masa yang akan datang.

Menurut Aeker (1996), indikator atau elemen ekuitas merek diantaranya yaitu:

  • Kesadaran merek (brand awareness)
  • Asosiasi merek (brand association)
  • Persepsi kualitas (percieved quality)
  • Loyalitas merek (brand loyalty)
  • Aset lain yang berkaitan dengan merek (other brand-related assets), seperti hak paten dan lain sebagainya.

Model Brand Equity (Ekuitas Merek)

Berikut ini model ekuitas merek, diantaranya:

Model BRANDZ

Model ini dicetuskan oleh konsultan riset pemasaran Millward Brown dan WPP dengan memakai figur Piramid BrandDynamics untuk menggambarkan tingkat keterikatan konsumen terhadap merek. Berdasarkan model BRANDZ ini, pembangunan merek mengikuti langkah-langkah yang berurutan, masing-masing bergantung pada keberhasilan langkah sebelumnya.

Konsumen yang terikat dan memiliki hubungan terkuat menghabiskan lebih banyak dengan merek akan berada di puncak piramid. Akan tetapi pada tingkat yang lebih rendah, konsumen lebih banyak ditemukan sehingga pemasar perlu mengembangkan program dan kegiatan yang membantu konsumen bergerak naik pada tingkatan piramid yang lebih tinggi.

Model AAKER

Model brand equity ini diciptakan oleh David Aaker yang merupakan mantan profesor pemasaran dari UC Barkeley. Ia memandang bahwa ekuitas merek sebagai kesadaran merek (brand awareness), loyalitas merek, dan asosiasi merek yang saling menambah atau mengurangi nilai pada suatu produk/jasa. Manajemen merek dimulai dengan mengembangkan identitas merek.

Model Resonansi Merek

Resonansi diartikan sebagai intensitas/kedalaman ikatan psikologis antara konsumen dan merek, juga tingkat aktivitas yang dihasilkan loyalitas. Model resonansi merek melihar bahwa pembangunan merek sebagai langkah-langkah yang bergerak naik yang mencakup:

  • Memastikan merek teridentifikasi oleh konsumen dan memastikan asosiasi merek berada dalam pikiran konsumen dengan satu kelas produk atau kebutuhan pelanggan tertentu.
  • Memastikan arti merek tertanam secara total dalam pikiran konsumen dengan mengaitkan sejumlah asosiasi merek yang nyata dan tidak nyata secara strategis.
  • Mendapatkan respons yang tepat dari konsumen terkait dengan penilaian dan perasaan mereka.
  • Mengubah respons merek untuk menciptakan hubungan loyalitas yang intens dan aktif diantara konsumen dan merek.

Baca Juga : Pengertian Personal Branding

Cara Membangun dan Mengukur Brand Equity (Ekuitas Merek)

Sebuah ekuitas merek bisa dibangun dengan menciptakan struktur pengetahuan merek yang tepat bagi pelanggan yang tepat pula. Proses tersebut bergantung pada kontak yang terkait dengan merek.

Berikut ini cara membangun brand equity atau ekuitas merek, yaitu:

  1. Buatlah produk yang kuat. Brand tersebut harus memiliki persona dan brand story juga sesuai target pasar agar konsumen lebih mengenal dengan brand yang dibuat.
  2. Melakukan uji coba produk (product testing) ke target pasar.
  3. Melakukan strategi marketing yang efektif.
  4. Meningkatkan customer experience yang mengesankan.

Terdapat 3 (tiga) komponen penggerak ekuitas merek berdasarkan perspektif manajemen pemasaran menurut Philip Kotler (2002:268), diantaranya:

  • Pilihan awal untuk elemen/identitas merek yang membentuk merek seperti nama merek, URL, logo, lambang, karakter, juru bicara, slogan, lagu, kemasan, dan papan iklan.
  • Produk dan jasa juga berbagai kegiatan pemasaran dan program pemasaran pendukung yang menyertainya.
  • Asosiasi lain yang diberikan secara tidak langsung ke merek dengan menghubungkan merek tersebut dengan beberapa entitas lain seperti orang, tempat, atau barang.

Sedangkan, untuk mengukur ekuitas merek digunakan dua pendekatan dasar yaitu pendekatan langsung menilai dampak aktual pengetahuan merek terhadap respon pelanggan diberbagai aspek pemasaran dan pendekatan secara tidak langsung menilai sumber ekuitas merek yang potensial dengan mengidentifikasi dan mencari struktur pengetahuan merek konsumen. Pendekatan-pendekatan ini saling melengkapi dan keduanya bisa diterapkan keduanya.

Contoh Brand Equity

Berikut ini contoh ekuitas merek atau brand equity:

Teh Botol Sosro

Sesuai dengan tagline-nya yaitu “Apapun makanannya, minumnya? Tehbotol Sosro~”, kita dapat menemukan brand ini di berbagai tempat makan. Tanpa disadari, brand ini sudah masuk ke alam bawah sadar kita bahkan brand equity juga berpengaruh terhadap SEO.

Brand ini memiliki brand equity sebesar 62% lebih tinggi dari merek sejenis lainnya. Hal tersebut tentunya terjadi karena adanya peranan kualitas produk Tehbotol Sosro, strategi marketing yang kecang, meratanya distribusi produk , banyaknya varian dan harga yang terjangkau.

Baca Juga : Pengertian Brand Image

Demikian artikel pembahasan tentang pengertian bran equity menurut para ahli, fungsi, manfaat, dimensi, model, cara membangun dan mengukur brand equity (ekuitas merek) secara lengkap Semoga bermanfaat