Pengertian Kebijakan Dividen, Teori, Jenis dan Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Lengkap

Posted on

Pengertian Kebijakan Dividen (Dividend Policy), Teori, Jenis dan Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Lengkap – Kebijakan dividen (dividend policy) adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi dimasa datang.

Pengertian kebijakan dividen adalah pengambilan keputusan dalam menentukan jumlah laba yang diperoleh perusahaan untuk dibagikan/dibayarkan pada pemegang saha sebagai dividen dan berapa banyak yang harus ditanam kembali (laba ditahan) sebagai pembiayaan investasi di masa datang.

Jika perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen, maka hal itu akan mengurangi laba yang ditahan dan selanjutnya mengurangi total sumber dana intern atau internal financing. Begitu sebaliknya, jika laba yang diperoleh perusahaan digunakan sebagai laba ditahan, maka kemampuan pembentukan dana intern perusahaan akan semakin besar.

Pengertian Kebijakan Dividen Menurut Para Ahli

Sutrisno (2003)

Menurut Sutrisno, pengertian kebijakan dividen adalah kebijakan yang berhubungan dengan pembayaran dividen oleh pihak perusahaan, berupa penentuan besarnya dividen yang akan dibagikan dan besarnya saldo laba yang ditahan untuk kepentingan perusahaan.

Sartono (2008)

Menurut Sartono, pengertian kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi di masa datang.

Sudana (2011)

Menurut Sudana, pengertian kebijakan dividen adalah bagian dari keputusan pembelanjaan perusahaan, khususnya berkaitan dengan pembelanjaan internal perusahaan. Hal ini karena besar kecilnya dividen yang dibagikan akan mempengaruhi besar kecilnya laba yang ditahan.

Riyanto (2011)

Menurut Riyanto, pengertian kebijakan dividen adalah kebijakan yang bersangkutan dengan penentuan pembagian pendapatan (earning) antara pengguna pendapatan untuk dibayarkan kepada para pemegang saham sebagai dividen atau untuk digunakan dalam perusahaan, yang berarti pendapatan tersebut harus ditanam di dalam perusahaan.

Teori Kebijakan Dividen

Menurut Eugene dan Houston (2004), ada beberapa teori kebijakan dividen diantaranya yaitu:

Dividend Irrelevance Theory

Teori ini menyatakan bahwa kebijakan dividen perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan maupun biaya modalnya. Peningkatan pembayaran dividen hanya dimungkinkan jika laba yang diperoleh perusahaan juga meningkat. Keuntungan yang diperoleh atas kenaikan harga saham akibat pembayaran dividen akan diimbangi dengan penurunan harga saham karena adanya penjualan saham baru. Untuk itu, pemegang saham bisa menerima kas dari perusahaan saat ini dalam bentuk pembayaran dividen atau menerimanya dalam bentuk capital gain. Dijelaskan kembali bahwa kemakmuran pemegang saham tidak dipengaruhi oleh kebijakan dividen saat ini maupun di masa datang.

The Bird in Hand Theory

Teori ini menyatakan bahwa investor lebih merasa aman untuk mendapatkan pendapatan berupa dividen dibanding menunggu capital gain. Dividen lebih baik dari saldo laba karena pada akhirnya saldo laba memungkinkan tidak akan pernah terwujud sebagai dividen di masa depan. Biaya ekuitas akan naik jika dividen dikurangi, karena pemegang saham akan membayarkan keuntungan yang lebih tinggi dan pertimbangan risiko dan kepastian akan reinvestasinya. Sebaliknya, biaya ekuitas akan mengalami penurunan seiring dengan peningkatan pembayaran dividen karena investor kurang yakin akan penerimaan dari keuntungan modal yang seharusnya berasal dari saldo laba ditahan dibandingkan dengan penerimaan dividen.

Tax Preferance Theory

Teori ini menyatakan bahwa investor menghendaki perusahaan untuk menahan laba setelah pajak dan digunakan untuk pembiayaan investasi daripada dividen dalam bentuk kas. Untuk itu, sebaiknya perusahaan menentukan dividend payout ratio yang rendah atau bahkan tidak membagikan dividen. Karena dividen cenderung dikenakan pajak yang lebih tinggi daripada capital gain, maka investor akan meminta tingkat keuntungan yang lebih tinggi untuk saham dengan dividen yield yang tinggi.

Jenis-Jenis Kebijakan Dividen

Berdasarkan jumlah pembayaran dividen, kebijakan dividen dibagi menjadi 4 (empat) jenis diantaranya yaitu:

a. Kebijakan yang stabil (stable dividend per share policy), yaitu kebijakan dividen dimana jumlah pembayaran dividen yang sama besar dari tahun ke tahun. Salah satu alasan mengapa sebuah perusahaan mengambil kebijakan ini yaitu untuk menjaga kesan para investor terhadap perusahaan tersebut. Jika perusahaan menerapkan kebijakan yang stabil berarti pendapatan bersih perusahaan tersebut juga stabil dari tahun ke tahun.

b. Kebijakan dividend payout ratio yang tetap (constant dividend payout ratio policy), yaitu kebijakan dividen dimana jumlah dividen akan berubah sesuai dengan jumlah laba bersih, namun rasio dividen dan laba ditahan tetap sama.

c. Kebijakan kompromi (compromise policy), yaitu kebijakan dividen yang terletak antara kebijakan dividen per saham yang stabil dan kebijakan dividen output ratio yang konstan ditambah dengan persentasi tertentu pada tahun-tahun yang mampu menghasilkan laba bersih yang tinggi.

d. Kebijakan dividen residual (residual dividend policy), yaitu kebijakan dividen yang dikeluarkan perusahaan jika sedang menghadapi kesempatan investasi yang tidak stabil sehingga manajemen menghendaki agar dividen hanya dibayarkan saat laba bersih tinggi.

Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen

Menurut Van Horne dan Wachowicz (2009), faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen diantaranya yaitu:

Likuiditas Perusahaan
Likuiditas suatu perusahaan termasuk faktor penting yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan dalam menetapkan besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham. Untuk itu, semakin kuatnya posisi likuiditas perusahaan maka semakin besar kemampuannya untuk membayar dividen. Ini berarti, semakin kuat posisi likuiditas suatu perusahaan terhadap prospek kebutuhan dana di waktu mendatang, maka semakin tinggi rasio pembayaran dividennya.

Tingkat Pertumbuhan Perusahaan
Semakin cepat tingkat pertumbuhan suatu perusahaan, maka semakin besar kebutuhan dana untuk membiayai perusahaan tersebut. Semakin besar kebutuhan dana waktu mendatang untuk membiayai pertumbuhan, perusahaan tersebut biasanya lebih senang untuk menahan pendapatannya daripada dibayarkan sebagai dividen kepada pemegang saham dengan mengingat batasan biayanya. Ini berarti bahwa semakin cepat tingkat pertumbuhan perusahaan maka semakin besar kesempatan untuk memperoleh keuntungan, semakin besar bagian pendapatan yang ditahan dalam perusahaan, maka semakin rendah dividend payout rationya.

Kebutuhan Dana Untuk Membayar Hutang
Jika perusahaan menetapkan bahwa pelunasan utang akan diambilkan dari laba ditahan, maka perusahaan harus menahan sebagian besar dari pendapatannya untuk keperluan tersebut, ini berarti bahwa hanya sebagian kecil dari pendapatan (earnings) yang bisa dibayarkan sebagai dividen, atau dengan kata lain perusahaan harus menetapkan dividend payout ratio yang rendah.

Pengawasan Terhadap Perusahaan Dana Berasal
Ada perusahaan yang hanya membiayai ekspansinya dengan dana yang berasal dari sumber intern saja. Kebijakan tersebut dijalankan atas dasar pertimbangan bahwa jika ekspansinya dibiayai dengan dana yang berasal dari hasil penjualan saham baru akan melemahkan kontrol dari kelompok dominan dalam perusahaan. Begitu pula jika membiayai ekspansi dengan hutang akan memperbesar risiko finansialnya. Mempercatakan pembelanjaan intern dalam rangka usaha mempertahankan kontrol terhadap perusahaan, ini berarti mengurangi dividend payout ratio.

Peluang Ke Pasar Modal
Suatu perusahaan besar dan telah berjalan dengan baik, memiliki catatan profitabilitas dan stabilitas data, maka perusahaan tersebut akan memiliki peluang besar untuk masuk ke pasar modal dan bentuk pembiayaan eksternal lainnya. Namun, perusahaan yang baru atau perusahaan bersifat coba-coba akan lebih banyak risiko bagi penanam modal potensial. Kemampuan perusahaan untuk menaikkan modalnya atau dana pinjaman dari pasar modal akan teratas sehingga perusahaan seperti ini harus menahan lebih banyak laba untuk membiayai operasinya. Jadi, perusahaan yang sudah mapan cenderung memberi tingkat pembayaran yang lebih tinggi daripada perusahaan kecil/baru.

Demikian artikel tentang”Pengertian Kebijakan Dividen, Teori, Jenis dan Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Lengkap“, semoga bermanfaat.