Pengertian Agresivitas : Bentuk, Aspek dan Cara Mengontrol Perilaku Agresivitas

Posted on

Pengertian Agresivitas – Apa yag dimaksud dengan agresivitas? Agar lebih memahaminya, kali ini kita akan membahas tentang pengertian agresivitas menurut para ahli, bentuk dan cara mengontrol sikap agresivitas secara lengkap.

Baca Juga : Pengertian Agresif

Pengertian Agresivitas

Pengertian agresivitas adalah sebuah perilaku individu berupa serangan yang ditunjukkan untuk menyakiti, melukai, mencelakakan atau tindakan lain yang bersifat merugikan, tidak sopan atau permusuhan baik secara fisik maupun psikologis.

Definisi agresivitas adalah bentuk perilaku yang tidak dapat diterima secara sosial, yang mungkin menyebabkan luka fisik atau psikis kepada orang lain atau merusak benda.

Agresivitas merupakan suatu reaksi terhadap frustrasi atau ketidakmampuan memuaskan kebutuhan psikologis dasar dan bukan naluri.

Agresivitas juga bisa diartikan sebagai tingkah laku yang memiliki maksud untuk melukai dan menyakiti orang lain, baik secara fisik atau verbal sehingga menyebabkan kerugian, kerusakan hingga perilaku anti sosial.

Umumnya, agresivitas memiliki potensi untuk melukai orang lain atau benda yang berupa serangan fisik (memukul, menendang, menggigit), serangan verbal (membentak, menghina) dan melanggar hak orang lain (mengambil dengan paksa).

Agresivitas bisa dilakukan baik fisik atau secara verbal yang dilakukan secara sengaja atau tidak sengaja terhadap individu lain ataupun terhadap objek tertentu dengan maksud untuk melukai, menyakiti ataupun merusak yang mana objek yang dilukai ataupun dirusak tersebut berusaha untuk menghindarinya.

Pengertian Agresivitas Menurut Para Ahli

Coccaro dan Murphy (1990)

Pengertian agresivitas menurut Coccaro dan Murphy adalah sebuah perilaku yang berhubungan, dari mengamuk hingga melakukan tindakan kejahatan, termasuk marah, permusuhan, gampang marah dan impulsif.

Baca Juga : Pengertian Kekerasan

Brigham (1991)

Pengertian agresivitas menurut Brigham adalah tingkah laku yang bertujuan untuk menyakiti orang yang tidak ingin disakiti, baik secara fisik maupun psikologis.

Kiswarawati (1992)

Pengertian agresivitas menurut Kiswarawati adalah tingkah laku individu yang ditunjukkan untuk melukai atau mencelakakan individu yang tidak menginginkan datangnya tingkah laku tersebut.

Dayakisni dan Hudaniah (2006)

Pengertian agresivitas menurut Dayakisni dan Hudaniah adalah suatu serangan yang dilakukan oleh organisme lain, obyek lain, atau bahkan pada dirinya sendiri.

Harding (2006)

Pengertian agresivitas menurut Harding adalah sebuah serangan, tindakan yang merugikan, aktivitas yang tidak sopan, permusuhan atau sikap mental yang dapat merusak.

Atkinson (1987)

Pengertian agresif menurut Atrikson adalah perilaku yang secara sengaja bermaksud melukai orang lain (secara fisik atau verbal) atau menghancurkan harta benda.

Dafidoff (1991)

Pengertian agresif menurut Dafidoff adalah setiap tindakan makhluk yang ditujukan untuk menyerang dan menyakiti makhluk lainnya.

Robert Baron (1995)

Pengertian agresif menurut Robert Baron adalah bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti atau melukai makhluk hidup lain yang sebenarnya tidak mau mendapatkan perlakuan seperti itu.

Myers (1996)

Pengertian perbuatan agresif menurut Myers adalah perilaku fisik atau lisan yang sengaja dengan maksud untuk menyakiti atau merugikan orang lain.

Baca Juga : Pengertian Bullying

Bentuk Agresivitas

Menurut Buss dan Perry (1992), ada 4 jenis agresivitas diantaranya yaitu:

  • Agresi fisik, yaitu agresi yang dilakukan untuk melukai orang lain secara fisik. Hal ini termasuk memukul, menendang, menusuk, membakar, dan sebagainya.
  • Agresi verbal, yaitu agresi yang dilakukan untuk melukai orang lain secara verbal. Jika seorang mengumpat, membentak, berdebat, mengejek, dan sebagainya, orang itu dapat dikatakan sedang melakukan agresi verbal.
  • Kemarahan hanya berupa perasaan dan tidak memiliki tujuan apapun. Contoh seseorang bisa dikatakan marah jika dia sedang merasa frustrasi atau tersinggung.
  • Kebencian, yaitu sikap yang negatif terhadap orang lain karena penilaian sendiri yang negatif. Contohnya seseorang curiga kepada orang lain karena orang lain tersebut baik dan lain sebagainya.

Sedangkan menurut Kiswarawati (1992), agresivitas fisik dan verbal terdiri dari delapan bentuk, yaitu sebagai berikut:

Agresi fisik aktif langsung
Tindakan agresi fisik yang dilakukan individu/kelompok dengan cara berhadapan secara langsung dengan individu/kelompok lain yang menjadi targetnya dan terjadi kontak fisik secara langsung.

Agresi fisik pasif langsung
Tindakan agresi fisik yang dilakukan individu/kelompok dengan cara berhadapan dengan individu/kelompok lain yang menjadi targetnya, namun tidak terjadi kontak fisik secara langsung.

Agresi fisik aktif tidak langsung
Tindakan agresi fisik yang dilakukan individu/kelompok lain dengan cara tidak berhadapan secara langsung dengan individu/kelompok lain yang menjadi targetnya.

Agresi fisik pasif tidak langsung
Tindakan agresi fisik yang dilakukan individu/kelompok dengan cara tidak berhadapan dengan individu/kelompok lain yang menjadi targetnya dan tidak terjadi kontak fisik secara langsung.

Agresi verbal aktif langsung
Tindakan agresi verbal yang dilakukan individu/kelompok dengan cara berhadapan secara langsung dengan individu/kelompok lain.

Agresi verbal pasif langsung
Tindakan agresi verbal yang dilakukan individu/kelompok dengan cara berhadapan dengan individu/kelompok lain tapi tidak terjadi kontak verbal secara langsung.

Baca Juga : Pengertian Diskriminasi

Agresi verbal aktif tidak langsung
Tindakan agresi verbal yang dilakukan individu/kelompok dengan cara tidak berhadapan secara langsung dengan individu/kelompok lain yang menjadi targetnya.

Agresi verbal pasif tidak langsung
Tindakan agresi verbal yang dilakukan individu/kelompok dilakukan dengan cara tidak berhadapan dengan individu/kelompok lain yang menjadi targetnya dan tidak terjadi kontak verbal secara langsung.

Aspek Agresivitas

Menurut Breakwell (1998), aspek-aspek agresivitas diantaranya:

Bentuk Agresivitas (fisik dan verbal)
Pada aspek bentuk agresi mencerminkan perbedaan nyata antara ekspresi kemarahan dalam kata-kata/verbal atau tindakan/fisik. Perlu diperhatikan bahwa kedua bentuk agresi ini bisa digunakan oleh orang yang sama pada waktu-waktu tertentu. Misalnya, ketika marah pada orang yang tidak dikenal maka kita menggunakan ekspresi verbal untuk menunjukkan kemarahan, sedangkan jika marah kepada orang yang sudah dikenal dekat maka menggunakan agresi fisik. Tapi, perlu juga untuk melihat seberapa sering menggunakan kedua jenis agresi itu.

Arah Pelampiasan Agresivitas (langsung dan dialihkan)
Untuk aspek arah pelampiasan agresi mewakili perbedaan yang kurang mencolok antara agresi yang diarahkan pada alasan kemarahan dan agresi yang dialihkan ke objek lain. Misalnya, saat marah kepada teman dekat kemudian melampiaskan amarah dengan merusak benda kesayangannya.

Level Kendali Diri (mengamuk dan tenang)
Untuk aspek level kendali diri mencerminkan level kendali diri yang dimiliki saat sedang marah. Setiap individu memiliki perbedaan dalam mengekspresikan amarah. Misalnya ada orang yang menunjukkan kemarahannya dengan berteriak sambil melempar barang dan ada juga yang tetap tenang dan memilih diam ketika sedang marah.

Arah Agresi (intrapunitif dan ekstrapunitif)
Untuk aspek arah agresi merujuk pada arah agresi ke dalam diri kita atau keluar diri kita. Respon-respon intrapunitif meliputi pengalihan agresi terhadap diri sendiri. Respon ekstrapunitif melibatkan eksternalisasi agresi. Menyalahkan diri sendiri, malu dan rasa bersalah bisa menjadi bentuk-bentuk intrapunitif. Sifat intrapunitif juga dikaitkan dengan berbagai keluhan psikosomatis seperti asma dan sakit maag.

Faktor yang Mempengaruhi Agresivitas

Menurut Baron dan Branscombe (2012), ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi agresivitas, yaitu:

Baca Juga : Pengertian Budi Pekerti

  • Faktor sosial. Agresivitas yang disebabkan oleh faktor sosial, dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya frustrasi (frustration), provokasi langsung (direct provocation) dan kekerasan dalam media (media violence). Seseorang akan frustrasi saat ia tidak mendapatkan, apa yang diinginkan atau seperti yang diharapkannya.
  • Faktor budaya. Agresivitas yang disebabkan oleh faktor budaya, dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya kehormatan pada budaya (cultures of honor), kecemburuan seksual (sexual jealousy) dan peran pada laki-laki (the male gender role).
  • Faktor pribadi. Agresivitas yang disebabkan oleh faktor pribadi, dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya kepribadian (personality), narsis (narcissism) dan perbedaan jenis kelamin (gender differences).
  • Faktor situasi. Agresivitas yang disebabkan oleh faktor situasi dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya suhu (temperature) dan alkohol (alcohol).

Menurut Dayakisni dan Hudaniah (2006), ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi agresivitas pada seseorang, diantaranya yaitu

  • Provokasi. Ini dapat mencetuskan agresi karena provokasi oleh pelaku agresi dilihat sebagai ancaman yang harus dihadapi dengan respon agresif untuk meniadakan bahaya yang diisyaratkan ancaman itu.
  • Deindividuasi. Ini mengarahkan seseorang pada keleluasaan dalam melaksanakan tingkah laku agresi sehingga agresi yang dilakukan lebih intens. Khususnya efek dari penggunaan teknik dan senjata modern yang membuat tindakan agresi sebagai tindakan non-emosional sehingga agresi yang dilakukannya lebih intens.
  • Kekuasaan dan kepatuhan. Peranan kekuasaan sebagai pengarah kemunculan agresi tidak bisa dipisahkan dari salah satu aspek penunjang kekuasaan itu, yaitu kepatuhan. Kepatuhan itu sendiri diduga memiliki pengaruh yang kuat terhadap kecenderungan dan pengaruh agresi yang kuat.
  • Pengaruh obat-obatan terlarang (drug effect). Banyak terjadinya perilaku agresi dikaitkan pada mereka yang mengkonsumsi alkohol. Seseorang yang mengkonsumsi alkohol dalam dosis yang tinggi meningkatkan kemungkinan respon agresi ketika seseorang diprovokasi.

Cara Mengontrol Agresivitas

Menurut Dayakisni dan Hudaniah (2006), agresivitas bisa dikontrol dengan beberapa tindakan diantaranya:

Baca Juga : Pengertian Adab

Katarsis
Pelepasan ketegangan emosional yang mengikuti suatu pengalaman yang kuat. Katarsis mungkin bisa membantu mengurangi mengurangi ketegangan yang berada dalam diri seseorang, karena dalam melakukan katarsis individu akan mengalami perasaan yang lebih baik dan mengurangi kecenderungan untuk melakukan tindakan agresif yang berbahaya.

Sublimasi
Ini merupakan suatu bentuk penyaluran perasaan tegang atau kemarahan yang dapat diterima oleh masyarakat. Penyaluran ini bisa berupa aktivitas olahraga, kesenian maupun aktivitas bisnis yang mengandung persaingan.

Supresi
Individu melakukan penekanan terhadap rasa marah yang dialami. Penekanan ini dilakukan mungkin karena norma masyarakat atau norma keluarganya yang tidak mengijinkan untuk mengekspresikan rasa marah secara terang-terangan.

Demikian artikel pembahasan tentang pengertian agresivitas menurut para ahli, bentuk dan cara mengontrol sikap agresivitas secara lengkap. Semoga bermanfaat dan jangan lupa ikuti postingan lainnya.